4 Fungsi Kumis pada Kucing dan Dampaknya Jika Dipotong, Sudah Tahu?

4 Fungsi Kumis pada Kucing dan Dampaknya Jika Dipotong, Sudah Tahu?

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 15 Apr 2025 11:32 WIB
Kucing
Kumis pada kucing. (Foto: Unsplash/A S)
Jogja -

Ketika memandangi muka kucing, detikers tentu melihat beberapa helai kumisnya yang terletak dekat hidung dan mata. Sebenarnya, apa fungsi kumis pada kucing? Bolehkah kumis kucing tersebut dipotong?

Disadur dari laman Tree Hugger, kumis kucing dalam bahasa Inggris disebut whisker. Kumis ini juga disebut sebagai vibrissae atau rambut taktil (tactile hairs). Menariknya, kumis kucing ternyata dua sampai tiga kali lebih tebal dibanding rambut kucing di bagian lain, lho!

Lebih mengejutkannya lagi, cat whisker ternyata tidak hanya ditemukan di area moncong saja, melainkan juga bagian lain dari wajah kucing. Sebut saja di dekat rahang, atas mata, dekat telinga, dan bahkan, bagian belakang kaki depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentunya, letak kumis kucing yang tidak biasa ini didasarkan atas sebuah alasan khusus. Jadi, apa fungsi kumis pada kucing? Berikut penjelasan ringkasnya!

Apa Fungsi Kumis pada Kucing?

Berdasar penjelasan dari situs VCA Animal Hospitals, fungsi kumis pada kucing adalah:

ADVERTISEMENT

1. Kumis Kucing Adalah Alat Komunikasi Emosi

Tatkala hewan menggemaskan berkaki empat ini sedang beristirahat, whisker-nya akan turut rehat. Hal ini bisa dikenali dengan rebahnya posisi kumis kucing.

Lain lagi ketika kucing sedang senang atau rasa ingin tahunya memuncak. Dalam keadaan tersebut, kumisnya akan terangkat sehingga kucing tampak menggemaskan. Adapun saat merasa terancam, kucing akan menarik kumis di moncongnya dan mengarahkan ke arah depan.

Dengan memperhatikan bentuk kumisnya, detikers jadi bisa berinteraksi secara lebih maksimal dengan kucing kesayangan. Hal ini sekaligus membantumu untuk mengetahui perasaan sang kucing selama hidup bersama.

2. Kumis Kucing Adalah Pelindung

Tidak hanya menunjukkan emosi, kumis kucing juga mengambil peran layaknya pelindung. Umpamanya, ketika ada debu atau partikel lain yang bergerak mengarah ke mata, cat whisker akan bereaksi sehingga kucing mengibaskan kepala. Alhasil, mata kucing jadi terlindungi dari partikel tersebut.

Contoh lain, saat berjalan-jalan di wilayah dengan rumput tinggi, whisker di moncong kucing akan berperan layaknya sweeper. Ketika kumis tersebut terkena rumput berduri, mereka akan mengirim sinyal sehingga kucing otomatis menggerakkan tubuhnya mundur.

3. Kumis Kucing Bekerja Seperti Sensor Radar

detikers tentu sudah tidak asing lagi dengan fakta bahwasanya kucing punya indra penciuman dan pendengaran yang tajam. Sayang, indra penglihatan kucing tidak sebaik penciuman dan pendengarannya.

Ketika melihat objek di kejauhan, mata kucing memang bisa melihat dengan baik. Namun, objek yang begitu dekat akan membuat si kucing kesulitan melihat. Apakah hal ini yang menyebabkan kucing mudah menabrak? Ternyata tidak.

Alasannya, kumis kucing bekerja seperti radar untuk mengatasi kekurangan mata. Saat jalan kucing terhalang oleh rak sepatu sebagai contoh, kumis kucing akan memantulkan udara sebagai peringatan. Nah, getaran perubahan udara ini memampukan kucing untuk mengetahui adanya benda tepat di hadapan mereka sehingga 'kecelakaan' terhindarkan.

Di alam liar, kumis kucing juga berguna untuk menemukan mangsa atau musuh. Sementara itu, di rumah, kumis ini membantu kucingmu untuk menemukan mainan favoritnya dalam gelap!

4. Kumis Kucing Adalah Penyeimbang

Kucing terkenal sebagai binatang yang mampu berjalan dengan seimbang, bahkan di tempat-tempat sempit nan tinggi. Tak lain tak bukan, hal ini dikarenakan kucing memiliki whisker-nya yang serbaguna.

Ketika kucing melompat atau berlari, kumis ini memberi informasi spasial secara instan. Hal ini dimungkinkan karena kumis kucing langsung terhubung ke sistem saraf. Alhasil, kucing bisa mempertahankan posisi tubuhnya tetap stabil.

Apa Akibatnya Jika Kumis Kucing Dipotong?

Dirujuk dari East Bay Times, memang benar bahwasanya kumis kucing yang dipangkas akan tumbuh kembali. Namun, selama menanti kumis tersebut tumbuh kembali, kucingmu akan sering linglung dan kehilangan arah. Jika banyak kumis yang hilang, binatang peliharaan satu ini bisa jadi menjadi stress.

Jika diumpamakan, memotong kumis kucing seperti halnya detikers memotong jari tangan. Meski berbeda (dalam artian jari tangan tidak tumbuh kembali) kumis kucing dan jari tangan punya fungsi yang kurang lebih sama, yakni sebagai sensor alias peraba wilayah sekitar.

Menurut penjelasan dari laman Waggel, ada alasan lain bagi kita untuk tidak memotong kumis kucing, yakni rasa sakit. Pasalnya, selain lebih besar dibanding rambut kucing, kumis ini tertanam lebih dalam juga dalam kulit.

Pangkal kumis kucing juga mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf. Bayangkan, bagaimana rasa sakit yang akan dirasakan kucing peliharaanmu jika memotongnya. Jadi, satu-satunya waktu kumis kucing boleh dipotong adalah ketika diagnosis dokter hewan menunjukkan hal tersebut perlu dilakukan.

Nah, itulah penjelasan ringkas mengenai fungsi-fungsi kumis kucing dan akibatnya jika dipotong. Semoga bisa membantu detikers mengenali hewan kesayangan secara lebih mendetail, ya!




(sto/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads