7 Penyebab Susah BAB Saat Puasa dan Sederet Cara Mengatasinya

#RamadanJadiMudah by BSI

7 Penyebab Susah BAB Saat Puasa dan Sederet Cara Mengatasinya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Selasa, 25 Mar 2025 17:16 WIB
Ilustrasi Sakit Perut
Ilustrasi susah buang air besar. (Foto: Getty Images/oatawa)
Jogja -

Puasa dapat memberikan banyak manfaat kesehatan, tetapi ada pula dampak kurang baik yang mungkin kita rasakan selama menjalankan ibadah tersebut. Salah satu masalah yang acapkali dialami masyarakat ketika berpuasa adalah susah buang air besar (BAB). Penyebab susah BAB saat puasa ini bisa terjadi karena adanya pola makan yang berubah.

Dilansir Medical News Today, kesulitan BAB disebut sebagai konstipasi. Ketika mengalami konstipasi, kita mungkin merasakan dorongan untuk buang air besar tetapi kesulitan melakukannya. Feses yang keluar cenderung keras, kecil, dan kering, menyerupai butiran kecil atau pelet, sehingga menyebabkan rasa sakit saat dikeluarkan.

Selain itu, perut bisa terasa kembung, penuh gas, atau bahkan nyeri, yang membuat tubuh tidak nyaman. Dalam beberapa kasus, konstipasi juga bisa menimbulkan perasaan tidak tuntas setelah buang air besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa yang menyebabkan susah BAB saat puasa? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini serta cara untuk mengatasinya!

Apa Penyebab Susah BAB Saat Puasa?

Dikutip dari Medical News Today, perubahan pola makan dan kebiasaan sehari-hari saat berpuasa dapat menyebabkan gangguan pencernaan, salah satunya adalah susah BAB atau konstipasi. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

ADVERTISEMENT

1. Kurangnya Asupan Serat

Serat sangat penting untuk melancarkan pencernaan dan membantu pergerakan usus yang sehat. Saat puasa, pola makan berubah drastis, dengan hanya dua kali waktu utama untuk makan, yaitu saat sahur dan berbuka. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya konsumsi serat karena seseorang mungkin lebih memilih makanan yang cepat mengenyangkan dan berkalori tinggi dibandingkan makanan yang kaya serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian.

Selain itu, orang yang mengurangi konsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, oatmeal, atau roti gandum, juga lebih rentan mengalami sembelit. Padahal, serat dari makanan tersebut berperan penting dalam meningkatkan volume feses dan merangsang gerakan usus agar BAB lebih lancar. Jika serat tidak cukup, feses bisa menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan.

2. Kurangnya Asupan Cairan

Dehidrasi adalah salah satu penyebab utama sembelit saat puasa. Air berperan besar dalam melunakkan feses sehingga lebih mudah dikeluarkan. Namun, selama puasa, seseorang tidak dapat minum sepanjang hari, yang menyebabkan penurunan asupan cairan secara signifikan.

Kondisi ini diperparah jika seseorang tidak mengimbangi kebutuhan cairan saat sahur dan berbuka dengan minum air dalam jumlah yang cukup. Orang seringkali lebih memilih minuman manis atau berkafein, yang justru dapat meningkatkan dehidrasi karena efek diuretiknya. Selain itu, tubuh juga kehilangan cairan melalui keringat, terutama jika cuaca panas atau jika seseorang tetap beraktivitas fisik saat berpuasa. Kekurangan cairan ini mengurangi kelembapan dalam usus, menyebabkan feses menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

Saat berpuasa, banyak orang cenderung mengurangi aktivitas fisik karena merasa lemas dan kurang bertenaga. Padahal, olahraga dan aktivitas fisik sangat penting dalam menjaga pergerakan usus agar tetap normal. Ketika seseorang kurang bergerak, kerja usus menjadi lebih lambat, sehingga makanan yang dicerna cenderung lebih lama berada di dalam sistem pencernaan.

Hal ini membuat penyerapan air dari feses semakin banyak, sehingga feses menjadi lebih keras dan kering. Oleh karena itu, meskipun sedang berpuasa, tetap disarankan untuk melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki setelah berbuka atau sebelum sahur agar sistem pencernaan tetap aktif dan bekerja dengan baik.

4. Perubahan Pola Makan yang Drastis

Perubahan waktu makan selama Ramadhan dapat mempengaruhi ritme alami tubuh, termasuk sistem pencernaan. Biasanya, tubuh memiliki siklus alami dalam mencerna makanan dan mengeluarkan sisa pencernaan. Namun, ketika waktu makan tiba-tiba berubah drastis, tubuh memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, termasuk sembelit.

Selain itu, beberapa orang cenderung melewatkan sahur atau makan dengan porsi besar saat berbuka, yang dapat membebani sistem pencernaan. Makan dalam jumlah besar setelah seharian berpuasa bisa menyebabkan sistem pencernaan bekerja lebih keras, memperlambat proses pencernaan, dan meningkatkan risiko sembelit.

5. Konsumsi Makanan Rendah Nutrisi

Saat berbuka puasa, banyak orang lebih memilih makanan tinggi gula, berlemak, atau berminyak dibandingkan makanan sehat yang kaya akan nutrisi. Makanan seperti gorengan, makanan cepat saji, dan kue-kue manis memang menggoda setelah seharian menahan lapar, tetapi jenis makanan ini memiliki kandungan serat yang rendah dan dapat memperlambat proses pencernaan.

Selain itu, konsumsi makanan olahan yang tinggi natrium, seperti makanan instan dan camilan kemasan, dapat menyebabkan retensi cairan di dalam tubuh, yang justru memperburuk dehidrasi dan sembelit. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengonsumsi makanan bernutrisi saat sahur dan berbuka agar sistem pencernaan tetap sehat dan lancar.

6. Kurangnya Waktu untuk Buang Air Besar

Kesibukan selama Ramadhan, seperti persiapan sahur, bekerja, dan aktivitas ibadah, membuat sebagian orang menunda buang air besar ketika ada dorongan untuk BAB. Jika kebiasaan ini berulang, tubuh akan terbiasa menahan BAB, yang akhirnya membuat sistem pencernaan terganggu dan menyebabkan sembelit.

Ketika seseorang sering menunda BAB, feses yang seharusnya dikeluarkan malah semakin mengeras di dalam usus karena tubuh terus menyerap air darinya. Akibatnya, saat akhirnya mencoba BAB, feses menjadi sulit dikeluarkan dan bisa menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Oleh karena itu, penting untuk tetap mendengarkan sinyal alami tubuh dan tidak menunda-nunda waktu BAB.

7. Kebiasaan Makan Berlebihan Saat Berbuka

Setelah seharian berpuasa, banyak orang tergoda untuk makan dalam jumlah besar saat berbuka. Makan dengan porsi berlebihan dalam waktu singkat dapat membebani sistem pencernaan, menyebabkan perut terasa penuh, begah, dan sulit BAB.

Makan terlalu cepat dan dalam jumlah banyak juga dapat memperlambat pergerakan usus, menyebabkan kembung dan konstipasi. Oleh karena itu, disarankan untuk berbuka dengan porsi yang lebih kecil terlebih dahulu, seperti kurma dan air, lalu dilanjutkan dengan makanan utama setelah jeda beberapa saat agar sistem pencernaan dapat bekerja lebih optimal.

Cara Mengatasi Susah BAB

Kembali dikutip dari Medical News Today dan ditambah informasi dari laman Health, kita bisa melakukan beberapa cara untuk mengatasi susah BAB selama berpuasa. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

1. Konsumsi Makanan Tinggi Serat

Memastikan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka mengandung serat tinggi sangat penting untuk melancarkan BAB. Pilih makanan seperti oatmeal, roti gandum, buah-buahan (apel, pir, jeruk), sayuran hijau (bayam, brokoli), serta kacang-kacangan (lentil, kacang merah, almond).

