Tahun Baru Imlek sering kali diwarnai dengan berbagai dekorasi khas perayaan tersebut, salah satunya ada lampion. Namun, ternyata ada sejarah lampion Imlek beserta dengan makna dan filosofinya yang menarik untuk diketahui.
Mengutip dari laman Timothy SY Lam Museum of Anthropology, dijelaskan Tahun Baru Imlek atau yang dikenal sebagai Tahun Baru China maupun Festival Musim Semi merupakan perayaan yang penting bagi masyarakat China. Perayaan ini sekaligus menandai tahun baru yang didasarkan pada kalender lunar.
Melalui perayaan Imlek, masyarakat China menyambut datangnya keinginan untuk kehidupan yang baru. Inilah yang membuat Tahun Baru Imlek biasanya diisi dengan menghabiskan waktu bersama keluarga selama libur panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun Baru Imlek yang begitu bermakna bagi masyarakat China maupun etnis Tionghoa lainnya membuat mereka menyambutnya dengan penuh sukacita. Salah satunya dengan memasang lampion di rumah maupun area sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.
Lantas, seperti apa sejarah lampion Imlek? Simak penjelasan lengkap dengan makna dan filosofinya berikut ini.
Sejarah Lampion Imlek
Sejarah lampion Imlek ternyata tidak terlepas dari sebuah festival yang dikenal dengan nama Festival Lentera Tiongkok. Seperti diungkap dalam laman resmi UNESCO, dijelaskan bahwa Festival Lentera Tiongkok biasanya dilakukan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek berlangsung.
Tradisi tersebut dikenal sejak sekitar 2.000 tahun lalu pada Dinasti Han Timur kuno. Terkait asal-usulnya, festival tersebut muncul setelah adanya pertukaran budaya historis antara agama yang dibawa oleh Iran kuno dan juga Tiongkok.
Meskipun begitu, festival tersebut juga mendapatkan pengaruh dari agama Buddha dan juga Taoisme. Hingga saat itulah festival pemasangan lampion atau lentera menjadi sebuah perayaan yang dilakukan oleh etnis Tionghoa di seluruh dunia setiap Tahun Baru Imlek.
Kemudian diungkap dalam buku 'Tradisi Imlek di Kota Pangkalpinang' oleh Sita Rohana, bahwa lampion atau lentera yang disebut juga sebagai lung ten awalnya hanya dipasang saat malam purnama bulan purnama atau Cap Go Meh saja. Namun, seiring berjalannya waktu, lampion-lampion juga mulai dipasang menjelang Tahun Baru Imlek.
Sejarah pemasangan lampion Imlek salah satunya dipercaya berasal dari sebuah legenda yang terjadi di Dinasti Ming. Dikisahkan bahwa saat itu terdapat seorang pemberontak bernama Li Zicheng yang berusaha menguasai sebuah wilayah bernama Kota Kaifeng.
Li Zicheng mencoba menyebarkan berita tentang penduduk yang tetap aman dari tentara pemberontak saat menggantungkan lampion merah di depan pintu rumah mereka. Selama penyerangan berlangsung, penjaga Kota Kaifeng yang terdesak berusaha melarikan diri. Mereka membuka bendungan agar tentara Li Zicheng tersapu.
Sayangnya, banjir yang melanda justru membuat rumah-rumah penduduk tenggelam. Para penduduk berusaha menyelamatkan dirinya dengan naik ke atap rumah sambil membawa lampion mereka. Kemudian Li Zicheng yang mengetahui situasi tersebut, segera memerintahkan anak buahnya untuk menyelamatkan para penduduk dengan rakit maupun perahu.
Berkat bantuan Li Zicheng, penduduk selamat dan mereka menggantungkan lampion setiap perayaan penting demi menghormati kebaikan hati yang telah ditunjukkan oleh Li Zicheng. Salah satunya saat perayaan Imlek berlangsung.
Makna Lampion Imlek
Meskipun lampion Imlek identik dengan warna merah, ternyata ada beberapa warna lain yang biasanya digantungkan. Menariknya lagi, setiap warna memiliki makna tertentu yang melambangkan harapan siapa saja yang menggantung lampion tersebut.
Mengutip dari laman China Highlight, lampion Imlek warna merah melambangkan kebahagiaan, kehangatan, dan keberuntungan. Warna inilah yang banyak dipilih karena mewakili warna nasional di Tiongkok. Biasanya lampion-lampion Imlek dibuat dengan bahan bambu, rotan, hingga kayu yang dihiasi dengan rumbai. Kemudian lampion tersebut akan dilengkapi dengan lukisan, sulaman, hingga kaligrafi tulisan tertentu.
Selain merah, lampion Imlek warna lain juga memiliki makna tersendiri. Sebut saja warna merah muda yang melambangkan romansa. Lalu ada juga putih yang mewakili simbol kesehatan yang baik. Ada juga hijau yang berarti pertumbuhan dan oranye berkaitan dengan uang. Sementara itu, warna kuning dianggap membawa keberuntungan di aspek pendidikan dan biru muda atau ungu yang mewakili mimpi.
Filosofi Lampion Imlek
Lantas mengapa lampion selalu digantungkan saat perayaan Imlek? Masih mengacu dari buku sebelumnya, biasanya masyarakat China atau etnis Tionghoa akan memulai tahun baru dengan memasang lampion atau lentera yang dihiasi sedemikian rupa.
Hal tersebut dilakukan sebagai wujud memulai tahun baru sebagai awal yang lebih baik di tahun sebelumnya. Lampion tersebut mampu mewakili harapan agar rezeki terus menerus datang dan segala masalah bisa terselesaikan.
Kemudian melalui buku '150++ Tradisi Hari Raya di Dunia' oleh Redaksi Plus+, filosofi lampion Imlek juga dianggap sebagai puncak perayaan Tahun Baru Imlek. Tidak sedikit orang yang akan menerbangkan lentera sebagai momentum bersatunya keluarga dan kerabat terdekat.
Tradisi tersebut bermakna agar dapat mendamaikan, memaafkan, dan tulus mengharapkan kebahagiaan bagi semua orang yang ada. Bahkan lampion-lampion ini juga melambangkan kesehatan, kemakmuran, kebahagiaan, hingga keberuntungan.
Nah, itulah tadi penjelasan sejarah lampion Imlek lengkap dengan makna dan filosofinya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan baru bagi detikers, ya.
(par/ams)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030