- Sejarah Malam Tirakatan 17 Agustus
- Filosofi Malam Tirakatan 17 Agustus
- Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (1) Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (2) Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (3) Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (4) Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (5)
Menyambut peringatan hari ulang tahun (HUT) Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya membuat masyarakat sering kali melakukan berbagai tradisi yang tidak pernah terlewatkan. Termasuk menggelar malam tirakatan 17 Agustus di lingkungan sekitar tempat tinggal. Namun, sebenarnya kapan awal mula malam tirakatan 17 Agustus ini berlangsung?
Sebenarnya istilah tirakatan memiliki makna yang begitu luas. KBBI mendefinisikan tirakatan sebagai melakukan tirakat. Adapun tirakat sendiri berarti menahan hawa nafsu seperti halnya berpuasa atau berpantang. Kemudian tirakat juga berarti mengasingkan diri ke tempat yang sunyi.
Meskipun begitu, malam tirakatan 17 Agustus setiap tahunnya justru digelar dengan suasana yang berbeda. Sering kali malam tirakatan justru menjadi ajang silaturahim bagi para warga yang berkumpul bersama-sama pada malam sebelumnya, yaitu 16 Agustus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inilah yang membuat malam tirakatan 17 Agustus biasanya digelar pada malam hari di tanggal 16 Agustus. Lantas, bagaimana sejarah malam tirakatan 17 Agustus bisa terjadi hingga membuatnya menjadi tradisi yang dilakukan hingga saat ini? Berikut rangkuman informasinya.
Sejarah Malam Tirakatan 17 Agustus
Masyarakat di berbagai wilayah Indonesia sering kali menggelar malam tirakatan di malam sebelum 17 Agustus. Seperti dijelaskan dalam buku '(Bukan) Instastory Receh 2' karya Nurul Khotimah, malam tirakatan 17 Agustus kerap digelar dengan cara yang syahdu. Ini dikarenakan lagu-lagu daerah dan bertemakan perjuangan kemerdekaan menggaung di berbagai wilayah selama momentum tersebut berlangsung.
Tidak sampai di situ saja, malam tirakatan 17 Agustus juga sering kali semakin semara karena ada acara yang begitu meriah digelar oleh masyarakat. Tidak sedikit orang yang berlomba-lomba untuk menggelar acara malam tirakatan 17 Agustus dengan berbagai kegiatan meriah.
Terkait dengan sejarah awal dimulainya malam tirakatan 17 Agustus di Indonesia, belum ada tanggal yang pasti maupun bukti sejarah yang mencatatnya. Sebaliknya, terdapat gambaran singkat tentang tradisi malam tirakatan 17 Agustus yang menjadi bagian dari perayaan HUT RI setiap tahunnya yang berkaitan erat dengan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kraton Jogja.
Dikutip dari laman resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tradisi perayaan HUT RI sudah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Meskipun begitu, belum ada penjelasan yang secara gamblang menguraikan tentang sejarah atau kisah di balik awal mula tradisi perayaan tersebut diselenggarakan.
Senada dengan apa yang disampaikan dalam laman Desa Kagokan, Kabupaten Sukoharjo, secara umum tradisi perayaan HUT RI sudah ada sejak Sri Sultan Hamengkubuwono IX memerintah. Satu di antara tradisi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat sejak saat itu adalah malam tirakatan.
Tidak hanya sekadar menjadi peringatan seremonial yang digelar dengan penuh semarak dan meriah, malam tirakatan 17 Agustus setiap tahunnya juga menyimpan makna yang begitu mendalam. Bahkan ada filosofi tersendiri di balik terselenggaranya tradisi ini setiap tahunnya.
Filosofi Malam Tirakatan 17 Agustus
Masih mengacu dari sumber yang sama, dijelaskan makna malam tirakatan 17 Agustus. Dikatakan malam tirakatan sebenarnya merupakan bentuk dari sarana bagi masyarakat untuk merefleksikan dirinya dalam menyambut Proklamasi Kemerdekaan di tanggal 17 Agustus.
Kemudian, malam tirakatan juga dapat dimaknai sebagai wujud dari rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Berkat perjuangan yang telah dilakukan oleh para pendahulu, maka masyarakat saat ini bisa berkumpul dan hadir dalam malam tirakatan setiap tahunnya.
Selain berkumpul, tidak jarang malam tirakatan juga diwarnai dengan acara doa bersama. Momen inilah yang dapat menjadi sarana bagi masyarakat di masa kini untuk mendoakan mereka yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sementara itu, di dalam penelitian berjudul 'Fungsi Tradisi Malam Tirakatan 17 Agustus (Studi Kasus Pada Masyarakat Kampung Mlatiharjo III, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang) karya Dyajeng Anindya Kusuma Suci, malam tirakatan 17 Agustus juga memiliki makna yang begitu mendalam bagi masyarakat, termasuk di masyarakat Jawa.
Hal tersebut dikarenakan berkat adanya malam tirakatan 17 Agustus, seluruh kalangan masyarakat dapat berkumpul tanpa pandang bulu. Tradisi ini bisa diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat dengan agama, budaya, hingga ekonomi yang berbeda. Namun, di tengah perbedaan tersebut mereka justru berkumpul untuk merenungkan dan memperingati kemerdekaan yang telah diraih oleh para pahlawan di tanggal 17 Agustus.
Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus
Setelah memahami secara lebih dekat tradisi malam tirakatan 17 Agustus, tidak sedikit orang yang mungkin membutuhkan susunan acara. Terlebih lagi bagi para panitia yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya acara malam tirakatan 17 Agustus di tahun ini. Sebagai referensi, berikut beberapa contoh susunan acara malam tirakatan 17 Agustus.
Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (1)
- Pembukaan
- Perkenalan
- Sambutan-sambutan
- Doa bersama
- Pemotongan tumpeng
- Pemutaran video dokumentasi
- Pembagian doorprize
- Penutup
Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (2)
Pembukaan
MC mengucapkan salam dan basmalah.
Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an
Dilanjutkan terjemahannya dan pesan moral dari ayat yang dibacakan.
Doa Tahlil untuk Pahlawan
Dipimpin ustaz/tokoh agama setempat.
Mengirim doa untuk para syuhada dan pahlawan.
Sambutan Ketua Panitia
Menyampaikan ucapan terima kasih kepada donatur dan warga.
Ceramah Kebangsaan
Mengupas makna kemerdekaan dari sudut pandang agama.
Memotivasi generasi muda untuk berkontribusi positif.
Sholawat Bersama / Qasidah
Dimeriahkan oleh grup qasidah remaja masjid.
Mengajak warga bersholawat.
Makan Bersama
Menu khas seperti nasi berkat dibagikan kepada warga.
Penutup
Doa penutup & salam penutup.
Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (3)
- Pembukaan MC menyampaikan salam & susunan acara.
- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
- Doa Bersama
- Sambutan Ketua Panitia
- Sambutan Lurah
- Pembacaan Teks Proklamasi
- Penampilan Seni Warga: tari, musik, atau pembacaan puisi kemerdekaan
- Pembagian Hadiah Lomba
- Pemotongan Tumpeng
- Makan Bersama & Hiburan Musik
- Penutup
Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (4)
Pembukaan
Waktu: 19.00 - 19.05 WIB
MC memulai acara dengan salam pembuka, ucapan selamat datang, dan penyampaian tujuan acara malam tirakatan. MC juga memperkenalkan diri serta membacakan garis besar acara malam ini, sambil mengajak warga untuk ikut berpartisipasi dengan tertib
Contoh ucapan pembukaan:
"Selamat malam, salam sejahtera untuk kita semua. Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena malam ini kita dapat berkumpul dalam suasana penuh rasa syukur untuk memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Malam ini akan kita isi dengan doa, renungan, serta kebersamaan warga sebagai wujud cinta tanah air."
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Waktu: 19.05 - 19.10 WIB
MC mengajak seluruh warga berdiri tegak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dirigen berasal dari perwakilan Karang Taruna, musik pengiring dari rekaman audio. MC mengingatkan agar semua menyanyi dengan penuh semangat dan khidmat
Doa Bersama
Waktu: 19.10 - 19.15 WIB
Dipimpin oleh tokoh agama setempat (bisa bergiliran antar agama sesuai kepercayaan warga). Doa difokuskan untuk:
Arwah para pahlawan bangsa
Keselamatan bangsa Indonesia
Kerukunan dan kesejahteraan warga
MC meminta semua warga menundukkan kepala dengan khidmat selama doa berlangsung
Sambutan Ketua Panitia
Waktu: 19.15 - 19.20 WIB
Ketua panitia menyampaikan:
Ucapan terima kasih atas kehadiran warga
Laporan singkat rangkaian kegiatan 17 Agustus (lomba siang hari, gotong royong, dll.)
Harapan agar kebersamaan ini terus terjaga
Disampaikan singkat, maksimal 5 menit
Sambutan Ketua RT
Waktu: 19.20 - 19.30 WIB
Ketua RT memberikan:
Ucapan selamat HUT RI
Motivasi menjaga persatuan
Ajak warga terlibat dalam kegiatan sosial dan keamanan lingkungan
Disampaikan dengan bahasa sederhana agar semua kalangan memahami
Pembacaan Teks Proklamasi
Waktu: 19.30 - 19.33 WIB
Dibacakan oleh perwakilan pemuda dengan sikap tegap, lantang, dan penuh semangat. Semua warga berdiri saat pembacaan berlangsung
Mengheningkan Cipta
Waktu: 19.33 - 19.35 WIB
Dipimpin oleh Ketua RT atau tokoh masyarakat.
Seluruh warga berdiri, menundukkan kepala, dan mendoakan pahlawan selama 1 menit penuh. Musik latar Gugur Bunga dapat diputar pelan untuk menambah kekhidmatan
Renungan atau Tausiah Kebangsaan
Waktu: 19.35 - 19.50 WIB
Menghadirkan narasumber (tokoh masyarakat/guru/sejarawan lokal) untuk memberikan:
Kisah singkat perjuangan pahlawan
Pesan moral menjaga kemerdekaan
Nilai gotong royong dan nasionalisme di masa kini
Dapat diselingi pembacaan puisi kemerdekaan oleh anak-anak
Hiburan atau Pertunjukan Seni
Waktu: 19.50 - 20.15 WIB
Pentas musik akustik
Tari tradisional
Puisi atau drama singkat bertema perjuangan
Hiburan diatur tetap sopan dan tidak mengurangi suasana kebersamaan
Pemotongan Tumpeng
Waktu: 20.15 - 20.20 WIB
Tumpeng dipotong oleh sesepuh desa atau Ketua RT, lalu potongan pertama diberikan kepada warga tertua atau tokoh yang dihormati. MC menyampaikan bahwa ini simbol rasa syukur dan berbagi rezeki
Makan Bersama
Waktu: 20.20 - 20.50 WIB
Warga menikmati hidangan tumpeng, aneka lauk, dan minuman yang telah disiapkan. Disarankan duduk lesehan agar terasa akrab. Musik pelan dapat diputar untuk menambah suasana hangat
Pembagian Hadiah Lomba
Waktu: 20.50 - 21.10 WIB
Panitia membacakan pemenang lomba 17 Agustus yang diadakan sebelumnya. Hadiah diberikan langsung di panggung kecil atau area depan. Diselingi tepuk tangan meriah
Penutup
Waktu: 21.10 - 21.15 WIB
MC menyampaikan terima kasih kepada:
Warga yang hadir
Panitia yang bekerja keras
Donatur dan pihak pendukung
Lalu mengajak seluruh warga foto bersama sebagai penutup malam tirakatan
Susunan Acara Malam Tirakatan 17 Agustus (5)
- Pembukaan: Pembawa acara membuka kegiatan dan menyampaikan salam
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya: Dipandu oleh dirigen lokal
- Doa: Dipimpin tokoh agama setempat
- Sambutan ketua panitia: Menyampaikan laporan singkat kegiatan
- Sambutan ketua RT/RW: Mengajak warga menjaga persatuan
- Pembacaan Teks Proklamasi: Oleh perwakilan pemuda
- Mengheningkan cipta: Dipimpin Ketua RT
- Acara potong tumpeng: Dilanjutkan makan bersama
- Penutup: Ucapan terima kasih dan salam penutup
Demikian tadi rangkuman mengenai sejarah malam tirakatan 17 Agustus lengkap dengan filosofi, hingga susunan acaranya.
(anm/par)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan Pembobol Situs Judi Berujung Polda DIY Klarifikasi
Respons Wamenaker soal 19 Juta Lapangan Kerja Dipertanyakan Publik
7 Fakta Jazz Ugal-ugalan Tewaskan Pemotor di Bangjo Wirobrajan