Ratusan massa Aliansi Jogja Memanggil masih bertahan di depan Gedung DPRD DIY hingga malam ini. Mereka merencanakan akan menginap sampai waktu yang belum ditentukan.
Pantauan detikJogja hingga pukul 20.30 massa masih bertahan, mereka duduk melingkar sambil menggelar pembacaan puisi. Nampak satu tenda didirikan massa tepat di belakang patung Jenderal Sudirman.
Massa juga memanggil pedagang sate, wedang ronde, hingga pedagang minuman ke dalam lingkungan DPRD DIY untuk logistik. Aparat keamanan dari kepolisian juga masih tampak berjaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Humas aksi, Marsinah menjelaskan sejak awal massa merencanakan akan menginap menyusul disahkannya Revisi Undang-undang TNI dengan segala kejanggalan dalam prosesnya.
"Sejak awal kita sudah mengambil keputusan bahwa jika revisi Undang-Undang TNI ini tetap disahkan, kita tetap akan melakukan protes sampai kemudian undang-undang ini dicabut," jelasnya kepada wartawan, Kamis (20/3) malam.
"Sesuai dengan dikembalikan lagi bahwa tidak ada yang namanya dwifungsi ABRI, apalagi dengan adanya revisi ini tidak sekedar dwi fungsi ABRI tetapi sebenarnya masuk ke dalam multiple fungsi ABRI," sambung Marsinah.
Aksi ini, lanjut Marsinah, adalah puncak kemarahan masyarakat akan kebijakan-kebijakan Presiden Prabowo Subianto. Ia pun belum bisa memastikan sampai kapan massa akan bertahan di gedung DPRD DIY.
"Tentu saja kita selalu mengedepankan prinsip dan tata cara yang anti kekerasan. Kita akan tetap stay di sini sampai kemudian pemerintah betul-betul memastikan adanya pembatalan revisi Undang-Undang dwi fungsi ABRI," tegasnya.
"Rencananya kita akan menginap. Kemudian, kita sudah berkoordinasi belum tahu nanti menginapnya bisa sehari, bisa 2 hari, bisa 3 hari," imbuh Marsinah.
Sementara Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma mengatakan pihaknya akan tetap mengamankan aksi massa ini hingga selesai.
"Sementara bertahan, selama mereka tidak anarki kita tetap soft, mengamankan," ungkap Aditya.
(ahr/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan