Motif baju yang dipakai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menerima kunjungan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ramai disorot netizen. Banyak yang menyebutnya batik gringsing atau batik penolak bala. Seperti apa faktanya?
Tagar Sri Sultan pun ramai di akun X, dengan sekitar 8.370 postingan. Mayoritas menyertakan foto pertemuan Jokowi dan Sultan saat bertemu di Keraton Kilen, Jogja pada Rabu, 15 Januari 2025 lalu.
"BATIK TOLAK BALA. Apa maksudnya Sultan Jogya ini ya? Sultan menemui jkw pakai batik motif gringsing yg bermakna tolak bala," tulis akun X @sub***, dikutip detikJogja, Jumat (17/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula akun X lainnya yang menyebut Sultan sudah tepat memakai batik tolak bala saat menemui Jokowi.
Bukan Batik tapi Sasirangan
Penjelasan soal baju yang dikenakan Sultan ini disampaikan oleh Caos Kagunan Kawedanan Kridha Mardawa Keraton Jogja, Dicky Firmanto. Dicky menegaskan kemeja yang dikenakan Sultan bukan batik Jogja.
"Di foto itu Ngarsa Dalem (Sultan) memakai kain semacam kain Sasirangan atau tie dye, bukan batik," kata Dicky saat dihubungi wartawan, Jumat (17/1).
Dicky pun menegaskan tak ada makna khusus terkait kemeja yang dikenakan Sultan menemui Jokowi. Dia pun menyadari ada pihak yang berupaya menggiring opini.
"Banyak komentar (di media sosial) yang menggiring opini, tapi saya secara pribadi, apa yang beliau-beliau pakai kemarin biasa saja atau tidak ada maksud tertentu," jelasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Pengkajian Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad, Hartanto. Dia menyebut motif kemeja yang dikenakan Sultan itu adalah sasirangan.
"Itu ndak bisa diterjemahkan wong itu Sasirangan, bukan batik Jogja. Itu kan budaya Kalimantan, lain, jadi memang itu bukan budaya Jawa," kata Hartanto saat dihubungi wartawan, kemarin.
![]() |
Hartanto menyebut tak ada makna khusus dari sasirangan yang dipakai Sultan HB X saat bertemu Jokowi. Sebab, motif itu sudah bercampur modernisasi.
"Itu sudah termasuk, bagian motifnya warnanya klasik, cuma pengaturannya sudah modern sekali," ujar Hartanto.
"Kalau saya yang tahu batik, mboten nggih (tidak mengandung makna khusus). Ya mungkin, nuwun sewu, mungkin punya kepentingan lain itu saya tidak tahu," tutur Hartanto merespons banyak netizen yang mengkaitkan dengan motif batik gringsing yang disebut bermakna tolak bala.
Kain Khas Banjar Kalsel
Diketahui, sasirangan merupakan kain khas suku Banjar Kalimantan Selatan. Dikutip dari situs Pemkot Banjarmasin, kain sasirangan didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang, atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.
Kain sasirangan ini pun sudah dinobatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu dari 33 kain warisan budaya tak benda di Indonesia. Dikutip dari situs Dinas Perindustrian Pemprov Kalsel, setidaknya ada 20 motif dasar sasirangan, di antaranya hiris pudak, kembang kacang, bintang behambur, jajumputan (jumputan), kembang tampuk manggis hingga daun katu.
(ams/ams)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030