Pelaku yang terlibat duel menggunakan celurit yang menewaskan Agus Setya Prayoga (17) di Pleret, Bantul, NA (18) alias Dobleh mengaku awalnya hanya ditantang. Dobleh mengklaim korbanlah yang ngotot duel menggunakan celurit.
"Saya tidak tahu masalahnya, tiba-tiba saya ditantang. Saya tanya masalahnya apa dia jawabnya ingin coba saya, gitu," kata Dobleh kepada wartawan di Polres Bantul, Senin (26/5/2025).
Dobleh mengungkap korban ngotot mengajak duel menggunakan celurit. Awalnya Dobleh mengaku mengajak duel hanya dengan tangan kosong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya maunya pakai tangan kosong, tapi dia bilang kalau tangan kosong tidak sakit. Terus dia ngotot harus pakai senjata tajam itu," ujarnya.
Akhirnya Dobleh dan Agus duel menggunakan celurit di tengah Jalan Bawuran, Pleret, Bantul, Minggu (11/5) pukul 03.30 WIB. Setelah duel, Dobleh mengaku tidak tahu jika lawannya akhirnya tewas.
"Tahunya terluka, tapi saya sudah pergi karena saya juga terluka. Jadi kalau itu (Korban meninggal dunia) tidak tahu," ucapnya.
Soal celurit yang dibawanya, Dobleh mengaku sudah memilikinya. Namun, Dobleh tidak berniat menggunakan celurit itu untuk duel atau mencari masalah.
"Saya sudah punya sebelumnya, tapi itu (Celurit) cuma buat koleksi saja," katanya.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Achmad Mirza, menambahkan antara korban dan pelaku sudah saling kenal. Sedangkan pelaku sendiri masih berstatus pelajar.
"Korban sama pelaku ini saling kenal, kalau pelaku berstatus pelajar," ujar Achmad.
Diberitakan sebelumnya, Dobleh diamankan di rumahnya di kawasan Jetis, Bantul. Saat meringkus Dobleh polisi juga menyita barang bukti berupa sebilah celurit dengan panjang sekitar 55 cm bergagang kayu, pakaian, dan helm yang dikenakan Dobleh saat duel dengan korban.
"Pelaku diamankan seminggu setelah kejadian karena sempat melarikan diri, jadi pelaku ini berpindah-pindah," ujar Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Achmad Mirza kepada wartawan di Polres Bantul, Senin (26/5).
(ams/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan