Polresta Sleman meningkatkan status penyelidikan menjadi penyidikan dalam kasus keracunan yang terjadi di Kapanewon Tempel beberapa waktu lalu. Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian bilang dalam waktu dekat polisi segera menetapkan tersangka.
"Udah masuk ke tingkat penyidikan. Secepatnya (kita tetapkan tersangka)," kata Adrian saat ditemui wartawan di Polresta Sleman, Selasa (25/2/2025).
Dalam proses penyidikan, polisi mengundang 8 orang saksi. Mulai dari pemilik hajatan, korban serta orang tuanya, pemilik katering, dan penyedia bahan untuk katering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melakukan pemeriksaan ulang terhadap para saksi yang telah dimintai keterangan waktu saat penyelidikan. Karena kita duga kuat ada unsur tindak pidana di situ," ujar dia.
Di sisi lain, dari hasil pemeriksaan lab forensik ditemukan unsur formalin pada sampel makanan. Adrian bilang, kandungan formalin itu ditemukan juga pada sampel makanan yang menyebabkan keracunan di Mlati.
"Di sampel makanan yang kita duga kuat itu (menyebabkan keracunan), baik dari tempat pembuatannya, habis itu dari tempat dua TKP ya dari Tempel maupun Mlati, kita ambil itu ada ini formalin," tegas dia.
Diketahui, ratusan orang di Padukuhan Krasakan, Tempel mengeluh demam hingga diare usai menghadiri hajatan di kampung tersebut. Mereka diduga keracunan makanan yang disantap saat hajatan.
Dari hasil pemeriksaan mayoritas warga mengeluhkan diare. Selain itu ada juga yang demam. Gejala itu sudah dirasakan warga sejak Sabtu (8/2) malam.
Petugas juga mengambil sampel makanan meliputi bakso, sate, siomai, es krim, dan krecek. Di waktu yang hampir bersamaan, puluhan orang juga mengalami keracunan di Sanggrahan, Mlati, usai menyantap siomai yang dibawa pulang.
Pemkab Sleman pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan pada Selasa (11/2). Saat itu, korban keracunan di Tempel mencapai 162 orang dan di Mlati mencapai 39 orang.
"Untuk yang Tempel data terakhir 162 orang, opname ada 47 orang, dan rawat jalan 115 orang," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, saat dihubungi wartawan, Selasa (11/2/2025).
Sedangkan korban keracunan di Mlati, dari 39 orang terdapat lima orang yang dirawat di RSA UGM.
"Dari total korban keracunan pangan total ada 42 orang, yang bergejala 39 orang. Lima orang masih di RSA UGM," jelas dia.
(afn/aku)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas