Respons Hamas soal Presiden AS Trump Ingin Beli dan Miliki Gaza

Internasional

Respons Hamas soal Presiden AS Trump Ingin Beli dan Miliki Gaza

Rita Uli Hutapea - detikJogja
Senin, 10 Feb 2025 18:55 WIB
WASHINGTON, DC - FEBRUARY 05: U.S. President Donald Trump arrives to sign the
Presiden AS Donald Trump. Foto: Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK
Jogja -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara mengenai rencananya membeli dan memiliki Gaza. Kelompok Hamas pun bereaksi.

Dilansir detikNews, Kepala Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, mengatakan pada Senin (10/2) bahwa rencana Barat, Amerika Serikat, dan Presiden AS Donald Trump untuk Jalur Gaza "akan gagal."

"Kami akan menggagalkan rencana tersebut sebagaimana kami menggagalkan proyek-proyek sebelumnya," katanya saat memperingati hari jadi ke-46 revolusi Iran di Teheran, ibu kota Iran, dilansir Al Arabiya dan Reuters, Senin (10/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, anggota biro politik Hamas, Ezzat El Rashq, mengecam pernyataan terbaru Trump tentang pembelian dan kepemilikan Gaza, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

"Gaza bukanlah properti yang bisa dijual dan dibeli. Itu adalah bagian integral dari tanah Palestina yang kami duduki, dan warga Palestina akan menggagalkan rencana pemindahan itu," ujar Rashq.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Trump mengatakan pada Minggu (9/2) waktu setempat, bahwa ia berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza, tetapi dapat mengizinkan sebagian wilayah tersebut untuk dibangun kembali oleh negara-negara lain di Timur Tengah.

"Saya berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza. Mengenai pembangunannya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun sebagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui naungan kami. Namun, kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak datang kembali," ujar Trump kepada para wartawan, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Senin (10/2/2025).

Trump menyampaikan pernyataannya tersebut pada Minggu (9/2) waktu setempat kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One dalam perjalanannya ke New Orleans untuk menghadiri kejuaraan National Football League Super Bowl.

"Tidak ada yang bisa ditempati kembali. Tempat itu adalah lokasi kehancuran. Sisanya akan dihancurkan. Semuanya hancur," katanya.

Trump juga mengatakan bahwa ia terbuka terhadap kemungkinan mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke Amerika Serikat, tetapi akan mempertimbangkan permintaan tersebut berdasarkan kasus per kasus.

"Saya pikir itu jarak yang sangat jauh untuk mereka tempuh, tapi saya harus memeriksa kasus per kasus. Tapi saya pikir mereka akan sangat senang tinggal di daerah sekitar dengan tempat yang aman, di mana mereka bisa hidup dengan aman dan memiliki kehidupan yang baik," tutur Trump.




(rih/dil)

Hide Ads