Sopir Truk Protes soal ODOL, Gelar Aksi Mogok di JJLS Kulon Progo

Sopir Truk Protes soal ODOL, Gelar Aksi Mogok di JJLS Kulon Progo

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Kamis, 19 Jun 2025 20:33 WIB
Aksi mogok kerja sopir truk di JJLS, Temon, Kulon Progo, Kamis (19/6/2025). Mereka memprotes aturan Zero ODOL yang dianggap merugikan mereka.
Aksi mogok kerja sopir truk di JJLS, Temon, Kulon Progo, Kamis (19/6/2025). Mereka memprotes aturan Zero ODOL yang dianggap merugikan mereka. Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja
Kulon Progo -

Sejumlah sopir truk menggelar aksi mogok di Jalan Daendels atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hari ini. Aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap aturan Zero Over Dimension Over Load (Zero ODOL) yang dinilai merugikan para sopir truk.

Dalam aksi ini, para sopir truk yang berjumlah ratusan orang memarkirkan kendaraannya di JJLS tepatnya sekitar Pertigaan Congot, Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon. Mereka juga membentangkan sejumlah spanduk bernada protes terhadap aturan Zero ODOL.

"SOPIR SAK INDONESIA DIPENJARA, RUTAN ORA AMOT," tulis salah satu spanduk yang dibawa massa aksi saat dilihat di lokasi, Kamis (19/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penasihat Persatuan Driver Kulon Progo (PDKP) yang didapuk sebagai koordinator lapangan aksi, Winarto, mengatakan aksi damai ini sebagai wujud protes terhadap aturan Zero ODOL yang berpotensi menimbulkan gejolak di masyarakat khususnya para sopir truk.

"Ini merupakan aksi solidaritas kami dalam mendukung rekan-rekan sopir yang sedang memperjuangkan hak-hak kami," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Winarto menyebut aturan ODOL yang tertuang dalam Undang-Undang Nomer 22 Tahun 2009 tentang LLAJ sebenarnya dapat diterima oleh sopir truk angkutan barang. Namun, dalam pelaksanaan di lapangan, pihaknya masih mendapati penegakan aturan yang tebang pilih.

"Di lapangan banyak yang tebang pilih, yang jadi korban justru kami truk cabai, logistik, ataupun barang," ujarnya.

Sebagai contohnya Winarto, yang sering membawa cabai seringkali kena tilang. Padahal beban cabai tak melebihi batas. Akan tetapi, tak ada toleransi karena truknya melebihi dimensi. Sedangkan truk angkutan tambang dengan tonase besar hilir mudik melewati petugas.

"Hal itulah membuat sopir-sopir merasa jengkel dengan penegakan," ucapnya.

Winarto mengatakan dalam aksi ini pihaknya juga melakukan sweeping terhadap truk yang masih beroperasi. Namun demikian tidak ada pemaksaan bagi sopir truk lainnya.

"Tidak ada paksaan, kami hanya mengimbau dengan memberikan selebaran, kalau mau lanjut dipersilakan," ujarnya.

Aksi ini lanjut Winarto akan berlangsung hingga besok Sabtu (21/6). Selama itu pihaknya menyatakan bakal mogok kerja hingga aturan zero ODOL dicabut.

"Mogok kerja rencananya hingga hari sabtu, sekaligus kami menghentikan truk angkutan yang masih beroperasi," ucapnya.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads