Polemik Ijazah Jokowi, UGM Sebut Sudah Kontak Polri

Polemik Ijazah Jokowi, UGM Sebut Sudah Kontak Polri

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 23 Apr 2025 18:44 WIB
Sekretaris UGM Andi Sandi saat memberikan keterangan kepada wartawan di HIK UGM, Sleman, Rabu (23/4/2025).
Sekretaris UGM Andi Sandi saat memberikan keterangan kepada wartawan di HIK UGM, Sleman, Rabu (23/4/2025). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Sleman -

Polemik soal ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang dituding palsu masih terus bergulir. Pihak UGM menyebut telah berkontak dengan Polri terkait masalah ini.

"Sudah ada kontak dengan teman-teman dari Polri, sudah ada," kata Sekretaris UGM Andi Sandi Antonius saat ditemui wartawan di GIK UGM, Sleman, Rabu (23/4/2025).

Sandi bilang, komunikasi dengan kepolisian sudah dimulai sejak pekan lalu. Akan tetapi dia belum membeberkan secara detail.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Minggu lalu. Saya lupa persisnya, tapi kami mulai dari minggu lalu," jelas dia.

"Detailnya nanti teman-teman Polri yang menyampaikan. Prinsipnya kami mendukung proses itu dan menyiapkan data-data yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan yang mereka sampaikan," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Pihak kuasa hukum Jokowi sebelumnya menyampaikan rencana pelaporan terhadap 4 orang terkait tudingan ijazah palsu. Namun, dia belum berkomunikasi dengan kuasa hukum Jokowi terkait hal itu. Selain itu, UGM siap jika nantinya pengadilan meminta kampus untuk bersaksi.

"Seperti rilis UGM pascapertemuan dengan tiga alumni kami juga itu, UGM dengan tegas kalau ada permintaan resmi dari aparat penegak hukum UGM akan siap untuk memberikan dan bersaksi. Jadi termasuk pengadilan, kalau pengadilan nanti memerintahkan untuk bersaksi kami akan siap bersaksi dengan data dan fakta yang kami miliki," tegasnya.

Sebelumnya, polemik dugaan ijazah palsu milik Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi masih belum usai. Sejumlah massa yang tergabung dalam Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) kini mendatangi Fakultas Kehutanan UGM untuk mengklarifikasi keaslian jenazah tersebut pada Selasa (15/4).

Pantauan detikJogja, massa tersebut didominasi emak-emak. Mereka berjalan dan kemudian berkumpul di depan Fakultas Kehutanan.

Dalam rombongan itu tampak beberapa tokoh seperti Amien Rais dan Syukri Fadholi. Berdasarkan informasi, sejumlah perwakilan TPUA seperti Roy Suryo, dr Tifauzia, dan Rismon Hasiholan telah berada di ruangan bersama pimpinan fakultas untuk melakukan klarifikasi.

"Ya, saya sebagai warga UGM. Saya profesor dari UGM, pernah jadi ketua Majelis Wali Amanat UGM 5 tahun, ya. Jadi tentu saya juga merasa sangat-sangat, concern, ya, prihatin. Mengapa UGM yang kita banggakan tiba-tiba menjadi alas keset politik seseorang, ya, yang kita sudah tahu siapa," kata Amien Rais.

Dia meyakini, ijazah milik Jokowi yang beredar di media sosial merupakan palsu. Oleh karena itu dia menuntut kejujuran dari UGM terkait ijazah tersebut.

"Nah, jadi khususnya ini momentum yang sangat penting. Kalau saya yakin memang ijazahnya itu tidak ada. Kalau ijazah oplosan memang dibuat, tapi sudah dikatakan oleh para ahli itu jelas, maaf, abal-abal," tegasnya.

Amien Rais pun tidak meminta untuk kasus ini dihukum berlebihan. Paling tidak Jokowi bisa membuktikan keaslian ijazah yang dimiliki.

"Adapun kemudian konsekuensi hukum, apakah kemudian yang punya ijazah palsu itu dimaafkan atau diberi peringatan, toh sudah jadi orang biasa sekarang, atau dihukum secara apa adanya lah, nggak usah berlebihan, ya," katanya.

"Tapi ini penting sekali untuk menjadi pelajaran supaya siapa pun yang berbuat crime dalam bentuk macam-macam itu, diberikan hukuman sepadan. Sudah itu saja, ya. Kita nggak minta harus dihukum berlebihan lah, ya. Paling nggak sampai bangsa ini terus, ya, the show must go on. Jadi apa, tugas-tugas kebangsaan kita harus berjalan ke depan. Nah, ini sesuatu yang mengganjal, sudah lah, diberikan hukuman ala kadarnya," imbuhnya.

Di sisi lain, UGM juga sudah dua kali memberikan klarifikasi terkait keaslian ijazah Jokowi. Namun, bagi Amien Rais hal itu belum cukup membuktikan. Menurutnya, solusi kasus ini sederhana. Hanya tinggal Jokowi menunjukkan ijazah Fakultas Kehutanan UGM yang dia miliki.

"Ya, tapi kan nggak ada buktinya, ya. Saya dulu, dua tahun yang lalu, pernah memberikan solusi simpel sekali, ya. Jadi, kalau urusan Jokowi, sebagai presiden, turun, ke PN Jakarta Pusat, bawa ijazahnya, 'Ini lho ijazah saya', sudah selesai, ya. Jadi, itu saja sesungguhnya. Tapi ini bertele-tele, ya, putar-putar ini," pungkas dia.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads