Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Maret 2025 dan Bacaannya: Menjaga Hati

Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Maret 2025 dan Bacaannya: Menjaga Hati

Santo - detikJogja
Sabtu, 22 Mar 2025 04:06 WIB
Renungan harian Katolik
Renungan harian Katolik. (Foto: Vecteezy/Parada Prommanop)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, hari ini Sabtu 22 Maret 2025 merupakan hari biasa pekan II masa Prapaskah; dengan orang kudus Santo Zakarias, Paus. Santa Lea, Janda dan Pengaku Iman; dan warna liturgi ungu.

Mengangkat tema tentang menjaga hati, mari simak renungan Katolik hari ini Sabtu 22 Maret 2025 yang dihimpun dari buku renungan 'Inspirasi Pagi' oleh M Constantin FSGM. Renungan berikut juga dilengkapi dengan bacaan hari ini dan doa penutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 22 Maret 2025

Bacaan Hari Ini

Mi. 7:14-15,18-20;

  • Mi 7:14 Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala.
  • Mi 7:15 Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban!
  • Mi 7:18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
  • Mi 7:19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
  • Mi 7:20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!

Mzm. 103:1-2,3-4,9-10,11-12;

  • Mzm 103:1 Dari Daud. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
  • Mzm 103:2 Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
  • Mzm 103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
  • Mzm 103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
  • Mzm 103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
  • Mzm 103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
  • Mzm 103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
  • Mzm 103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

Luk. 15:1-3.11-32

  • Luk 15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
  • Luk 15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
  • Luk 15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
  • Luk 15:11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
  • Luk 15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
  • Luk 15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
  • Luk 15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
  • Luk 15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
  • Luk 15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
  • Luk 15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
  • Luk 15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
  • Luk 15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
  • Luk 15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
  • Luk 15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
  • Luk 15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
  • Luk 15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
  • Luk 15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
  • Luk 15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
  • Luk 15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
  • Luk 15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
  • Luk 15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
  • Luk 15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
  • Luk 15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
  • Luk 15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
  • Luk 15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

BcO Ul. 32:48-52; 34:1-12

  • Ul 32:48 Pada hari itulah juga Tuhan berfirman kepada Musa:
  • Ul 32:49 "Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya,
  • Ul 32:50 kemudian engkau akan mati di atas gunung yang akan kaunaiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya?
  • Ul 32:51 oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel.
  • Ul 32:52 Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel."
  • Ul 34:1 Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu Tuhan memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan,
  • Ul 34:2 seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat,
  • Ul 34:3 Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar.
  • Ul 34:4 Dan berfirmanlah Tuhan kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana."
  • Ul 34:5 Lalu matilah Musa, hamba Tuhan itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman Tuhan.
  • Ul 34:6 Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
  • Ul 34:7 Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
  • Ul 34:8 Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.
  • Ul 34:9 Dan Yosua bin Nun penuh dengan roh kebijaksanaan, sebab Musa telah meletakkan tangannya ke atasnya. Sebab itu orang Israel mendengarkan dia dan melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.
  • Ul 34:10 Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel,
  • Ul 34:11 dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah Tuhan di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya,
  • Ul 34:12 dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.

Renungan Hari Ini

Saudara-saudari yang terkasih, melalui kisah anak bungsu dan anak sulung dalam bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk merenungkan salah satu kebiasaan manusia yang sering kali amat merugikan, bahkan bisa membunuh karakter seseorang, yakni memfitnah.

Fitnah biasanya berakar dari rasa iri hati. Fitnah karena iri hati merupakan tindakan yang sangat kejam karena berasal dari hati yang penuh dengan kebencian, serta merusak kebenaran dan reputasi orang lain.

ADVERTISEMENT

Gereja Katolik mengajarkan bahwa kebenaran adalah salah satu nilai utama yang harus dijaga dan diperjuangkan oleh umat beriman. Fitnah merupakan tindakan menyebarkan kebohongan atau memutarbalikkan fakta untuk menjatuhkan seseorang.

Tindakan memfitnah bertentangan dengan perintah kedelapan dalam Sepuluh Perintah Allah, yakni: "Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu."

Perbuatan si sulung yang menuduh adiknya menghabiskan hartanya bersama pelacur-pelacur merupakan tindakan menfitnah, sebab tuduhan itu tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Di dalam kisah hanya diceritakan bahwa harta si bungsu habis untuk berfoya-foya. "Fitnah itu seperti bulu yang ditiup angin. Sekali terbang, ia tidak akan bisa dikumpulkan kembali."

Tentu kita tidak setuju dengan pebuatan si bungsu. Namun, pada bagian akhir, kita mengetahui bahwa ia sadar akan kesalahannya, mengakui kesalahannya itu, dan kembali kepada ayahnya dengan diliputi rasa sesal yang mendalam.

Berbeda dengan si sulung. Ia merasa bahwa ayahnya sudah melakukan kesalahan kepadanya karena tidak pernah memberikan seekor kambing pun baginya untuk bersukacita dengan kawan-kawannya. Si sulung merasa bahwa dirinya lebih baik daripada adiknya. Ia merasa lebih layak untuk menerima kemurahan hati sang ayah.

Pada Masa Prapaskah ini, kita diajak Tuhan untuk selalu menjaga hati kita. Sebelum menuturkan sesuatu tentang orang lain, hendaknya kita terlebih dahulu bertanya kepada diri sendiri: Apakah kata-kata itu benar? Apakah bermanfaat? Apakah akan memperbaiki keadaan atau justru akan memperkeruhnya?

Kata-kata yang keluar dari mulut kita bukan sekadar bunyi, melainkan benih yang akan tumbuh menjadi kenyataan. Mari belajar untuk menghindarkan diri dari dosa. Allah memang maharahim, sehingga pasti akan mengampuni dosa dan pelanggaran kita, Namun, kita tidak boleh memperdaya Allah atas kebaikan-Nya itu.

Doa Penutup

Ya Allah, di dunia ini kami sudah Kauperkenankan menjalani hidup surgawi. Semoga terangMu membimbing kami seumur hidup, hingga akhirnya kami memasuki cahayaMu yang abadi.

Demi Yesus Kristus, PutraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik Sabtu 22 Maret 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.




(sto/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads