Menkop Budi Arie Mau Bikin Kop Hub untuk Suplai Makan Bergizi Gratis

Menkop Budi Arie Mau Bikin Kop Hub untuk Suplai Makan Bergizi Gratis

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Jumat, 21 Feb 2025 18:50 WIB
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi saat memberikan keterangan di Kamijoro, Sendangsari, Panjangan, Bantul, Jumat (21/2/2025).
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi saat memberikan keterangan di Kamijoro, Sendangsari, Panjangan, Bantul, Jumat (21/2/2025). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mendatangi salah satu koperasi petelur di Kamijoro, Sendangsari, Panjangan, Bantul, terkait kesiapan pasokan telur untuk program makan bergizi gratis (MBG). Budi mengutarakan rencananya untuk mewujudkan kop hub untuk menyuplai kebutuhan MBG.

"Soal MBG ini kita perlu mempersiapkan komoditas-komoditas, bahan baku untuk progam MBG khususnya telur. Karena telur ini secara ilmiah terbukti dengan mengkonsumsinya bisa meningkatkan protein, sehingga baik untuk anak-anak," kata Budi kepada wartawan di Pajangan, Bantul, Jumat (21/2/2025).

Oleh sebab itu, Budi tengah menggenjot keberadaan koperasi khususnya di bidang petelur. Mengingat tidak semua daerah di Indonesia bisa memproduksi telur secara masif.

"Tadi sudah saya sampaikan kita ingin membuat koperasi khusus petelur. Karena tidak semua daerah menghasilkan telur dalam jumlah besar, ada yang menghasilkan cabai, sayur hingga daging," ujarnya.

"Sehingga perlu ada konsolidasi yang dinamakan kop hub, koperasi-koperasi hub inilah nanti yang menyuplai berbagai kebutuhan untuk MBG. Misal di sini telur nanti ada koperasi petelur yang mendistribusikan telur ayam ke berbagai SPPG atau dapur yang memproduksi MBG," lanjut Budi.

Terkait harga beli pemerintah, Budi menyebut sebisa mungkin tidak merugikan penyedia telur. "Untuk harga nanti ada mekanisme sendiri, kan ada jarak juga, mungkin dari sini ke Bantul lebih murah kalau tempat lain perlu ongkos angkut," ucapnya.

Menurutnya, terkait harga sebenarnya bisa lebih terjangkau jika para produsen telur tergabung dalam koperasi petelur. Caranya adalah memastikan ketersediaan day old chick (DOC) atau anak ayam berumur satu hari, pakan hingga distribusinya dari hulu ke hilir.

"Jadi harus hulu sampai hilir, DOC, pakannya, terus proses koperasinya. Jangan sendiri-sendiri, dan terakhir distribusinya, pemasarannya. Karena kalau koperasi bisa mulai produksi hingga distribusi menurut saya bisa lebih kompetitif dibandingkan yang lain," katanya.

Sementara itu, Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN), Yudianto Yosgiarso siap jika harus menjadi penyedia telur untuk program MBG. Namun, Yudianto meminta kepada pemerintah agar memastikan pembayarannya lancar.

"Tetapi perlu diingat, ini kita sampaikan saja secara terbuka bahwa peternak ini tidak hanya bisa memproduksi. Tetapi mengenai masalah dari sisi stabilisasi keuangan, ini harus juga dipikirkan," ucapnya.

Menurutnya, saat ini jumlah anggota PPN se-Indonesia sekitar 1.300 orang. Di mana dari produksi nasional PPN bisa memproduksi sekitar 45% kebutuhan nasional akan telur, karena beberapa peternak ada juga yang tidak masuk ke dalam PPN.

"Jadi artinya kami juga harus ikut dilancarkan dari sisi pembiayaan atau pembayarannya. Kalau dari sisi kami harus support MBG kami siap, karena kami peternak yang memproduksi telur," ujarnya.




(aku/dil)

Hide Ads