Daftar Perusahaan yang Terlibat Genosida Israel di Gaza Menurut PBB

Internasional

Daftar Perusahaan yang Terlibat Genosida Israel di Gaza Menurut PBB

Retno Ayuningrum - detikJogja
Kamis, 03 Jul 2025 15:54 WIB
Palestinians inspect the damage at an UNRWA school sheltering displaced people that was hit in an Israeli air strike on Sunday, in Gaza City, June 30, 2025. REUTERS/Mahmoud Issa
Sekolah Pengungsian di Gaza Hancur Dibombardir Israel. Foto: REUTERS/Mahmoud Issa
Jogja -

PBB merilis sejumlah perusahaan yang terlibat dalam genosida Israel di Gaza. Berikut daftar perusahaan itu, mulai dari bidang kemiliteran hingga pariwisata.

Dilansir detikFinance, laporan itu berjudul From Economy of Occupation to Economy of Genocide di laman resmi PBB tentang situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Palestina. Daftar perusahaan itu terdapat dalam laporan.

Adapun laporan tersebut merilis hasil penyelidikan tentang sejumlah perusahaan besar pendukung invasi Israel di Palestina. Namun pemerintah seakan tidak mengupayakan intervensi soal keterlibatan perusahaan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlalu banyak entitas korporasi yang telah mengambil untung dari ekonomi Israel melalui pendudukan ilegal, apartheid, dan sekarang, genosida. Keterlibatan yang terungkap dalam laporan ini hanyalah puncak gunung es; mengakhirinya tidak akan terjadi tanpa meminta pertanggungjawaban sektor swasta, termasuk para eksekutifnya," tulis laporan tersebut, dikutip Kamis (3/7/2025).

Berikut daftar terbaru perusahaan yang terlibat dalam genosida di Palestina:

ADVERTISEMENT

1. Militer

a. Lockheed Martin

Perusahaan penyuplai jet tempur F-35 itu berbasis di Amerika Serikat (AS). 1600 perusahaan dari sejumlah negara seperti perusahaan asal Italia, Leonardo S.p.A, yang terlibat dalam produksi dan perawatan pesawat tempur F-35 Israel berafiliasi dengan Lockheed Martin.

Adapun F-35 itu dapat membawa bom besar yang digunakan dalam konflik di Gaza. Israel mengebom Gaza dengan menggunakan F-35 dan F-16 sehingga mengakibatkan kerusakan besar dan menyebabkan banyak korban jiwa.

Israel merupakan yang pertama menggunakan F-35 untuk pertempuran pada 2018 berdasarkan laporan tersebut. Israel juga memanfaatkan dengan masif pesawat itu pada 2025.

Keberadaan dua jet tempur itu vital bagi angkatan udara Israel. Pesawat tersebut bisa membawa dan menembak secara signifikan seperti bom GBU-31 JDAM seberat 2000 pon. Sementara F-35 dapat membawa lebih dari 18.000 pon bom sekaligus.

"Pasca Oktober 2023, F-35 dan F-16 telah menjadi bagian penting dalam melengkapi Israel dengan kekuatan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menjatuhkan sekitar 85.000 ton bom, membunuh dan melukai lebih dari 179.411 warga Palestina dan meluluhlantakkan Gaza," tulis laporan tersebut.

b. Elbit Systems dan IAI

Drone, hexacopter, dan quadcopter disuplai oleh dua perusahaan itu selama invasi ke Gaza. Kolaborasi dengan sejumlah lembaga seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga dijalin oleh perusahaan tersebut selama dua dekade terakhir.

c. FANUC Corporation

Mesin robotik produksi senjata seperti untuk IAI, Elbit Systems, dan Lockheed Martin, dipasok oleh perusahaan asal Jepang itu.

d. AP Moller

Adapun peran AP Moller adalah mendukung militer di lapangan dengan melakukan pengawasan biometrik, jaringan pos pemeriksaan berteknologi tinggi, "tembok pintar", pengawasan pesawat nirawak, komputasi awan, kecerdasan buatan, dan analisis data

2. Teknologi

Bagaimana perusahaan teknologi mendukung terjadinya penindasan di Palestina pun dijabarkan dalam laporan tersebut. Infrastruktur disiapkan oleh sejumlah perusahaan teknologi melalui integrasi pengumpulan data massal dan pengawasan. Mereka pun meraup keuntungan dari tempat pengujian unik teknologi militer yang ditawarkan wilayah Palestina.

Pengembangan anak perusahaan dan berbagai pusat penelitian serta pengembangan di Israel didorong oleh AS. Israel mengklaim kebutuhan keamanan memicu perkembangan tak tertandingi dalam layanan penjara dan pengawasannya yang berupa jaringan CCTV, pengawasan biometrik, jaringan pos pemeriksaan berteknologi tinggi, 'tembok pintar' dan pengawasan drone, komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), dan analisis data yang mendukung personel militer di lapangan.

a. NSO Group

Perkembangan perusahaan teknologi Israel itu disokong infrastruktur dan strategi militer. Adapun Mantan anggota unit 8200 mendirikan NSO Group. Pembuatan perusahaan itu dilakukan untuk mengawasi ponsel pintar secara rahasia seperti spyware Pegasus yang digunakan untuk mengawasi aktivis Palestina dan dilisensikan secara global untuk menargetkan para pemimpin, jurnalis, dan pembela hak asasi manusia.

b. IBM

Operasi perusahaan itu berlangsung sejak 1972 di Israel. Fokus IBM adalah untuk melatih personel militer atau intelijen di bidang teknologi dan usaha rintisan.

Operasi dan peningkatan basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan (PIBA) dilakukan IBM Israel sejak 2019. Dari hal itu, IBM memungkinkan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan data biometrik oleh pemerintah tentang warga Palestina, dan mendukung rezim perizinan diskriminatif Israel.

"Sebelum IBM, Hewlett Packard Enterprises (HPE) mengelola basis data ini dan anak perusahaannya di Israel masih menyediakan server selama masa transisi. HP telah lama mengaktifkan sistem apartheid Israel, memasok teknologi ke COGAT, layanan penjara, dan polisi. Sejak HP terpecah menjadi HPE dan HP Inc. pada 2015, struktur bisnis yang tidak transparan telah mengaburkan peran tujuh anak perusahaan mereka yang tersisa di Israel," tulis laporan tersebut.

c. Microsoft

Microsoft memberikan kontribusi terhadap Israel sejak 1991. Adapun perusahaan tersebut mengembangkan pusat terbesar mereka di luar AS. Penggunaan teknologi Microsoft dimanfaatkan dalam penjara, polisi, universitas, dan sekolah. Integrasi sistem dan teknologi sipil telah dilakukan Microsoft sejak 2003 di seluruh militer Israel dan mengakuisisi pengawasan Israel dan perusahaan rintisan keamanan siber.

Microsoft semakin bergantung pada penyimpanan dan komputasi awan seiring dengan peningkatan volume data yang dihasilkan oleh sistem apartheid, militer, dan pengendalian populasi Israel.

d. Alphabet Inc (Google) dan Amazon.com

Dua perusahaan itu mendapatkan kontrak dari Israel senilai US$1,2 miliar pada 2021. Adapun sebagian besar dananya digelontorkan oleh Kementerian Pertahanan Israel untuk penyediaan infrastruktur teknologi inti.

Sementara itu, Israel mendapatkan akses terhadap teknologi cloud dan AI dari Microsoft, Alphabet, dan Amazon. Hal tersebut meningkatkan kapasitas pemrosesan data, pengambilan keputusan, pengawasan serta analisis.

d. Palantir Technology Inc.

Perusahaan tersebut memiliki peran penting untuk militer Israel dalam mengembangkan sistem AI seperti "Lavender", "Gospel" dan "Where's Daddy?" untuk memproses data dan membuat daftar target.

Palantir Technology Inc. dan Israel menjalin kolaborasi sejak lama sebelum Oktober 2023. Teknologi kepolisian prediktif otomatis, infrastruktur pertahanan inti untuk konstruksi dan penyebaran perangkat lunak militer yang cepat dan berskala besar disediakan oleh perusahaan tersebut.

Melalui AI milik Palantir, integrasi data medan perang waktu nyata memungkinkan pengambilan keputusan otomatis.

3. Perusahaan Mesin hingga Infrastruktur

a. Caterpillar Inc

Caterpillar menyediakan peralatan bagi Israel yang digunakan untuk menghancurkan rumah dan infrastruktur Palestina selama beberapa dekade. Dukungan tersebut dilakukan melalui program Pembiayaan Militer Asing AS, pemegang lisensi eksklusif yang diminta oleh hukum Israel untuk masuk ke militer. Kerja sama dijalin dengan perusahaan seperti IAI, 120 Elbit Systems 121, dan RADA Electronic Industries milik Leonardo.

Sebagai senjata inti otomatis yang dikendalikan secara jarak jauh milik militer Israel, Negara Yahudi itu mengembangkan buldoser D9 Caterpillar. Aktivitas militer menggunakan alat tersebut untuk membersihkan garis serbuan, "menetralkan" wilayah dan membunuh warga Palestina sejak 2000

Adapun produk Caterpillar didokumentasikan dan digunakan untuk membongkar rumah, masjid, rumah sakit, hingga menewaskan warga Palestina sejak Oktober 2023. Kontrak senilai juaat dolar pun didapatkan perusahaan itu dari Israel.

b. HD Hyundai Korea dan Volvo Group

Disebutkan penghancuran properti di Palestina berkaitan dengan HD Hyundai termasuk Doosan sebagai anak perusahaan yang sebagai miliknya , Volvo Group Swedia, dan produsen mesin berat besar lainnya.

"Sejak tahun 2000, mesin Volvo telah digunakan untuk menghancurkan wilayah Palestina, termasuk di Yerusalem timur dan Masafer Yatta. Selama lebih dari satu dekade, mesin HD Hyundai telah digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah Palestina dan menghancurkan lahan pertanian, termasuk perkebunan zaitun," terang laporan tersebut.

"Perusahaan-perusahaan ini terus memasok pasar Israel meskipun ada banyak bukti penggunaan mesin ini secara kriminal oleh Israel dan seruan berulang dari kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk memutuskan hubungan. Pemasok pasif secara sengaja menjadi kontributor bagi sistem pemindahan paksa."

4. Perusahaan Listrik dan Gas

Beberapa perusahaan energi internasional memicu genosida Israel yang boros energi seperti dijelaskan dalam laporan tersebut. Israel yang bergantung pada impor bahan bakar dan batu bara mempertahankan infrastruktur energi terpadu untuk melayani wilayah Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.

Sebab itu listrik secara lancar dapat dipasok oleh Israel ke pemukim ilegal sembari mengendalikan dan menghalangi akses Palestina.

Gaza sangat bergantung pada bahan bakar untuk generator dan jalur pasokan Israel karena pasokan listrik mereka hanya 17 persen.

Terlebih, Israel telah memutus sebagian besar pasokan listrik ke Gaza sejak Oktober 2023. Adapun dampaknya yakni sebagian besar pompa air, rumah sakit dan transportasi berada di ambang kehancuran total. Munculnya polio kembali akibat luapan limbah dan penutupan pabrik desalinasi vital merupakan dampak lain dari pemutusan pasokan listrik itu.

a. Drummond Company Inc. dan Swiss Glencore plc

Dua perusahaan itu menjadi pemasok utama batubara dan listrik untuk Israel, yang sebagian besar berasal dari Kolombia, yakni 60% dari impor Israel pada 2023. Anak perusahaan dua perusahaan itu memiliki tambang dan tiga pelabuhan dan mengirimkan 15 pengiriman batu bara ke Israel sejak Oktober 2023.

b. US Chevron Corporation

Ekstraksi gas alam dari ladang Leviathan dan Tamar dilakukan oleh US Chevron dalam konsorsium dengan NewMedEnergy Israel.

Pemerintah Israel mendapatkan bayaran dalam bentuk royalti dan pajak sebanyak US$ 453 juta dari perusahaan itu pada 2023. 70 persen lebih konsumsi gas alam domestik Israel disuplai oleh konsorsium Chevron.

Melalui penjualan ekspor gas ke Mesir dan Yordania dan kepemilikan sebagiannya atas jaringan pipa East Mediterranean Gas (EMG), yang melintasi wilayah laut Palestina, Chevron mendapatkan keuntungan mereka.

c. BP

Perusahaan asal Inggris itu mengekspansi keterlibatan mereka dalam ekonomi Israel, dengan lisensi eksplorasi yang terkonfirmasi pada Maret 2025. Hal tersebut memungkinkan BP mengeksplorasi laut Palestina yang dieksploitasi secara ilegal oleh Israel

Selain itu, BP dan Chevron merupakan kontributor terbesar impor minyak mentah Israel.

5. Agribisnis

Agribisnis berkembang pesat karena Israel memimpin ekstraktivisme dan perampasan tanah. Sembari menghapus sistem pangan Palestina dan mempercepat pemindahan, bisnis tersebut mengekspansi dominasi pasar dan menggaet investasi global.

a. Chinese Bright Dairy & Food Co. Ltd

Perusahaan asal Cina itu menjadi pemegang mayoritas saham di konglomerat makanan terbesar di Israel, Tnuva. Dari perampasan tahan, perusahaan itu mendorong dan meraup keuntungan.

Untuk mengeksploitasi pasar Palestina yang terbentuk dan mendominasi pasar, Sejumlah perusahaan seperti Tnuva membantu dengan mengambil sumber produk dari koloni-koloni tersebut.

"Ketergantungan Palestina pada industri susu Israel telah meningkat 160% dalam dekade setelah Israel diperkirakan menghancurkan industri susu Gaza senilai US$43 juta pada tahun 2014. Tnuva telah menyerap kerugian pasar Gaza," tulis laporan itu.

6. Pariwisata

Platform perjalanan daring meraup keuntungan mereka melalui penjualan pariwisata yang menopang koloni, mengecualikan warga Palestina, mempromosikan narasi pemukim, dan melegitimasi aneksasi.

Di koloni Israel, Booking Holdings Inc. dan Airbnb, Inc. menyewakan properti dan kamar hotel.

a. Booking.com

Booking.com menambah jumlah iklannya dari 26 pada 2018 menjadi 70 pada Mei 2023. Adapun penambahan iklan perusahaan asal AS itu disebut terjadi di Yerusalem timur menjadi 39 pada tahun setelah Oktober 2023.

b. Airbnb

Perusahaan tersebut turut terlibat dalam mendongkrak keuntungan Israel yang tumbuh dari 139 iklan pada 2016 menjadi 350 tahun 2025 dengan mengumpulkan komisi hingga 23%.

Iklan tersebut berkaitan dengan pembatasan akses Palestina ke tanah dan membahayakan desa-desa di sekitarnya. Di Tekoa, Airbnb memungkinkan pemukim mempromosikan "komunitas yang hangat dan penuh kasih," untuk mengaburkan kekerasan pemukim terhadap desa Palestina tetangga Tuqu.

7. Perbankan & Investasi

Dalam mendanai serangan di Gaza, obligasi pemerintah berperan penting sebagai sumber utama anggaran keuangan Israel. Anggaran Israel tumbuh dari 4,2% menjadi 8,3% dari PDB pada 2022 hingga 2024. Sebab itu, anggaran publik pun mengalami defisit hingga 6,8%.

Anggaran yang membengkak tersebut didanai Israel dengan meningkatkan penerbitan obligasinya, termasuk US$8 miliar pada Maret 2024 dan US$5 miliar pada Februari 2025, selain penerbitan di pasar shekel domestiknya.

a. BNP Paribas

Perusahaan tersebut juga terlibat dalam menjaga kepercayaan pasar melalui penjaminan obligasi pemerintah internasional dan domestik. Sebab itu, Israel dapat menahan premi suku bunga, meskipun terjadi penurunan peringkat kredit.

b. Barclays

Seperti BNP Paribas, perusahaan asal Inggris itu menjamin surat utang Israel.

c. Blackrock, Vanguard, dan Allianz PIMCO

Perusahaan manajemen aset seperti Blackrock (US$68 juta), Vanguard (US$546 juta) dan anak perusahaan manajemen aset Allianz, PIMCO (US$960 juta), termasuk di antara 400 investor dari 36 negara yang membeli obligasi Israel

"Blackrock (dan anak perusahaannya, iShares) dan Vanguard merupakan salah satu investor institusional terbesar di banyak perusahaan, yang menyimpan saham-saham ini untuk didistribusikan di antara indeks reksa dana dan dana yang diperdagangkan secara elektronik (ETF) mereka. Blackrock merupakan investor institusional terbesar kedua di Palantir (8,6%), Microsoft (7,8%), Amazon.com (6,6%), Alphabet (6,6%) dan IBM (8,6%), dan ketiga terbesar di Lockheed Martin (7,2%) dan Caterpillar (7,5%); Vanguard merupakan investor institusional terbesar di Caterpillar (9,8%), Chevron (8,9%) dan Palantir (9,1%), dan kedua terbesar di Lockheed Martin (9,2%) dan Elbit Systems (2,0%)," tulis laporan itu.

Halaman 2 dari 3
(dil/apl)

Hide Ads