Renungan Harian Katolik Kamis 16 Januari 2025 dan Bacaannya: Belarasa

Renungan Harian Katolik Kamis 16 Januari 2025 dan Bacaannya: Belarasa

Santo - detikJogja
Kamis, 16 Jan 2025 04:01 WIB
Renungan harian Katolik.
Renungan harian Katolik. (Foto: Pexels/cottonbro studio)
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, hari ini Kamis 16 Januari 2025 merupakan hari biasa; dengan orang kudus Santa Priscila. Santo Marsellus I, Paus dan Martir. Santo Honoratus, Uskup dan Pengaku Iman; dan warna liturgi hijau.

Mengangkat tema tentang belarasa, mari simak renungan Pesta Pembaptisan Tuhan hari ini, Kamis 16 Januari 2025 yang dihimpun dari buku renungan 'Inspirasi Pagi' oleh Ia Indra Pamungkas Pr, Pastor Vikaris Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto. Renungan berikut juga dilengkapi dengan bacaan hari ini dan doa penutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 16 Januari 2025

Bacaan Hari Ini

Ibr. 3:7-14;

  • Ibr 3:7 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
  • Ibr 3:8 janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,
  • Ibr 3:9 di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya.
  • Ibr 3:10 Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku,
  • Ibr 3:11 sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
  • Ibr 3:12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup.
  • Ibr 3:13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.
  • Ibr 3:14 Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.

Mzm. 95:6-7, 8-9, 10-11;

  • Mzm 95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.
  • Mzm 95:7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
  • Mzm 95:8 Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,
  • Mzm 95:9 pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
  • Mzm 95:10 Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku."
  • Mzm 95:11 Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."

Mrk. 1:40-45

  • Mrk 1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."
  • Mrk 1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
  • Mrk 1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
  • Mrk 1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:
  • Mrk 1:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."
  • Mrk 1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

BcO Rm. 2:17-29

  • Rm 2:17 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,
  • Rm 2:18 dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,
  • Rm 2:19 dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,
  • Rm 2:20 pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.
  • Rm 2:21 Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri?
  • Rm 2:22 Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
  • Rm 2:23 Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?
  • Rm 2:24 Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
  • Rm 2:25 Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
  • Rm 2:26 Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
  • Rm 2:27 Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
  • Rm 2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
  • Rm 2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Renungan Hari Ini

Ada hal reflektif dalam kisah penyembuhan terhadap orang kusta ini. Dikisahkan bahwa Yesus pertama-tama tergerak hati-Nya oleh belas kasihan. Ia lalu mengulurkan tangan, menjamah, dan berbicara.

Di tengah pemahaman umum bahwa orang kusta yang dilarang berinteraksi dengan siapa pun, Yesus justru mengadakan pendekatan. Tidak hanya melalui kata, Yesus pun melakukan sentuhan. Semua itu karena hati Yesus dipenuhi oleh belas kasihan.

ADVERTISEMENT

Dalam kunjungannya ke Indonesia bulan September 2024 lalu, Bapa Suci Paus Fransiskus mengajak kita untuk memaknai belarasa. Uluran tangan yang kita lakukan terhadap sesama yang membutuhkan harus sampai pada bentuk sentuhan. Artinya, tidak sekadar rajin memberi bantuan, kita pun harus berani bersentuhan dengan sesama yang menderita.

Bersentuhan dan berkomunikasi dengan sesama yang menderita adalah keteladanan yang Yesus ajarkan. Dengan mengadakan komunikasi, kita akan turut merasakan penderitaan sesama, yang akhirnya akan memurnikan perbuatan baik yang kita lakukan.

Hambatan terbesar dalam belarasa adalah kecenderungan mencintai diri sendiri terlalu berlebih. Ada yang mau membantu dengan berdonasi, tetapi tidak mau menjumpai orang yang dibantu karena merasa tidak sederajat.

Ada yang mau mendoakan, tetapi tidak mau turut mendengarkan keluhan orang yang didoakan. Ada pula yang rajin membantu sesama, tetapi ternyata tujuannya demi konten yang viral dan mendapat apresiasi publik.

Belarasa mengajarkan kita untuk pertama-tama menggerakkan hati dalam kasih, lalu memperjuangkan kehendak hati itu dalam tindakan. Dengan berbelarasa, kita menghargai martabat sesama dan menjunjung solidaritas sebagai murid-murid Tuhan.

Hati yang tulus akan membuat kita terlatih untuk melihat sesama yang sedang menderita. Membuka mata, telinga, dan hati, lalu menjalin interaksi dengan sesama yang menderita adalah tanda kedalaman iman kita.

Melalui iman, kita semua diutus menjadi saksi kasih Allah dan membebaskan sesama dari segala penderitaan hidup. Cintailah sesama dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan pun akan mencintai kita melalui berkat dan penyertaan-Nya.

Doa Penutup

Allah yang kekal dan kuasa, pada pagi hari ini kami panjatkan doa ke hadapan hadiratMu. Semoga kegelapan dosa Kaulenyapkan dari hati kami, supaya kami sampai kepada cahaya sejati.

Demi Yesus Kristus, PutraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik Kamis 16 Januari 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.




(sto/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads