Imam Masjid Ngaku Gay Tewas Ditembak di Afrika Selatan

Internasional

Imam Masjid Ngaku Gay Tewas Ditembak di Afrika Selatan

Haris Fadhil - detikJogja
Senin, 17 Feb 2025 10:29 WIB
TO GO WITH AFP STORY BY RORY SHELDON
Imam Muhsin Hendricks gets ready for the start of the Jumuah prayer at the Inner Circle Mosque, in Wynberg, on September 2, 2016, in Cape Town.. Friday prayers at the Peoples Mosque in Cape Town looks like any other around the Islamic world, except in this South African city the imam is openly gay and the teaching promotes homosexual rights. It is a stance that provokes outrage from many Muslims, but Muhsin Hendricks has built up a small, loyal congregation by helping worshippers try to reconcile their sexuality and their religion. In 1996 Hendricks founded
Foto: Muhsin Hendricks (AFP/RODGER BOSCH)
Jogja -

Seorang imam masjid di Afrika Selatan, Muhsin Hendricks, yang mengaku sebagai gay dilaporkan ditembak mati. Hendricks dianggap imam pertama di dunia yang mengakui mempunyai orientasi seksual sesama jenis.

Seperti diberitakan AFP Minggu (16/2/2025), dilansir detikNews, Hendricks tewas ditembak di dekat Kota Gqeberha, Sabtu (15/2/2025). Hendricks mengelola masjid yang diklaim didirikan untuk menjadi tempat berlindung kaum gay maupun muslim terpinggirkan lainnya.

Polisi menyebut Hendricks berada di dalam mobil bersama orang lain ketika satu unit kendaraan lain berhenti di depan mereka dan menghalangi jalan keluar mereka. Polisi mengatakan dua orang tak dikenal keluar dan menembak Hendricks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua tersangka tak dikenal dengan wajah tertutup keluar dari kendaraan dan mulai melepaskan beberapa tembakan ke kendaraan itu. Kemudian mereka melarikan diri dari tempat kejadian, dan pengemudi melihat bahwa Hendricks, yang duduk di belakang kendaraan itu ditembak dan tewas," kata polisi Eastern Cape dalam sebuah pernyataan.

Polisi juga membenarkan keaslian video yang beredar, menunjukkan pembunuhan di Bethelsdorp, Gqeberha, tersebut. Kepolisian setempat mendesak masyarakat yang memiliki informasi untuk segera melapor.

ADVERTISEMENT

"Motif pembunuhan itu tidak diketahui dan merupakan bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung," ujar polisi.

Sementara Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans dan Interseks Internasional mengecam pembunuhan yang menimpa Hendricks. Diketahui, korban terlibat dalam berbagai kelompok advokasi LGBTQ, dan mengungkapkan dirinya gay pada tahun 1996 silam.

"Keluarga ILGA World sangat terkejut mendengar berita pembunuhan Muhsin Hendricks, dan meminta pihak berwenang untuk menyelidiki secara menyeluruh apa yang kami khawatirkan sebagai kejahatan kebencian," kata direktur eksekutif Julia Ehrt dalam sebuah pernyataan.

Hendricks dilaporkan mengelola lokasi yang disebut sebagai Masjid Al-Ghurbaah di Wynberg, dekat tempat kelahirannya, Cape Town. Berdasarkan situs resminya, masjid tersebut diklaim menyediakan 'ruang aman tempat kaum Muslim queer dan perempuan terpinggirkan dapat menjalankan ajaran Islam'.

Hendricks, yang menjadi subjek film dokumenter tahun 2022 berjudul 'The Radical' sebelumnya pernah menyinggung ancaman terhadap dirinya. Namun, dia bersikeras 'kebutuhan untuk menjadi autentik lebih besar daripada rasa takut untuk mati'.

Afrika Selatan memiliki salah satu tingkat kasus pembunuhan tertinggi di dunia, dengan sekitar 28.000 pembunuhan dalam setahun hingga Februari 2024.




(apu/ams)

Hide Ads