10 Contoh Khutbah Idul Adha 2025 yang Singkat, Padat, dan Mengharukan

10 Contoh Khutbah Idul Adha 2025 yang Singkat, Padat, dan Mengharukan

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Kamis, 05 Jun 2025 16:45 WIB
Jemaah Muhammadiyah melaksanakan sholat Idul Adha di Parkiran Bekasi Cyber Park, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).
Khutbah Idul Adha. (Foto: Agung Pambudhy)
Jogja -

Menjelang tanggal 10 Dzulhijjah 1446 H, banyak khatib yang mencari inspirasi atau contoh khutbah Idul Adha 2025. Dalam pelaksanaan sholat sunnah ini, khutbah disampaikan setelah selesai mengerjakan sholat dua rakaat. Berbeda dengan sholat Jumat yang mana khutbahnya disampaikan sebelum mulai sholat.

Dikutip dari buku Seri Fiqih Kehidupan 3: Shalat karya Ahmad Sarwat, mayoritas ulama berpendapat bahwa khutbah pada sholat Idul Fitri dan Idul Adha cukup dilakukan satu kali, karena hukumnya sunnah dan bukan kewajiban. Namun, menurut mazhab Asy-Syafi'iyah, disunnahkan untuk melakukan dua khutbah seperti pada shalat Jumat, meskipun tidak diwajibkan.

Pada kesempatan ini, detikJogja akan membagikan sejumlah contoh khutbah Idul Adha 2025. Khutbah ini singkat, padat, dan tetap mengharukan. Yuk, dapatkan inspirasinya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Khutbah Idul Adha 2025 yang Singkat, Padat, dan Mengharukan

Berikut ini adalah sejumlah contoh khutbah Idul Adha yang disadur dari laman NU Online, Kanwil Kemenag Sumsel, Kantor Kemenag Kota Jogja, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Mahkamah Agung RI, serta Suara Muhammadiyah. Mari kita simak!

1. Kurban sebagai Aspek Spiritual dan Kepedulian Sosial

Khutbah I

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallaah wallaahu akbar, Allahu akbar wa lillaahil hamd.

ADVERTISEMENT

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Dialah yang telah mensyariatkan kurban sebagai bentuk pendekatan diri kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang mengikuti petunjuk beliau hingga akhir zaman.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Hari ini adalah hari yang agung, hari yang penuh keberkahan, hari Idul Adha. Ia juga dikenal sebagai Yaumun Nahr, hari penyembelihan, yang merupakan puncak dari ibadah haji dan momen penting bagi seluruh umat Islam di dunia.

Idul Adha mengajarkan kita tentang pengorbanan dan keikhlasan. Kita meneladani Nabi Ibrahim 'alaihis salam, yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya Ismail. Tanpa ragu, keduanya menjalankan perintah Allah dengan penuh keimanan. Inilah puncak ketundukan seorang hamba kepada Rabb-nya.

Allah Ta'ala berfirman:

"Daging dan darah hewan kurban itu tidak akan sampai kepada Allah. Tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian." (QS. Al-Hajj: 37)

Maka, marilah kita jadikan kurban ini sebagai sarana untuk mengasah ketakwaan, keikhlasan, dan kepedulian sosial. Jangan jadikan ibadah ini sekadar rutinitas tahunan, tapi tanamkan makna spiritual yang dalam.

Sebarkanlah kebaikan melalui kurban. Ringankan beban saudara-saudara kita yang kekurangan. Tumbuhkan semangat berbagi dan persaudaraan di tengah masyarakat.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa.

Barakallahu li wa lakum fil Qur'anil 'azhim, wa nafa'ani wa iyyakum bimaa fiihi minal aayaati wa dzikril hakim.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَكْمَلَ لَنَا الدِّينَ، وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ، وَرَضِيَ لَنَا الْإِسْلَامَ دِينًا.
نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللَّهَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ أَفْضَلَ الْكَلَامِ كَلَامُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ.

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.

2. Nilai-nilai Kepasrahan Diri dalam Sholat Id, Kurban, dan Haji

Khutbah I

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Hari ini kita merayakan Idul Adha, hari yang sangat agung dalam Islam. Hari di mana umat Muslim di seluruh dunia menghidupkan syiar kurban, mengikuti jejak pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan ketaatan Nabi Ismail AS. Keduanya menunjukkan kepasrahan total kepada Allah SWT, sebuah pelajaran tentang keimanan dan ketundukan yang sejati.

Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi juga menyembelih ego, keinginan duniawi, dan rasa cinta pada harta yang berlebihan. Allah tidak melihat daging dan darah dari hewan kurban, tetapi menilai ketakwaan dan keikhlasan kita. Firman Allah dalam QS Al-Hajj ayat 37:

﴿لَنْ يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ﴾

Artinya: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu."

Jamaah Idul Adha yang dimuliakan,

Ibadah kurban juga merupakan wujud kepedulian sosial. Rasulullah SAW bersabda:

«خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ»

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."

Maka, mari kita jadikan Idul Adha ini sebagai momentum untuk memperkuat empati. Berbagi daging kurban adalah bentuk nyata cinta sesama, penguat ukhuwah, dan wujud syukur kepada Allah atas segala karunia-Nya.

Semoga kita menjadi hamba yang tidak hanya taat dalam ritual, tetapi juga tulus dalam berbagi. Aamiin.

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

الحمد لله الذي شرع لنا عيد الأضحى، وشرع لنا فيه الذبح تقربا إليه، وتوسعةً على الفقراء والمساكين.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلوات ربي وسلامه عليه، وعلى آله وصحبه أجمعين.

أوصيكم عباد الله ونفسي المقصرة بتقوى الله، فإنها وصية الله للأولين والآخرين.

اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه. اللهم تقبل منا ومنكم، وجعل أضحيتنا مباركة، و بلدنا آمنا مطمئنا وسائر بلاد المسلمين.

اللهم اغفر لنا ولوالدينا، وللمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.

اللهم صل وسلم على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

اِعْبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.

اذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

عيد مبارك، وكل عام وأنتم بخير.

3. Keteladanan Nabi Ibrahim sebagai Orang Tua dan Nabi Ismail sebagai Anak dalam Membentuk Keluarga Sakinah

Khutbah I

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar. Allahu Akbar walillaahil hamd.

Jamaah Idul Adha rahimakumullah,
Hari ini kita hadir dalam momen yang agung, Idul Adha, hari penuh pengorbanan dan keteladanan. Ibadah kurban bukan sekadar menyembelih hewan, melainkan perwujudan cinta, ketundukan, dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Kita diingatkan kembali pada kisah mulia Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Ketika Ibrahim menerima perintah menyembelih anaknya dalam mimpi, beliau tidak ragu. Nabi Ismail pun dengan penuh keikhlasan berkata:

"Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. In syaa Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS Ash-Shaffat: 102)

Inilah puncak ketaatan. Seorang ayah dan anak yang sama-sama berserah kepada perintah Tuhan. Keteladanan ini mengajarkan kita pentingnya kepemimpinan spiritual dalam keluarga. Ibrahim bukan hanya ayah yang mengasuh, tetapi membimbing keluarganya menuju tauhid.

Siti Hajar juga memberi contoh sebagai istri dan ibu yang tabah. Ketika ditinggal di padang gersang, ia berkata, "Kalau ini perintah Allah, maka Dia tidak akan menyia-nyiakan kami." (HR Bukhari)

Idul Adha adalah momentum menumbuhkan nilai iman dan keluarga sakinah. Nabi Ibrahim senantiasa berdoa:

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku sebagai orang-orang yang mendirikan sholat." (QS Ibrahim: 40)

Mari, teladani Nabi Ibrahim sebagai orang tua yang sabar dan mendidik anak dalam iman. Jadilah anak seperti Nabi Ismail, yang taat, sabar, dan penuh bakti. Kurban adalah ujian keikhlasan. Mari kita sambut hari raya ini dengan hati yang bersih, penuh syukur, dan semangat berbagi.

Allahu Akbar, walillaahil hamd.

Khutbah II

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد.

الحمد لله الملك الديان، والصلاة والسلام على سيدنا محمد، سيد ولد عدنان، وعلى آله وصحبه أجمعين.

أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، الذي بُعث رحمة للعالمين، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وأصحابه الطيبين الطاهرين.

أوصيكم ونفسي المقصرة بتقوى الله، فاتقوا الله عباد الله، في هذا اليوم العظيم، واذكروا قول الله تعالى:

{فصل لربك وانحر * إن شانئك هو الأبتر}
(سورة الكوثر: 2-3)

اللهم اجعل عيدنا هذا عيداً مباركاً، واغفر ذنوبنا، وتقبل منا صالح أعمالنا، واجعلنا من المتقين، واغفر للمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات، برحمتك يا أرحم الراحمين.

ربنا آتنا في الدنيا حسنة، وفي الآخرة حسنة، وقنا عذاب النار، آمين.

عيد مبارك، وكل عام وأنتم بخير.

4. Meneladani Karakter Nabi Ibrahim AS

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَن يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَن يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

Hadirin yang dirahmati Allah, kita bersyukur atas rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan shalat Idul Adha setelah berpuasa Arafah.

Idul Adha mengingatkan kita pada ketakwaan. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri." (QS. Ali Imran: 102)

Teladani Nabi Ibrahim, sosok yang santun, cerdas, gemar berkarya, dan rela berkorban. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ

"Sesungguhnya pada mereka ada teladan yang baik bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan) hari kemudian." (QS. Al-Mumtahanah: 6)

Ibrahim berani berdakwah meski dihadapkan pada tantangan besar, dan membangun peradaban dengan mendirikan Ka'bah. Kita harus meneladani semangat pengorbanan dan kebaikan yang dilakukannya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا

"Katakanlah yang benar meskipun itu pahit." (HR. Ibnu Hibban)

Mari kita perbaiki diri dan berdoa:

اِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuk beliau dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan." (QS. Al-Ahzab: 56)

Semoga Allah memberi kita kekuatan meneladani Nabi Ibrahim, agar hidup bahagia di dunia dan akhirat.
آمِينَ يا ربَّ العالمين.

5. Membangun Jiwa yang Berkurban

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.

Segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan Idul Adha sebagai momen penuh makna untuk membangun jiwa yang kurban. Saudaraku kaum Muslimin, kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tapi simbol ketaatan dan keikhlasan kita kepada Allah SWT.

Ingatlah kisah Nabi Ibrahim 'alaihissalam, yang rela mengorbankan putra tercinta demi taat pada perintah Allah. Dari sini, kita belajar arti sesungguhnya dari pengorbanan: melepas ego, melatih keikhlasan, dan berbagi dengan sesama.

Kurban mengajarkan kita agar tidak terikat dunia, melawan sifat rakus dan egois, serta membangun rasa empati kepada yang kurang beruntung. Jiwa kurban harus terus tumbuh dalam hidup kita, bukan hanya pada hari Idul Adha saja.

Rasulullah SAW bersabda bahwa meninggalkan maksiat dan beralih ke taat adalah bentuk kurban terbesar, yang membawa kemuliaan tanpa harta atau pasukan.

Setiap tetes darah hewan kurban adalah simbol pengorbanan jiwa, membersihkan diri dari dosa dan cinta dunia yang berlebihan. Mari kita jadikan kurban sebagai momentum menyembelih ego dan nafsu, agar hati kita semakin ikhlas dan dekat kepada Allah.

Semoga Allah menerima amal kita, memberkahi hidup kita, dan menjadikan kita hamba yang taat dan berjiwa kurban. Aamiin.

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ نِعْمَتِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ.

أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ.

اِذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَاللهُ أَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ.

6. Memantik Inspirasi Kurban dan Kepemimpinan Nabi Ibrahim AS

Khutbah I

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman, kesehatan, dan kesempatan untuk berkumpul di hari yang penuh berkah ini, Hari Raya Idul Adha. Hari ini adalah hari pengorbanan, hari dimana kita mengenang ketaatan Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan apa yang paling dicintainya demi ridha Allah SWT.

Saudaraku, Idul Adha mengajarkan kita nilai pengorbanan yang tulus dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah. Sebagaimana Nabi Ibrahim diuji dengan perintah mengorbankan putranya, kita juga diuji dengan tantangan dalam hidup. Namun, ujian itu adalah jalan menuju kedekatan dengan Allah dan penguatan iman kita.

Mari kita renungkan, pengorbanan bukan hanya tentang hewan kurban yang kita sembelih, tetapi lebih dari itu, bagaimana kita mengorbankan waktu, harta, dan tenaga untuk membantu sesama, berbagi kepada yang membutuhkan, dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Hari ini, mari kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Jadikanlah semangat pengorbanan ini sebagai momentum untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Dengan ikhlas, mari kita jalankan perintah Allah dan Sunnah Rasul-Nya, menjadi hamba yang selalu taat dan bertanggung jawab.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita hamba-Nya yang selalu bersyukur dan sabar dalam menjalani kehidupan.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Khutbah II

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.

أما بعد،

يا أيها الناس اتقوا الله حق تقاته، ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.

أيها المسلمون، إن الأضحية سنة عن نبينا إبراهيم عليه السلام، وهي ذكرى لتوحيده وعبادته الخالصة لله تعالى.

فلنحرص على أداء هذه الشعيرة بقلبٍ صادق، ونتقرب إلى الله بها، ولنتذكر أن الأضحية ليست فقط ذبحاً، بل هي تضحيات نُقدمها في حياتنا من مال ووقت وجهد في سبيل الله.

اللهم اجعلنا من المتقين، وارزقنا الإخلاص في القول والعمل، وتقبل منا صالح الأعمال.

أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم.

7. Memetik Pilar Islam Berkemajuan dari Kisah Nabi Ibrahim

Khutbah I

الحمد لله الذي أنزل الكتاب بيانًا لكل شيء، والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah,

Hari ini kita mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, sebuah kisah luar biasa tentang ketaatan dan keikhlasan kepada Allah SWT. Ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengorbankan putranya, keduanya menunjukkan kesabaran dan ketundukan yang sempurna. Ismail berkata, "Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah, aku termasuk orang yang sabar." (QS. Ash-Shaffat: 102)

Dari kisah ini, kita belajar tiga pelajaran penting:

Pertama, keikhlasan dalam beribadah. Ibadah kita harus murni mencari ridha Allah tanpa pamrih, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Bayyinah.

Kedua, keberanian menghadapi ujian dan tantangan hidup. Nabi Ibrahim mengajarkan kita untuk teguh dan berani dalam menjalankan perintah Allah.

Ketiga, semangat pembaruan dan terus mendekatkan diri pada Allah. Ibrahim adalah teladan iman yang terus mencari kebenaran dan menjadi imam bagi umat manusia.

Hari ini, mari kita jadikan semangat pengorbanan ini sebagai momentum untuk meningkatkan iman dan takwa, serta memperbaiki diri dan hubungan kita dengan sesama. Gunakan kesempatan hidup ini untuk berbuat baik, berbagi kepada yang membutuhkan, dan berkontribusi positif pada masyarakat.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita hamba yang ikhlas dan sabar.

الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.

8. Menghidupkan Jiwa dalam Keikhlasan dan Kepedulian pada Sesama di Hari Raya

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Hadirin jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,

Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhingga, termasuk nikmat usia, kesehatan, dan kesempatan untuk menunaikan ibadah Idul Adha 1446 H ini. Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 37:

"Daging dan darah hewan kurban tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian."

Idul Adha adalah momentum besar yang memperkuat keimanan dan ukhuwah. Shalat Id, ibadah haji, dan kurban mengajarkan makna cinta, kepatuhan, serta pengorbanan kepada Allah dan sesama.

Ibadah kurban bukan sekadar penyembelihan hewan. Ia adalah simbol penyembelihan sifat buruk dalam diri: sombong, serakah, dan egois. Kurban mengajarkan kita untuk lebih peduli, saling berbagi, dan menumbuhkan kasih sayang sosial.

Allah juga berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 261:

"Perumpamaan orang yang bersedekah di jalan Allah seperti sebutir biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai dan setiap tangkai menghasilkan seratus biji."

Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak sempurna iman seseorang sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)

Mari kita jadikan Idul Adha ini sebagai ajang introspeksi. Tinggalkan rasa sombong karena harta, nasab, jabatan, atau rupa. Yang membedakan kita di sisi Allah hanyalah takwa.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Semoga kita semua menjadi hamba-hamba Allah yang ikhlas, peduli, dan bertakwa. Semoga kurban kita diterima dan Hari Raya ini membawa keberkahan bagi kita semua.

جَعَلَنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِينَ وَالْفَائِزِينَ وَالْمَقْبُولِينَ

آمِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Khutbah II

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ.
الحمد لله الملك الديان، والصلاة والسلام على سيدنا محمدٍ وعلى آله وصحبه أجمعين.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله.

أوصيكم ونفسي بتقوى الله، واعلموا أن الله أمركم بالصلاة على نبيه، فقال:
"إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ..."
اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

اللهم اجعل عيدنا هذا عيد خيرٍ وسرور، ووحدةٍ ورحمة، وطمأنينةٍ وألفة، واغفر للمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات.
اللهم احفظ أوطاننا، وانشر السعادة في بيوتنا، وأدم علينا نعمك في الدنيا والآخرة.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِيدٌ سَعِيدٌ، وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ.

9. Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia

Khutbah I

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada hari yang mulia ini, mari kita panjatkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang mempertemukan kita kembali dengan Idul Adha, hari yang penuh makna, sejarah, dan keteladanan.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umat beliau yang istiqamah hingga akhir zaman.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Idul Adha bukan hanya perayaan, tapi momentum pengingat akan kisah pengorbanan agung dari Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Saat keduanya diuji Allah, Ibrahim rela menyembelih anak tercintanya demi menaati perintah Allah, dan Ismail menerima dengan penuh kesabaran dan keteguhan iman.

Sebagaimana firman Allah dalam QS Ash-Shaffat ayat 102:
"Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Namun, Allah tidak mengambil nyawa Ismail. Ujian itu semata-mata untuk membuktikan keimanan. Ketika Ibrahim dan Ismail lulus dalam ujian itu, Allah menggantinya dengan hewan sembelihan. Ini menjadi dasar disyariatkannya kurban dalam Islam.

Pelajaran utamanya adalah:
Tunduk pada ketetapan Allah dengan ikhlas, serta menyembelih ego, rasa takut, dan rasa memiliki yang berlebihan. Nabi Ibrahim menunjukkan cinta tertinggi kepada Allah, dan Nabi Ismail meneladankan kesabaran luar biasa.

Seperti disampaikan Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi:
"Jika datang ketetapan Allah, jangan gelisah, jangan marah, jangan memberontak. Ridhalah, niscaya Allah akan angkat ujian itu."

Ma'asyiral Muslimin,
Marilah kita pulang dari shalat ini dengan semangat pengorbanan dan ketakwaan. Jadikan hari ini titik tolak memperbaiki diri, dengan lebih ikhlas dalam beramal, lebih sabar dalam menghadapi ujian, dan lebih total dalam menyerahkan diri kepada Allah SWT.

Semoga kurban yang kita lakukan diterima Allah, dan menjadikan kita hamba yang lebih tunduk dan berserah diri.

اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

نَحْمَدُ اللهَ الَّذِي شَرَعَ لَنَا الْأُضْحِيَةَ، تَذْكِرَةً بِفِدَاءِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَجَعَلَ أَيَّامَ النَّحْرِ مَوَاسِمَ قُرْبَاتٍ.

نَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.

أَمَّا بَعْدُ:

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ وَاتَّبِعُوا سُنَّةَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ فِي الطَّاعَةِ وَالْفِدَاءِ. فَإِنَّ أَعْظَمَ الْقُرْبَاتِ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ هِيَ مَا قُدِّمَ فِيهَا مِنْ دَمٍ يُبْتَغَىٰ بِهِ وَجْهُ اللهِ.

اِعْلَمُوا أَنَّ هَذِهِ الْأَيَّامَ هِيَ أَيَّامُ رَحْمَةٍ وَتَجَلِّيَاتٍ، فَأَكْثِرُوا فِيهَا مِنَ الذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَيْهِمْ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ، وَالْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالْمِحَنَ، وَجَمِيعَ الشُّرُورِ.

عِبَادَ اللهِ،
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ.
فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

10. Berkurban untuk Menjadi Pribadi yang Paripurna

Khutbah I

اللهُ أَكْبَرُ... اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ... اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَر .. اللهُ أَكْبَرُ...

Muslimin-muslimat, jamaah Sholat Idul Adha yang dimuliakan Allah subhanahu wata'ala,
Alhamdulillah, di pagi Jumat, 10 Dzulhijjah 1446 H/6 Juni 2025, kita telah menunaikan sholat sunah Idul Adha dua raka'at, sebagai ungkapan syukur, ketaatan, kepasrahan, dan pengabdian diri kepada Allah SWT, Dzat yang telah melimpahkan nikmat-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, tabi'it-tabi'in, dan seluruh umatnya hingga hari akhir nanti.

Jamaah Idul Adha yang dimuliakan Allah, Idul Adha adalah momen spesial bagi umat Islam sedunia. Setidaknya ada dua peristiwa utama di hari raya Idul Adha: ibadah haji dan ibadah kurban. Tepat pada 10 Dzulhijjah, saudara-saudara kita yang menunaikan ibadah haji sedang berada di Mina untuk lempar jumrah, setelah wukuf di Arafah. Para jamaah haji ini sedang menunaikan rukun Islam ke-5, memenuhi panggilan suci Allah SWT. Mereka melakukan transendensi diri untuk menjadi manusia paripurna, yaitu kaum Abrar.

Menjadi kaum Abrar berarti bebas dari kendala diri (internal) seperti malas, egois, iri, dan dengki, serta kendala alam (eksternal) seperti pikiran, sikap, dan perilaku yang dikendalikan oleh budaya atau teknologi. Kaum Abrar adalah pribadi yang kokoh imannya, memiliki kesadaran diri dan motivasi yang kuat, tertib ibadahnya, kaya hati, sabar, peduli kepada orang lain, dan berani berkorban.

Di sinilah ibadah haji dan ibadah kurban bertaut. Ibadah kurban yang kita tunaikan merupakan wujud "partisipasi spiritual" dalam hubungannya dengan ibadah haji. Bagi yang belum mampu atau tidak ada kesempatan menunaikan ibadah haji, disyariatkan untuk melakukan ibadah kurban di tempat masing-masing.

Ibadah kurban menggambarkan aktivitas kesetiaan dan kebaktian, serta wujud kesempurnaan diri untuk pengagungan dan kebaktian kepada Allah SWT. Allah berfirman: "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur" (QS. Al Baqarah: 185).

Prosesi penyembelihan hewan kurban memiliki beberapa pelajaran penting. Pertama, sebagai ibadah atas kecintaan kepada Allah yang melebihi kecintaan terhadap harta dunia. Kedua, sebagai gambaran keberanian kita untuk menyembelih atau memutus segala bentuk ego "keakuan" serta menghilangkan sifat-sifat kebinatangan seperti kesombongan, ketamakan, dan kesewenang-wenangan.

Ketiga, ibadah kurban mengajarkan pentingnya empati dan perhatian serius pada hewan, bahwa hewan juga makhluk Allah yang memiliki hak-haknya. Melalui kurban, kita belajar memahami rasa sakit dan penderitaan makhluk lain, sehingga dapat mengembangkan sifat empati dan memperlakukan semua makhluk serta lingkungan dengan tanggung jawab dan bijaksana.

Semoga kita semua dapat menjadi pribadi paripurna, yang akan mendapatkan jaminan keselamatan dan kemuliaan dunia-akhirat, serta kekal di surga lagi dimuliakan. Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT.

Marilah kita berdo'a, memohon diampuni semua dosa, diterima amal ibadah dan dikabulkan hajat-hajat kita.

Khutbah II

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَىٰ آلِ إِبْرَاهِيْمَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِيْدَنَا هٰذَا سَعَادَةً وَفَرَحًا، وَطُمَأْنِيْنَةً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحْمَاتِ وَالْبَرَكَاتِ.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَاجْعَلْنَا عِبَادَكَ إِخْوَانًا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ.

رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا، وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ، رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا، وَاغْفِرْ لَنَا، إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ.

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ، وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ، وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا، وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.

فَاذْكُرُوا اللَّهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Demikianlah tadi sejumlah contoh khutbah Idul Adha 2025 yang singkat, padat, dan mengharukan. Semoga dapat menjadi inspirasi!




(sto/ams)

Hide Ads