Bukan One Piece, Ini Umbul-umbul yang Lagi Ramai Berkibar di Gunungkidul

Bukan One Piece, Ini Umbul-umbul yang Lagi Ramai Berkibar di Gunungkidul

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 05 Agu 2025 16:38 WIB
Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari yang terpasang di Kapanewon Wonosari hingga Nglipar, Selasa (5/8/2025).
Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari yang terpasang di Kapanewon Wonosari hingga Nglipar, Selasa (5/8/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Gunungkidul -

Fenomena pengibaran bendera anime One Piece tengah marak dibahas jelang HUT ke-80 RI. Meski begitu, di Gunungkidul bukan bendera One Piece yang berkibar tapi umbul-umbul berwarna kuning dan merah. Apa maknanya?

Umbul-umbul kuning dan merah itu menambah semarak jalanan di Gunungkidul. Umbul-umbul yang disebut Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari itu merupakan kearifan lokal warga Gunungkidul saat Agustusan.

"Jangan Kaget kalau lewat di jalanan Gunungkidul lihat bendera (umbul-umbul) seperti ini. Selain bendera merah putih, jelang peringatan kemerdekaan Rl, mayoritas masyarakat Gunungkidul akan memasang umbul-umbul Kuning Merah yang dijuluki Podhang Ngisep Sari.. Hal ini tidak akan kalian temukan di daerah Kabupaten/kota) lain, karena oleh Keraton Ngayogyakarta umbul-umbul ini ditetapkan sebagai simbol/identitas wilayah Gunungkidul..," kata akun Instagram @pantaujogjakarta seperti dilihat detikJogja, Selasa (5/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Kesbangpol Kabupaten Gunungkidul, Johan Eko Sudarto, saat dimintai konfirmasi membenarkan banyaknya pemasangan umbul-umbul Podhang Ngisep Sari di Gunungkidul. Dia menilai umbul-umbul ini berbeda dengan bendera.

"Jadi itu umbul-umbul ya, bukan bendera. Umbul-umbul warna merah dan kuning yang namanya Podhang Ngisep Sari," kata Johan kepada detikJogja.

ADVERTISEMENT

Johan lalu angkat bicara soal fenomena pengibaran bendera bajak laut Jolly Roger jelang 17 Agustus. Dia hanya menjawab diplomatis ketika ditanya soal apakah boleh mengibarkan bendera One Piece di Bumi Handayani.

"Kita sesuai dengan regulasi, undang-undang tentang bendera dan lambang. Jadi kalau ditanya itu (bendera One Piece boleh) kita menyesuaikan regulasi," ujar Johan merujuk Undang-Undang No.24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Berbeda dengan bendera One Piece yang berlatar hitam, menurutnya Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari merupakan kearifan lokal warga Gunungkidul. Dia menyebut umbul-umbul itu salah satu identitas warga Gunungkidul.

"Pemasangan umbul-umbul kan sesuai kearifannya, sesuai identitas Gunungkidul dan Podhang Ngisep Sari memang dipasang dalam perayaan tertentu," ucapnya.

Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari yang terpasang di Kapanewon Wonosari hingga Nglipar, Selasa (5/8/2025).Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari yang terpasang di Kapanewon Wonosari hingga Nglipar, Selasa (5/8/2025). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan membagikan bendera Merah Putih gratis di setiap kapanewon. Semua itu untuk meningkatkan rasa optimisme masyarakat dalam menatap Indonesia ke depan.

"Gunungkidul tetap optimis dengan gerakan pembagian bendera merah putih menimbulkan optimis menatap Indonesia ke depan," katanya.

Makna Umbul-umbul Podhang Ngisep Sari

Sementara itu, Kepala Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Kabupaten Gunungkidul, Agus Mantara, menjelaskan Podhang Ngisep Sari awalnya berbentuk bendera atau panji dengan latar belakang kuning. Selain itu, pada bagian tengahnya terdapat lingkaran merah menyerupai bendera Jepang.

"Pemberian panji itu sebagai eksistensi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus sebagai sandi dalam komunikasi masa itu," jelas Mantara.

Namun, seiring berjalannya waktu panji tersebut berubah menjadi umbul-umbul, tepatnya pada tahun 1982. Penggantian umbul-umbul tersebut untuk memudahkan pemahaman terhadap masyarakat.

"Umbul-umbul berwarna kuning dan merah ini hanya akan dipasang warga saat ada kegiatan penting seperti rasulan (bersih desa), adeging (peringatan hari jadi) Kabupaten Gunungkidul dan HUT RI," ucapnya.

Terkait arti Podhang Ngisep Sari, Mantara mengungkapkan untuk memicu semangat masyarakat khususnya dalam membangun daerah Gunungkidul.

"Secara filosofi Podhang Ngisep Sari adalah semangat membangun (daerah)," ucapnya.

Mantara menyebut jika semua Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki bendera atau simbol yang berbeda-beda. Di mana bendera itu menunjukkan karakter setiap wilayah di DIY.

"Tidak hanya di Gunungkidul, setiap daerah di DIY punya simbol masing-masing sesuai pemberian Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tapi warnanya beda-beda agar setiap daerah memiliki karakternya sendiri," katanya.




(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads