Operator jembatan apung penghubung Bantul-Kulon Progo mendulang ratusan ribu rupiah per hari dari tarif warga yang melintasi jembatan tersebut. Uang tersebut dipergunakan untuk biaya operasional, perawatan hingga listrik penerangan jembatan.
Pantauan detikJogja, Rabu (20/8/2025), tampak satu unit pikap melaju dari arah barat dan tiba-tiba berhenti di dekat bangunan semi permanen yang sedang dalam perbaikan. Selanjutnya, pengemudi pikap membayar Rp 10 ribu kepada penjaga yang berada di bangunan tersebut.
"Jembatan apung ini sudah beroperasi sejak Minggu (17/8) dan sehari rata-rata bisa dapat sekitar Rp 300 ribu," kata penjaga jalan masuk ke jembatan apung Bantul-Kulon Progo, Sugeng saat ditemui detikJogja di Pajangan, Bantul, Rabu (20/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugeng menyebut, dalam sehari rata-rata ada 30-40 kendaraan bermotor yang melintas. Kebanyakan yang melintas adalah motor dengan tarif Rp 2 ribu sekali melintas dan untuk mobil Rp 10 ribu.
"Ini (jembatan apung) semata-mata bukan untuk bisnis, ini untuk mempercepat perjalanan khususnya distribusi pengusaha tahu. Warga juga sangat senang sekali dengan adanya jembatan apung ini," ujarnya.
Terlebih, ada tiga orang yang berjaga di bangunan semi permanen sisi barat jembatan apung. Ketiganya nantinya berjaga secara bergantian selama 24 jam.
"Karena yang menunggu kan 24 jam dengan sistem shift 8 jam dengan tiga orang penjaga," ucapnya.
Menyoal alasan menjaga jembatan apung selama 24 jam, Sugeng menyebut karena perlu pemantauan jembatan. "Kenapa 24 jam? Nanti misal malam dan terjadi peningkatan debit air petugas langsung menutup akses ke jembatan apung," katanya.
Sugeng menerangkan, uang yang terkumpul digunakan untuk perawatan jembatan tersebut.
"Sekali lagi ini bukan pungutan liar. Uangnya untuk perawatan jalan, operasional dan membayar listrik yang dialirkan dari Pajangan untuk penerangan jembatan apung. Sehari-hari kita juga cek kondisi drum, apalagi ke depannya akan dipasang lagi sling baja di tengah jembatan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, sedikitnya tiga pengusaha yang didominasi pengusaha tahu membangun jembatan apung yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulon Progo. Jembatan yang membelah aliran Sungai Progo ini dibuat untuk memotong waktu perjalanan Bantul-Kulon Progo hingga setengah jam meski diberlakukan tarif Rp 2-10 ribu sekali melintas.
Sedangkan biaya yang digunakan untuk membuat jembatan itu sekitar Rp 150 juta yang berasal dari dompet pribadi beberapa warga setempat.
(aku/ahr)
Komentar Terbanyak
UGM Batalkan Sewa Gedung untuk Launching Buku Roy Suryo dkk
Ditolak UGM, Launching Buku Roy Suryo dkk Pindah ke Kafe
Judul Buku Roy Suryo dkk yang Batal Dilaunching di UC UGM: Jokowi's White Paper