Makanan tinggi serat membantu meningkatkan volume feses dan mempercepat pergerakan usus. Namun, pastikan meningkatkan konsumsi serat secara bertahap agar tubuh dapat beradaptasi dengan baik.

2. Minum Air dalam Jumlah Cukup

Konsumsi air yang cukup sangat penting untuk mencegah sembelit. Idealnya, minumlah 2,7-3,7 liter air per hari, yang bisa dibagi mulai dari berbuka hingga sahur. Jangan langsung minum dalam jumlah besar setelah berbuka, melainkan konsumsi secara bertahap untuk menghindari gangguan elektrolit. Selain air putih, asupan cairan juga bisa didapat dari makanan yang kaya air seperti semangka, mentimun, sup, dan tomat.

3. Tetap Aktif dengan Berolahraga

Aktivitas fisik membantu meningkatkan pergerakan usus dan memperlancar BAB. Cobalah berjalan kaki selama 15-30 menit setelah berbuka atau sebelum sahur. Jika memungkinkan, lakukan olahraga ringan seperti yoga atau peregangan untuk membantu merangsang sistem pencernaan. Bagi yang terbiasa berolahraga rutin, intensitas latihan bisa disesuaikan agar tidak terlalu berat saat berpuasa.

4. Hindari Makanan yang Memperparah Sembelit

Makanan tinggi garam, lemak, dan rendah serat dapat memperlambat pencernaan. Hindari makanan cepat saji, gorengan, camilan kemasan, serta daging olahan yang dapat memperparah sembelit. Sebagai gantinya, pilih makanan yang kaya serat dan bernutrisi tinggi untuk mendukung kesehatan usus.

5. Batasi Konsumsi Minuman Berkafein

Kopi dan teh bisa meningkatkan produksi urine yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Jika ingin mengonsumsi minuman berkafein, pastikan tidak berlebihan dan tetap diimbangi dengan asupan air putih yang cukup.

6. Jangan Menunda Keinginan BAB

Menahan keinginan untuk BAB dapat menyebabkan feses semakin mengeras dan sulit dikeluarkan. Biasakan untuk buang air besar secara teratur, misalnya setiap pagi setelah sahur atau setelah berbuka, agar tubuh terbiasa dengan ritme alami pencernaan.

7. Posisi BAB yang Tepat

Posisi jongkok lebih alami untuk melancarkan BAB dibandingkan duduk tegak pada toilet duduk. Jika menggunakan toilet duduk, letakkan bangku kecil di bawah kaki agar posisi tubuh lebih mendekati jongkok dan mempermudah pengeluaran feses.

8. Lakukan Teknik Pernapasan

Latihan pernapasan dalam dapat membantu merangsang saraf vagus yang mengontrol gerakan usus. Cobalah mengambil napas dalam melalui hidung, menahan beberapa detik, lalu mengembuskannya perlahan melalui mulut saat berusaha BAB.

9. Jangan Melewatkan Sahur

Melewatkan sahur dapat memperpanjang durasi puasa, yang berisiko menyebabkan dehidrasi dan memperlambat pencernaan. Pastikan makan sahur dengan makanan yang kaya serat dan cairan agar tubuh tetap terhidrasi dan BAB lebih lancar.

10. Konsultasikan ke Dokter Jika Diperlukan

Jika sembelit berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai gejala seperti nyeri perut, kembung parah, atau perdarahan saat BAB, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin akan merekomendasikan obat pencahar ringan untuk membantu merangsang pergerakan usus, tetapi penggunaannya harus sesuai anjuran medis.

Nah, itulah tadi beberapa penyebab susah BAB saat puasa dan berbagai cara untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat!




(sto/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads