Klarifikasi Paguyuban Andong Jogja soal Bau Pesing di Malioboro

Round-Up

Klarifikasi Paguyuban Andong Jogja soal Bau Pesing di Malioboro

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 11 Apr 2025 07:06 WIB
Suasana jasa andong terpakir karena sepi orderan di kawasan Malioboro, Selasa (1/4/2025).
Suasana jasa andong terpakir di kawasan Malioboro, Selasa (1/4/2025). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Pekan ini tengah viral keluhan wisatawan soal bau tidak sedap atau pesing di kawasan Jalan Malioboro Jogja. Paguyuban andong pun turut memberikan respons.

Ketua Paguyuban Andong Jogja, Purwanto, mengaku keberatan bahwa bau pesing itu berasal dari andong anggotanya. Dia menjelaskan bau tidak sedap juga muncul dari belakang halte TransJogja.

"Kemarin juga ditanya UPT, kenapa pesing, ya itu kan ada pesing di belakang halte. Kalau kuda kan nggak mungkin di belakang halte kan ya," kata Purwanto saat dihubungi wartawan, Kamis (10/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan saya juga tidak melempar tanggung jawab. Ya dilihat sendiri, coba dilihat siapa saja yang kencing terus yang di halte itu, bisa dicek sendiri," sambungnya.

Wajibkan Anggota Bawa Pewangi dan Air

Purwanto menuturkan pihaknya mewajibkan setiap anggota paguyuban membawa pewangi serta air di andongnya. Dia juga menerangkan di tempat parkir andong juga disiapkan keran air untuk membersihkan kotoran kuda.

ADVERTISEMENT

"Pertanggungjawabannya semua andong wajib membawa pewangi dan air untuk menyemprot itu. Kalau kencing di Malioboro pun dari Pemkot sudah menyiapkan keran air untuk nyemprot. Sudah ada di setiap cekungan milik andong itu, pasti sudah ada kerannya itu," paparnya.

Purwanto menambahkan paguyuban juga secara rutin melakukan kerja bakti bersih-bersih kawasan Malioboro.

"Kita sudah mengadakan kerja bakti, sebelum dari UPT itu mengeluarkan kerja bakti Selasa Wage, kita tiap minggu kerja bakti disemprot minyak wangi begitu. Kita tidak akan menyalahkan orang lain," kata Purwanto.

Bau Pesing Sempat Disebut dari Pipis Kuda

Sebelumnya, Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo, menyatakan sudah mencari tahu asal muasal bau pesing tersebut.

"Ternyata itu bukan kencingnya manusia ya tapi kencingnya jaran (kuda andong) gitu ya. Tadi saya udah, oh ternyata ini kencingnya jaran," jelas Hasto saat ditemui di gedung DPRD Kota Jogja, Rabu (9/4).

Menurut Hasto, penyebab munculnya bau busuk itu karena tempat kotoran kuda yang dia nilai terlalu kecil. Sehingga, kotoran kuda yang sudah bercampur air kencingnya masih berceceran saat andong berjalan.

"Tadi saya udah dikirimin foto-fotonya itu. Tadah tahinya jaran (tempat kotoran kuda) kayak apa lho. Pantesan wong mempret-mempret (berceceran) kok, saya bilang. Masih banyak mempret-mempret. Jadi tahi jarannya itu mempret-mempret itu di beberapa titik," paparnya.

Hasto meminta pihak terkait untuk mengkaji lagi tempat kotoran kuda tersebut. Termasuk, mencari ada tidaknya popok kuda yang bisa dipakai.

"Makanya itu harus kita anu betul. Kalau perlu gimana ya, ada pampers kuda atau nggak," ungkap Hasto.

"Itu yang saya pikirkan, bagaimana saya bisa memikirkan jaran ini tidak BAB pampersnya jaran itu tidak mempret-mempret lah. Saya mikirkan bagaimana pampers jaran di andong, di Malioboro ini penting ternyata," imbuhnya.

Namun menurut Hasto, popok kuda hanya efektif pada kuda betina. Sedangkan untuk kuda jantan, ia mengaku masih belum menemukan cara yang efektif agar kencingnya tidak menyembur ke mana-mana.

"Nanti perlu didata itu berapa yang jantan dan betina lah. Jadi mungkin salah satu solusi ya. Jantan ini susah kontrolnya, kalau menurut saya ya mungkin lebih mudah kontrol yang betina itu," ujarnya.

"Jantan memang kan ke depan kencingnya, itu kan mesti mancur ke depan, ya pesing lah," tutur Hasto.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads