Muhammad Rafy Ramadhan (24) dibekuk usai membunuh dan menyimpan mayat pacarnya, Enggal, hingga jadi kerangka di Bantul. Berikut sederet pengakuannya.
Rafy ditangkap pada Kamis (20/3) karena menghabisi Enggal di rumah kontrakan di Manding, Sabdodadi. Tulang belulang korban dimasukkan pelaku ke dalam kantong sampah (trashbag) warna hitam.
Berawal dari Bakso Gosong
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menjelaskan Rafy membunuh pacarnya pada 25 September 2024. Enggal tewas usai dicekik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari keterangan MRR mengaku jika kerangka terbungkus trashbag di rumahnya adalah pacarnya yang dibunuh 25 September 2024 sekitar pukul 09.00 WIB di kontrakan daerah Sabdodadi dengan cara dicekik selama lima menit," katanya kepada wartawan di Bantul, Jumat (21/3).
Awal mulai insiden tragis itu ketika korban tengah menggoreng bakso di kontrakan Rafy. Selain itu, dia juga diketahui tengah menyapu.
"Di saat yang sama tersangka sedang mencuci piring, tapi ternyata bakso yang digoreng gosong," ujarnya.
Melihat bakso yang digorengnya gosong, korban langsung memarahi Rafy. Sebab, saat itu posisi pelaku dekat penggorengan.
Enggal menilai baksonya gosong karena pelaku tidak punya inisiatif untuk segera membalik.
"Tahu bakso yang digoreng gosong korban marah-marah dan memukul tersangka dengan gagang sapu sebanyak 5 kali," ucapnya.
Mendapat perlakuan tersebut, MRR tersulut emosinya. Bahkan, saat itu MRR langsung berbalik badan dan mencekik korban.
"Tersangka mencekik leher korban dengan kedua tangannya, saat itu korban sempat menyimpulkan tangan (isyarat meminta maaf)," katanya.
Karena tangan MRR tak kunjung lepas, korban berusaha mencakar tersangka. Akan tetapi tersangka tetap tidak melepaskan cekikannya dan korban kembali menyimpulkan tangan.
"Tapi tersangka malah tambah mencekik korban yang akhirnya korban lemas dan ambruk ke lantai. Saat itu posisi tersangka masih mencekik korban," ujarnya.
Setelah ambruk di lantai, wajah korban membiru dan mulutnya mengeluarkan busa. Namun, tangan tersangka yang masih mencekik masih merasakan nadi korban yang melemah dan tersangka masih mencekik hingga nadi korban sudah tidak berdenyut.
"Lalu tersangka membawa tubuh korban ke kamar kontrakan paling timur dan menutupinya dengan jas hujan. Tidak berselang lama, tersangka memindahkan tubuh korban ke kamar sebelahnya dan menutupinya dengan selimut," ucapnya.
Memasuki dua pekan pasca kematian korban, MRR mulai mencium bau tidak sedap dari dalam kamar tersebut. Alhasil, MRR memilih untuk pindah tidur di kontrakan salah satu rekannya di Condongcatur, Sleman.
"Tanggal 7 Desember 2024 tersangka kembali ke kontrakannya dan membuka kamar yang berisi mayat korban. Saat itu tersangka mendapati tubuh korban sudah menjadi kerangka," katanya.
![]() |
Rafy Ngaku Sering Alami Kekerasan Fisik
Rafy yang merupakan warga Gading Lumbung, Donotirto, Kretek, Bantul, mengungkapkan sudah mengenal korban sejak 2019. Mereka kemudian memutuskan berpacaran.
"Selama lima tahun menjalani hubungan itu awalnya memang seperti hubungan biasa, pacaran biasa. Tetapi semakin lama mungkin temperamen dan emosionalnya korban semakin terlihat dan saya memang mendapatkan beberapa kali kekerasan fisik," kata Rafy kepada wartawan saat jumpa pers di kantor Polres Bantul, Selasa (25/3/2025).
Puncaknya, pada 24 September 2024 sekitar pukul 09.00 WIB MRR tidak bisa lagi menahan emosinya usai dipukul dengan sapu sebanyak lima kali. Hingga akhirnya MRR mencekik korban di kontrakannya, Manding, Sabdodadi, Bantul.
"Karena mungkin emosi saya masih meluap-luap sehingga saya tidak bisa berpikir dengan jernih, yang ada hanya melampiaskan emosi saya tapi malah sampai seperti itu," ujarnya.
Sempat Berusaha Putus dengan Korban
Saat ditanya kenapa tidak putus dengan korban, Rafy mengaku sudah mencobanya. Dia bahkan sudah beberapa kali kabur.
"Saya sebenarnya sudah beberapa kali kabur, kan selama lima tahun itu kita juga tinggal bersamalah istilahnya," katanya.
Akan tetapi, korban selalu bisa menemukan keberadaan MRR. Bahkan MRR mengaku pernah kabur hingga jauh dan tetap bisa ditemukan oleh pacarnya.
"Tinggal bersama saya sudah beberapa kali kabur, tetapi memang bisa ditemukan lagi sama korban, pasti ditemukan. Seberapa jauh saya kabur pasti ditemukan," ucapnya.
Bingung Mau Kubur Korban di Mana
Rafy melanjutkan, dia menyimpan mayat Enggal hingga jadi kerangka karena bingung belum mendapat tempat untuk menguburkannya.
Ia menuturkan setelah mendapati tubuh pacarnya berubah jadi kerangka, dia sempat berniat menguburkannya. Namun, dia tidak mendapatkan lokasi penguburan.
"Jujur, waktu awal saya membuka kembali kamar itu kan sudah menjadi kerangka. Di situ saya sudah kepikiran untuk segera menguburkan korban," jelasnya.
"Akan tetapi saya tidak punya lahan untuk itu (menguburkan korban). Misal pekarangan di sebelah rumah ayah saya itu masih punya ayah saya, mungkin saya kuburkan di situ," lanjut Rafy.
Rafy kebingungan dan sempat membawa tulang-tulang tersebut ke kamar rumah ayahnya.
"Akan tetapi saya masih bingung waktu itu mau dikuburkan di mana. Karena itu saya putuskan untuk menyimpan sampai saya menemukan tempat yang tepat untuk menguburkan tulang tersebut," ujarnya.
Sempat Tak Betah Tinggal Bareng Mayat Korban
Menyoal bagaimana menyimpan mayat korban hingga tidak menimbulkan bau menyengat, Rafy mengaku tidak memberikan cairan atau benda khusus. Menurutnya, semua itu karena kamar kontrakan tertutup rapat.
"Untuk mayatnya setelah kejadian itu tidak saya beri apa-apa. Jadi setelah dari kamar empat saya pindahkan ke kamar tiga, langsung saya tutup selimut dan kamar saya kunci saya tinggal dan tidak saya beri apa-apa," ucapnya.
Setelah itu, Rafy tinggal di kontrakan itu bersama mayat pacarnya yang terkunci di dalam kamar. Akan tetapi, setelah dua pekan tinggal, dia mengaku tidak betah.
"Setelah dua minggu saya tidak kuat untuk tinggal di situ, hingga sampai awal November itu saya mengecek ke kontrakan Manding untuk mengisi token listrik dan juga mengecek bau dari luar dan saat itu tidak bau. Tapi saat kembali tanggal 7 Desember baru masuk ke ruang tamu sudah bau," katanya.
![]() |
Kerangka Sempat Dicuci karena Bau
Kasat Reskrim Polres Bantul, Iptu Iqbal Satya Bimantara, menyatakan Rafy mengambil barang-barang milik pacarnya usai dibunuh, yakni motor jenis matik, iPhone, laptop, satu dompet isi KTP, SIM, kartu ATM, kartu BPJS, kartu mahasiswa, uang Rp 50 ribu, uang digital Rp 3,4 juta dan pakaian korban.
Pada Minggu 8 Desember 2024, pelaku sempat membawa tulang belulang pacarnya ke rumah di Gading Lumbung. Namun, karena takut ketahuan orang tuanya, dia membawanya ke kosan salah satu temannya di Condongcatur.
Oleh teman Rafy, trashbag tersebut sempat ditaruh di luar karena berbau. Tukang sampah juga sempat mengambil kantong itu.
"Karena ditaruh di luar, trashbag itu sempat hilang karena dibawa tukang sampah. Kemudian oleh pelaku trashbag itu dicari dan ketemu masih berada di tempat pengepul tukang sampah itu," ucapnya.
Untuk menghilangkan bau tersebut, Rafy membawa lagi trashbag berisi kerangka pacarnya ke salah satu wisma di Kaliurang. Di wisma tersebut tersangka mulai membersihkan kerangka.
"Pertama kerangka dikeluarkan dari trashbag lalu dibasuh dengan air mengalir, setelah itu dibersihkan dan direndam menggunakan detergen dengan melepas daging-daging yang masih melekat pada tulang," katanya.
Usai kerangka itu bersih, Rafy memisahkan daging dan kerangka ke dalam trashbag yang berbeda. Selanjutnya, Rafy kembali pulang ke rumahnya di Gading Lumbung.
"Setelah itu untuk tulangnya dibersihkan. Setelah tidak ada dagingnya, daging-daging itu ditaruh di trashbag lain. Kemudian tulang dan sisa-sisa daging itu dibawa lagi ke rumahnya di Kretek lalu dimusnahkan," ucapnya.
Iqbal mengungkapkan, pemusnahan itu hanya menyasar sisa daging yang menempel pada kerangka.
"Daging dan lemak itu dibakar dan tulangnya tetap disimpan di dalam kamar tersangka," ujarnya.
Penyesalan dan pengakuan pelaku yang masih sayang korban bisa dibaca di halaman berikut:
Rafy Masih Sayang Korban
Pelaku berujar dirinya menyesal sudah membunuh Enggal. Bahkan, dia mengungkapkan bahwa dia masih sayang dengan korban.
"Ya saya juga merasa bersalah, karena seharusnya bukan jalan seperti ini yang saya inginkan," tuturnya.
Warga Gading Lumbung, Donotirto, Kretek, Bantul ini juga menilai seharusnya bisa lebih sabar. Akan tetapi Rafy mengaku sudah mencapai batas kesabarannya hingga akhirnya emosi dan melampiaskan semua itu ke korban.
"Seharusnya semuanya bisa dijalani dengan baik, mungkin saya bisa lebih sabar sedikit waktu itu, dan saya memutuskan untuk kabur atau mencari jalan lain. Akan tetapi emosi sudah memakan saya," ujarnya.
Dia mengaku belum bertemu keluarga korban sejak pembunuhan itu terjadi. Karena itu, saat jumpa pers di Polres Bantul, Rafy menyampaikan permohonan maaf terhadap keluarga korban.
"Setelah pembunuhan belum sempat, pada Pak Didik dan Bu Eka, Gunes, Tungga mohon maaf, maaf saya harus melakukan ini. Saya masih sayang sama Enggal, saya mohon maaf, saya mohon maaf," ucap Rafy dengan terbata-bata dan menangis.
Simak Video "Video: Heboh 10 Nisan Makam di Bantul Dirusak OTK"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya