Aksi demo 'Jogja Memanggil' yang menyoroti sejumlah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berlangsung di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung Jogja, kawasan Titik Nol Km, kemarin. Berikut sederet faktanya.
Kumpul di TKP ABA
Sejak pukul 10.30 WIB, Kamis (20/2), massa 'Jogja Memanggil' mulai berdatangan memadati tempat khusus parkir (TKP) Abu Bakar Ali, Kota Jogja. Di lokasi tersebut, massa mulai berorasi dan membentangkan sejumlah poster tuntutan.
Dalam orasinya, demonstran menyoroti beberapa kebijakan seperti kenaikan PPN, kelangkaan LPG 3 kg, hingga isu pemangkasan anggaran pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Longmarch ke Titik Nol Km
Sekitar pukul 12.00 WIB, massa mulai longmarch menuju Titik Nol Kilometer Jogja. Mereka membentangkan spanduk besar bertulisan 'Rakyat Bersatu! Bangun Demokrasi Kerakyatan'.
Di depan rombongan, melaju pelan mobil pikap buat mimbar orasi. Sebelum bergerak, mereka lebih dulu berorasi di utara hotel Inna. Selanjutnya mereka masuk ke Jalan Malioboro.
Singgah di Depan Gedung DPRD DIY
Massa yang berpakaian serba hitam itu berhenti sejenak di depan Gedung DPRD DIY.
"Tujuan aksi ini adalah penolakan Inpres terhadap pemangkasan anggaran pendidikan. Anggaran yang dipangkas ini mau dikemanakan, tidak pernah dijelaskan oleh Presiden kita," kata koordinator lapangan dari UIN Jogja, Derian, Kamis (20/2/2025).
Aksi demo 'Jogja Memanggil' ini dijaga ratusan anggota Polresta Jogja.
"Personel yang kami siapkan sebanyak 465 personel, kami plotting dari lokasi kumpul sampai Titik Nol," kata Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma.
![]() |
Tiba di Titik Nol Km
Massa demo tiba di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung Jogja sekitar pukul 13.30 WIB. Lokasi ini menjadi titik akhir long march.
Massa dengan jumlah yang cukup banyak itu tampak meluber dari depan Gedung Agung hingga depan Pasar Beringharjo.
Massa juga membentangkan beberapa poster jumbo di Monumen Ngejaman hingga di seberang Benteng Vredeburg. Poster raksasa itu berisi artwork raksasa yang mengkritik pemerintah.
"Pertama terkait penolakan inpres mengenai efisiensi anggaran, prioritaskan pendidikan dan kesehatan. Sahkan RUU perampasan aset dan sebagainya," kata salah satu demonstran, Mustofa.
"Tuntutan kami pada mengembalikan APBN kepada jumlah yang semestinya yakni 20 persen. (Soal UKT naik?) Itu salah satu kekhawatirnya kalau efisiensi ini terus melambung," sambungnya.
![]() |
Bakar-bakar di Depan Gedung Agung
Sekitar pukul 15.30 WIB, demo mulai memanas. Massa meminta masuk ke Gedung Agung Jogja. Massa juga mulai melakukan aksi bakar-bakar di depan Gedung Agung.
Barrier oranye hingga botol plastik dikumpulkan massa untuk dibakar. Hingga pukul 15.50 WIB, asap masih mengepul di sekitar lokasi. Sejumlah orang juga melakukan pelemparan botol ke arah Gedung Agung.
Mobil komando ikut diarahkan maju ke gerbang Gedung Agung. Berulang kali orator meneriakkan 'satu komando' di hadapan massa.
Saat masa merangsek, polisi langsung bersiaga di depan gerbang Gedung Agung. Meski begitu, tak ada aksi saling dorong antara massa dengan polisi.
Massa Tinggalkan Gedung Agung
Sekitar pukul 17.30 WIB, massa demo di kawasan Titik Nol Jogja mulai membubarkan diri. Mereka juga sempat melempar sampah dan cat warna merah di depan Gedung Agung.
"Aksi hari ini sudah dibangun secara sistematis oleh teman-teman di Jogja termasuk jaringan kampus, lapisan masyarakat. Kami bergabung membuat gerakan secara sistematis," ujar mahasiswa UGM, Faiz.
"Pelemparan cat dalam kelompok lain. Itu keresahan masyarakat, dengan melemparkan sampah ke Gedung Agung," tambahnya.
Rencana Aksi Susulan
Faiz menambahkan, akan ada aksi lanjutan konsolidasi soal hal ini. Dia berharap jumlah massa untuk aksi mendatang akan lebih banyak.
"Evaluasi apakah gerakan kita efektif mencapai goals bersama, merancang kembali aksi berikutnya," jelasnya.
Terpisah, Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Suryadharma, menyebut aksi ini berlangsung kondusif. Tidak ada yang terluka dalam aksi ini hanya ada beberapa massa yang pingsan.
"Alhamdulillah sebagaimana dilihat keseluruhan berlangsung kondusif. Tapi tadi ada sedikit pembakaran dan pelemparan cat tapi kondusif. Tidak ada yang terluka karena aksi ini," ujar Aditya.
"Mungkin tadi ada yang pingsan karena kepanasan tapi sudah pertolongan masukin ambulans dan ke rumah sakit," pungkas dia.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja