Tak Hadiri Audiensi Bareng Keraton, Ini Alasan Paguyuban Sanglen Berdaulat

Tak Hadiri Audiensi Bareng Keraton, Ini Alasan Paguyuban Sanglen Berdaulat

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 02 Jul 2025 13:14 WIB
Keraton Jogja menggelar audiensi terkait pengelolaan Pantai Sanglen.
Keraton Jogja menggelar audiensi terkait pengelolaan Pantai Sanglen. Dalam audiensi ini, Paguyuban Sanglen Berdaulat tidak hadir. Foto: Dok Pemda DIY
Gunungkidul - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menyatakan bahwa Paguyuban Sanglen Berdaulat tidak hadir dalam audiensi terkait penertiban kawasan Pantai Sanglen, Gunungkidul. Saat dimintai konfirmasi, Paguyuban mengungkapkan alasan ketidakhadirannya, salah satunya karena tidak boleh ada pendampingan dari kuasa hukum.

"Alasannya hanya melibatkan aparat-aparat yang tidak bersangkutan (dengan polemik Pantai Sanglen)," kata perwakilan Paguyuban Sanglen Berdaulat, Rahmat saat dihubungi detikJogja, Rabu (2/7/2025).

Selain itu, Rahmat mengungkapkan alasan lainnya. Di mana terkait adanya pembatasan orang dari pihak Paguyuban Sanglen Berdaulat yang boleh datang ke audiensi tersebut.

"Dan cuma perwakilan lima orang, tidak boleh didampingi pendamping/kuasa hukum," ujarnya.

Di sisi lain, Rahmat juga mengaku baru menerima surat undangan audiensi sehari sebelum pelaksanaan. Menurutnya, hal itu terbilang sangat mendadak.

"Lalu itu surat dibuat tanggal 19 (Juni). Saya baru dikasih undangan tanggal 24 (Juni) jam 5 (sore)," ucapnya secara singkat.

Diberitakan sebelumnya, terkait polemik dan rencana penertiban di Pantai Sanglen, Keraton Jogja pun mengadakan audiensi dengan Paguyuban Sanglen Berdaulat di Kantor Kalurahan Kemadang, Rabu (25/6). Namun paguyuban tidak hadir dalam audiensi.

"Mediasi yang dijadwalkan hari Rabu tidak dapat terlaksana karena pihak paguyuban tidak hadir. Forum kami ubah menjadi rapat koordinasi untuk membahas langkah-langkah penertiban," ungkap Penghageng II Kawedanan Panitikismo, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Suryo Satriyanto.

Sebagai informasi, polemik di kawasan Pantai Sanglen muncul setelah adanya rencana pembangunan tempat pariwisata eksklusif dan privat bernama Obelix oleh PT Biru Bianti Indonesia. Usai rencana itu muncul, Paguyuban Sanglen Berdaulat pun mencoba untuk tetap bertahan di tanah itu.


(apu/ahr)

Hide Ads