Cerita Guru SD di Gunungkidul Nazar Lari 27 Km ke Sekolah Jelang Purnatugas

Cerita Guru SD di Gunungkidul Nazar Lari 27 Km ke Sekolah Jelang Purnatugas

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Senin, 30 Jun 2025 21:37 WIB
Seorang guru olahraga SDN Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, Pujiyono (60) berlari puluhan kilometer dari rumahnya di Sanden, Bantul ke tempatnya bekerja sebagai nazar jelang purnatugas.
Seorang guru olahraga SDN Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, Pujiyono (60) berlari puluhan kilometer dari rumahnya di Sanden, Bantul ke tempatnya bekerja sebagai nazar jelang purnatugas. Foto: Dok. Pujiyono
Gunungkidul -

Seorang guru olahraga SD Negeri (SDN) Giritirto, Kapanewon Purwosari, Gunungkidul, berlari puluhan kilometer dari rumahnya di Sanden, Bantul, ke tempatnya bekerja sebagai nazar menjelang purnatugas. Guru tersebut mengaku hampir putus asa namun akhirnya mampu menyelesaikan larinya.

Pujiyono (60), warga Nanggulan, Gadingsari, Sanden, Bantul ini menceritakan bahwa telah mengabdi sebagai guru selama 39 tahun. Yakni 6 tahun di SDN Paliyan 4 dan 33 tahun 3 bulan di SDN Giritirto.

"Lalu tanggal 1 Juli saya purnatugas dan saya bilang ke teman-teman saya di SDN Giritirto kalau mau nazar lari dari rumah ke sekolah," katanya saat dihubungi detikJogja, Senin (30/6/2025) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang guru olahraga SDN Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, Pujiyono (60) berlari puluhan kilometer dari rumahnya di Sanden, Bantul ke tempatnya bekerja sebagai nazar jelang purnatugas.Seorang guru olahraga SDN Giritirto, Purwosari, Gunungkidul, Pujiyono (60) berlari puluhan kilometer dari rumahnya di Sanden, Bantul ke tempatnya bekerja sebagai nazar jelang purnatugas. Foto: Dok. Pujiyono

Pujiyono melanjutkan, idenya tersebut sempat mendapat penolakan dari rekan-rekan kerjanya. Pasalnya usia Pujiyono yang sudah kepala enam dan jarak tempuh dari rumahnya ke tempat kerja lebih dari 20 kilometer.

"Nah, rekan-rekan saya sempat menyarankan untuk jangan melakukan itu karena jarak tempuh yang jauh. Tapi saya jawab kalau mau saya coba, nanti kalau sekiranya saya tidak kuat ya jalan saja. Karena jarak dari rumah ke SD Giritirto sekitar 27 kilometer," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Akhirnya pada Kamis (26/6) pukul 05.30 WIB Pujiyono berangkat dari rumahnya. Tidak lupa, Pujiyono berpamitan kepada sang istri dan mulai berlari santai menuju ke tempat kerja.

"Itu (lari dari rumah ke tempat kerja) hari Kamis saat pembagian rapor. Nah, saat awal-awal berlari biasa tidak terlalu kencang," ucapnya.

Lebih lanjut, setelah berlari tidak jauh dari rumah, Pujiyono mengabari rekannya jika sudah berangkat. Hal itu agar rekan-rekannya memantau di tengah-tengah perjalanan.

"Karena saya berangkat sendiri, tidak dikawal. Terus di tengah-tengah perjalanan teman-teman saya mengikuti, ada yang pakai motor dan mobil juga," katanya.

Pujiyono mengaku sempat berniat berjalan kaki. Namun niatan itu sirna setelah melihat rekan-rekannya mengawal hingga ke garis finis.

"Sebenarnya kalau tidak dibuntuti rekan-rekan saya hanya lari pelan-pelan dan jalan saja. Tapi karena dibuntuti itu saya agak gengsi, malu, dan terpaksa lari tapi tidak seperti pelari profesional itu," ujarnya.

Pria murah senyum ini mengaku selama perjalanannya tidak berhenti untuk istirahat. Namun, Pujiyono sempat berjalan dua kali ketika di jalanan menanjak.

"Tidak istirahat, hanya di dua tanjakan saya jalan kaki saja. Tapi sampai di SDN itu sudah terasa berat napas dan badan saya," ucapnya.

"Tapi ya karena dibuntuti teman-teman saya agak gengsi, saya kuat-kuatin yang penting sampai finis meski akhirnya pingsan tidak apa-apa," lanjut Pujiyono sambil tertawa.

Memasuki pukul 08.30 WIB, akhirnya Pujiyono telah melihat garis finis. Bahkan, Pujiyono mengaku sempat melakukan sprint menjelang garis finis.

"Ternyata 100 meter sebelum finis saya genjot seperti pelari betulan itu, saya sprint. Saat itu guru-guru lain dan murid-murid sudah menyambut. Nah, saya sampai finis salaman sama Bu Kepala Sekolah tapi posisinya saya sudah tidak kelihatan rasanya," ujarnya.

Akan tetapi, Pujiyono merasa sangat bersyukur bisa menuntaskan apa yang menjadi nazarnya selama ini.

"Tapi alhamdulillah bisa finis, jadi sudah sah nazar saya," katanya.




(rih/dil)

Hide Ads