Tanggal 17 Juni 2025 Memperingati Hari Apa? Terdapat 5 Hari Penting Sedunia

Tanggal 17 Juni 2025 Memperingati Hari Apa? Terdapat 5 Hari Penting Sedunia

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Selasa, 17 Jun 2025 08:52 WIB
Ilustrasi buaya
Ilustrasi Hari Buaya Sedunia. Foto: Unsplash/Rae Wallis
Jogja -

Hampir setiap hari, terdapat hari penting yang diperingati di berbagai belahan dunia. Pada 17 Juni 2025, masyarakat di berbagai penjuru dunia merayakan Hari Penanggulangan Degradasi Tanah dan Kekeringan Sedunia. Sementara itu, masyarakat di Tanah Air memperingati Hari Dermaga Nasional. Namun, tidak hanya itu, masih ada sejumlah hari besar internasional yang turut diperingati pada tanggal tersebut.

Menurut Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, 17 Juni 2025 adalah hari Selasa dalam penanggalan Masehi. Kemudian dalam Kalender Jawa, jatuh pada hari pasaran Selasa Kliwon, 20 Besar 1958 (Za'). Sedangkan dalam penanggalan Hijriah, hari tersebut bertepatan dengan 21 Dzulhijjah 1446 H.

Lantas, tanggal 17 Juni 2025 memperingati hari apa? Berikut adalah beberapa hari penting nasional dan internasional yang diperingati hari ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanggal 17 Juni 2025 Memperingati Hari Apa?

Menurut National Day Calendar, Days of The Year, dan National Today, terdapat peringatan penting pada 17 Juni 2025 seperti Hari Penanggulangan Degradasi Tanah dan Kekeringan Sedunia hingga Hari Dermaga Nasional. Mari cermati penjelasan lengkapnya!

1. Hari Penanggulangan Degradasi Tanah dan Kekeringan Sedunia

Peringatan ini diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyoroti pentingnya menjaga kesehatan lahan. Pada tahun 2025, tema globalnya adalah 'Pulihkan Tanah, Buka Peluang'. Tema ini menekankan bahwa dengan merestorasi lahan, kita bukan hanya melindungi alam, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, menjaga ketahanan pangan, dan membangun ekonomi yang lebih tangguh.

ADVERTISEMENT

Negara Kolombia menjadi tuan rumah peringatan tahun ini dengan berbagai kegiatan di BogotΓ‘. Acara tersebut melibatkan diskusi lintas sektor mengenai solusi berbasis alam untuk menghentikan kerusakan tanah dan mengatasi kekeringan. Kolombia sendiri menunjukkan komitmen besar dalam merawat lahan dan menjadikannya sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan.

Masyarakat global diajak berpartisipasi melalui kampanye digital, seminar daring, hingga kegiatan restorasi lahan secara langsung. Dengan meningkatnya kesadaran akan ancaman kekeringan dan degradasi, diharapkan semakin banyak pihak terlibat aktif dalam pemulihan tanah demi masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan.

2. Hari Buaya Sedunia

Setiap tahun, tanggal ini digunakan untuk meningkatkan kepedulian terhadap kelestarian buaya di seluruh dunia. Reptil besar ini kerap disalahpahami dan bahkan terancam punah karena perburuan serta rusaknya habitat alami mereka. Oleh karena itu, Hari Buaya Sedunia berfungsi sebagai pengingat bahwa buaya memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem.

Inisiatif ini dipelopori oleh Crocodile Research Council bekerja sama dengan Kebun Binatang Belize. Mereka menyelenggarakan acara tahunan yang diikuti berbagai lembaga konservasi dan kebun binatang di seluruh dunia. Aktivitas edukatif seperti ceramah, pameran, hingga pertemuan langsung dengan buaya menjadi cara menarik untuk menjangkau masyarakat luas.

Sebagai bentuk dukungan, masyarakat bisa ikut serta melalui berbagai cara. Mengunjungi pameran buaya, berdonasi kepada organisasi pelestarian, atau sekadar membagikan informasi lewat media sosial dapat membantu menyuarakan pentingnya perlindungan terhadap spesies ini. Kesadaran publik menjadi kunci agar buaya tetap lestari di alam bebas.

3. Hari Teselasi Sedunia

Seni geometri tidak selalu mendapat tempat utama dalam perayaan budaya, namun pada Hari Teselasi Sedunia, keindahan dan nilai matematis dari pola berulang diberi panggung tersendiri. Teselasi adalah pola susunan bentuk geometris yang mengisi bidang tanpa celah atau tumpang tindih. Perayaan ini menjadi ruang ekspresi bagi seniman visual, penggemar matematika, hingga anak-anak sekolah yang ingin mencoba seni sambil belajar logika.

Menariknya, Hari Teselasi Sedunia bukan hanya soal menggambar bentuk, tetapi juga mengulas sejarah panjang dari Sumeria kuno hingga karya monumental seperti Alhambra di Spanyol. Karya-karya tersebut menjadi bukti bahwa manusia sejak lama telah memadukan estetika dan hitungan dalam satu bidang seni.

Kegiatan yang biasa dilakukan mencakup lokakarya membuat pola, mempelajari sejarah teselasi, hingga membuat instalasi seni dengan bentuk-bentuk geometris. Perayaan ini membantu mengenalkan cara belajar matematika yang menyenangkan, terutama untuk anak-anak, sambil menghargai keindahan pola dalam kehidupan sehari-hari.

4. Hari Tukang Sampah Global

Peran tukang sampah sering kali tidak terlihat di balik kebersihan lingkungan tempat tinggal kita. Oleh sebab itu, Hari Tukang Sampah Global hadir sebagai bentuk penghargaan terhadap mereka yang setiap hari mengangkat sampah dari rumah ke tempat pembuangan akhir. Tanpa kerja keras mereka, kota akan cepat menjadi tempat yang tak layak huni.

Peringatan ini pertama kali dirayakan pada tahun 2011 oleh John D Arwood, seorang pengusaha pengelolaan limbah asal Amerika Serikat. Ia merasa pekerja di bidang ini kurang mendapat apresiasi padahal pekerjaannya tergolong berbahaya. Bau menyengat, paparan bahan kimia, hingga potensi cedera menjadi risiko harian yang mereka hadapi.

Kini, Hari Tukang Sampah Global telah berkembang menjadi Pekan Pekerja Limbah dan Daur Ulang. Banyak wali kota dan pejabat publik di Amerika memberi pengakuan resmi atas kontribusi mereka. Di berbagai wilayah, peringatan dilakukan dengan memberikan penghargaan kepada pekerja, menyelenggarakan kampanye kebersihan, serta memperkuat kesadaran akan pentingnya sistem sanitasi yang aman.

5. Hari Dermaga Nasional

Sementara itu, di Indonesia, 17 Juni diperingati sebagai Hari Dermaga Nasional. Dikutip dari akun Instagram resmi Krakatau International Airport, peringatan ini menjadi kesempatan untuk mengingat kembali peran vital dermaga dalam mendukung perekonomian negara. Sebagai bagian utama dari pelabuhan, dermaga merupakan titik penting tempat kapal bersandar, menurunkan muatan, dan menaikkan penumpang.

Perayaan ini diramaikan oleh berbagai BUMN di sektor logistik dan pelabuhan. Mereka turut mengedukasi masyarakat mengenai sejarah dermaga dan perannya dalam membentuk kota-kota besar di Indonesia, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi cikal bakal Jakarta.

Kegiatan yang dilakukan biasanya berupa kampanye media sosial, publikasi sejarah maritim, hingga acara di lokasi pelabuhan. Peringatan ini tidak hanya untuk mengenang sejarah tetapi juga memacu pengembangan infrastruktur pelabuhan nasional agar semakin mendukung perdagangan dan konektivitas antarwilayah.

Nah, itulah tadi sejumlah peringatan yang terdapat pada 17 Juni 2025. Semoga bermanfaat, detikers!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads