Waktu yang Dilarang untuk Tidur Menurut Islam, Lengkap dengan Haditsnya

Waktu yang Dilarang untuk Tidur Menurut Islam, Lengkap dengan Haditsnya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Selasa, 04 Feb 2025 14:48 WIB
Ilustrasi Muslim Tidur
Ilustrasi tidur. (Foto: Getty Images/iStockphoto)
Jogja -

Islam telah mengatur segala sesuatu bagi para pemeluknya dengan terperinci, termasuk waktu tidur. Dalam Islam, ada sejumlah waktu yang dilarang tidur. Kapan saja? Berikut ini daftar dan hadits landasannya.

Tidur adalah bagian penting dari kehidupan manusia yang tidak bisa dipisahkan. Dikutip dari Sleep Foundation, orang dewasa (umur 18 ke atas) butuh waktu tidur setidaknya 7 jam setiap hari. Sementara, itu, anak-anak dan remaja membutuhkan lebih banyak lagi.

Dengan tidur, tubuh dapat meregenerasi sel-sel rusak dan menjaga kesehatan bagian-bagian badan, seperti jantung dan metabolisme. Pada gilirannya, tubuh sehat akan membuat seorang muslim maksimal dalam beribadah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasar alasan itu, detikers mesti memenuhi kebutuhan tidur harian sebisa mungkin. Dalam pemenuhan jam tidur tersebut, ada beberapa waktu yang dilarang untuk tidur menurut Islam. Temukan penjelasan dan haditsnya dalam uraian di bawah ini, yuk!

Waktu Terlarang Tidur dan Haditsnya

1. Tidur Pagi Hari Setelah Sholat Subuh

Bagi sebagian orang setelah sholat subuh, kadang kala kantuk menyerang dengan dahsyatnya. Terlebih saat seseorang berpuasa, kondisi perut yang telah kenyang usai santap sahur membuat tidur terasa menggoda.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari buku Fiqih Praktis Sehari-Hari oleh Farid Nu'man, sejatinya, tidak ada larangan, baik dari hadits atau ayat, yang melarang seseorang tidur setelah subuh. Namun, sejumlah ulama salaf maupun khalaf menghukuminya makruh.

Alasannya, setelah subuh adalah waktu yang diberkahi sehingga sayang bila dilewatkan begitu saja untuk tidur. Rasulullah SAW berdoa untuk umat Muslim:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا

Artinya: "Ya Allah, berkahilah umatku pada pagi harinya." (HR Tirmidzi nomor 1212, Abu Dawud nomor 2606, dan Ibnu Hibban nomor 4754-4755. Derajatnya diperselisihkan, sebagian menyatakan hasan, lainnya menyebut shahih atau dhaif. Wallahu a'lam).

Syaikh Abdullah al-Faqih pernah menjelaskan tentang tidur setelah subuh ini:

فَإِنَّ النَّوْمَ فِي هَذَا الْوَقْتِ جَابِرٌ بِمَعْنَى أَنَّهُ لَا يَأْثَمُ فَاعِلُهُ وَلَوْ لَمْ يَكُنْ مُحْتَاجًا إِلَيْهِ وَقَدْ كَرِهَهُ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ نَظْرًا لِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَيْهِ مِنْ آثَارٍ صِحِيَّةٍ وَغَيْرِهَا إِلَّا إِذَا كَانَ لِحَاجَةٍ وَقَدْ وَرَدَ أَنَّ الرِّزْقَ يُقْسَمُ فِي ذَلِكَ الْوَقْتِ

Artinya: "Sesungguhnya, tidur pada waktu ini boleh-dalam artian tidak berdosa melakukannya-walaupun ia tidak membutuhkannya. Sebagian ulama memakruhkan karena melihat berbagai pertimbangan, seperti tinjauan kesehatan dan lain-lain, kecuali jika ada kebutuhan untuk melakukan-nya." (Fatawa asy-Syabakah al-Islamiyyah nomor 153487)

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah juga menerangkan dalam kitabnya:

نَوْمُ الصُّبْحَةِ يَمْنَعُ الرِّزْقَ لِأَنَّ ذَلِكَ وَقْتُ تُطْلَبُ فِيْهِ الْخَلِيقَةُ أَرْزَاقَهَا وَهُوَ وَقْتُ قِسْمَةِ الْأَرْزَاقِ فَنَوْمُهُ حِرْمَانُ إِلَّا لِعَارِضٍ أَوْ ضَرُوْرَةٍ

Artinya: "Tidur pagi itu menghalangi rezeki karena itulah saat rezeki makhluk sedang dicari, dan itulah saat rezeki sedang dibagikan. Oleh karena itu, tidur pada waktu itu bisa mencegahnya (rezeki), kecuali memang darurat." (Zadul Ma'ad 4/242)

2. Tidur Setelah Sholat Ashar

Sama seperti tidur setelah subuh, tidur setelah sholat Ashar juga tidak memiliki dalil shahih larangan atau keburukannya. Adapun hadits yang menyatakan bahwa seseorang akan hilang akal, dianggap lemah.

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid menjelaskan:

"Adapun tidur setelah ashar adalah boleh. Tidak ada yang (hadits) shahih dari Nabi SAW tentang larangan tidur pada waktu ini. Adapun hadits yang disandarkan pada Nabi SAW 'Barangsiapa yang tidur setelah ashar maka akalnya akan hilang dan jangan salahkan, kecuali dirinya sendiri' adalah hadits batil dan tidak shahih dari Nabi SAW." (Al-Islam Su'al wal Jawab nomor 2063).

Namun, ada juga ulama salaf yang memakruhkan tidur setelah ashar. Imam Ibnu Abi Syaibah menerangkan:

عَنْ مَكْحُولٍ أَنَّهُ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ بَعْدَ الْعَصْرِ وَقَالَ يُخَافُ عَلَى صَاحِبِهِ مِنْهُ الْوَسْوَاسُ

Artinya: "Dari Makhlul, ia memakruhkan tidur setelah ashar. Ia berkata 'Pelakunya dikhawatirkan mengalami waswas." (al-Mushannaf nomor 26678)

3. Tidur Sebelum Sholat Isya

Disadur dari skripsi bertajuk Tidur dalam Al-Qur'an Perspektif Tafsir al-Munir Karya Wahbah az-Zuhaili oleh Ichwan Ma'rifatullah dari Universitas PTIQ Jakarta, ada hadits yang berbunyi:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْحَدَّاءُ عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam, ia berkata: Telah mengabarkan kepada kami 'Abdul Wahhab ats-Tsaqafi, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami Khalid al-Hadza', dari Abu al-Minhal, dari Abu Barzah, bahwasanya Rasulullah membenci tidur sebelum sholat isya dan berbincang-bincang (perkara duniawi) setelahnya." (HR Bukhari Nomor 568)

Ibnu Hajar menerangkan:

"Dibencinya tidur sebelum isya karena dapat melalaikan pelakunya dari sholat isya hingga keluar waktunya. Adapun bercakap-cakap setelahnya yang tidak ada manfaatnya dapat menyebabkan tidur hingga sholat subuh dan luput dari sholat malam. Apabila percakapan itu mengandung manfaat, tentu saja tidak ada larangan melakukannya."

Waktu-Waktu Tidur yang Disunnahkan

Selain waktu-waktu terlarang, ada juga waktu tidur yang disunnahkan. Diambil dari buku Ringkasan Hadis Shahih Bukhari yang disusun Imam az-Zabidi, waktu pertama adalah pada awal malam. Sumbernya adalah hadits berikut:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا سُئِلَتْ : عَنْ صَلَاةِ النَّبِيِّ ﷺ بِاللَّيْلِ؟ قَالَتْ : كَانَ يَنَامُ أَوَّلَهُ، وَيَقُومُ آخِرَهُ، يُصَلِّي ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى فِرَاشِهِ، فَإِذَا أَذَّنَ المُؤَذِّنُ وَثَبَ، فَإِنْ كَانَ بِهِ حَاجَةٌ اغْتَسَلَ، وَإِلا تَوَضَّأَ وَخَرَجَ : [رواه البخاري : [١١٤٦

Artinya: "Dari Aisyah RA, ia ditanya tentang sholat Nabi SAW pada malam hari. Ia menjawab: 'Nabi SAW biasanya tidur sejak awal malam, kemudian beliau bangun di akhir malam untuk bertahajud. Setelah itu, beliau berbaring lagi. Ketika muadzin menyerukan adzan, beliau segera bangun. Jika merasa perlu, beliau mandi. Jika tidak, beliau berwudhu, kemudian keluar untuk melaksanakan sholat Subuh." (HR Bukhari nomor 1146)

Waktu kedua, sebagaimana sekilas disebut dalam hadits di atas, adalah setelah sholat malam menjelang waktu subuh. Berikut ini hadits sumbernya:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَهُ : أَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلامُ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ، وَيَنَامُ سُدُسَهُ ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ) . [رواه البخاري : ١١٣١]

Artinya: "Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin al-Ash RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda kepadanya: 'Sholat sunnah yang paling disenangi oleh Allah adalah sholat Dawud AS dan puasa sunnah yang paling disenangi oleh Allah adalah puasa Dawud AS. Dawud tidur hingga pertengahan malam, kemudian bangun untuk bertahajud selama sepertiga malam, lalu tidur lagi selama seperenam malam. Dawud berpuasa sunnah dengan selang sehari/sehari berpuasa sehari tidak.'" (HR Bukhari nomor 1131)

Waktu ketiga yang padanya disunnahkan tidur adalah qailullah. Dirujuk dari NU Lampung, hadits landasannya adalah:

قِيلُوا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَقِيلُ

Artinya: Tidurlah qailulah (siang hari) kalian, sesungguhnya Syetan tidak tidur di waktu qailulah (HR ath-Thabrani).

Waktu qailullah ini ada yang menafsirkan sebelum waktu dzuhur, ada pula yang memaknainya setelah dzuhur. Wallahu a'lam bish-shawab.

Demikian pembahasan lengkap mengenai waktu yang dilarang untuk tidur sesuai syariat Islam. Semoga Allah SWT senantiasa membukakan pintu petunjuk dan hidayah-Nya untuk kita. Aamiin.




(sto/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads