Sederet Fakta Pejalan Kaki Hanyut di Gorong-gorong hingga Ditemukan Meninggal

Round-Up

Sederet Fakta Pejalan Kaki Hanyut di Gorong-gorong hingga Ditemukan Meninggal

Tim detikJogja - detikJogja
Selasa, 17 Des 2024 06:37 WIB
Jenazah pria pejalan kaki yang terperosok ke gorong-gorong Jalan Wates Km 11, Argorejo, Sedayu, Bantul, berhasil dievakuasi, Senin (16/12/2024).
Jenazah pria pejalan kaki yang terperosok ke gorong-gorong Jalan Wates Km 11, Argorejo, Sedayu, Bantul, berhasil dievakuasi, Senin (16/12/2024). Foto: dok. Kantor Basarnas DIY.
Jogja -

Seorang pejalan kaki terperosok dan hanyut di gorong-gorong Jalan Wates Km 11, Argorejo, Kapanewon Sedayu, Bantul. Setelah dilakukan pencarian, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Berikut sederet fakta tewasnya pejalan kaki tersebut.

Terperosok Gorong-gorong

Kasubsi Operasi Kantor Basarnas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Asnawi, mengatakan sebagaimana informasi yang didapatkannya, pejalan kaki tersebut awalnya berjalan dari arah barat ke timur. Setibanya di depan gapura, korban sempat berhenti. Sesaat kemudian ia melanjutkan berjalan kembali ke sisi timur, tiba-tiba terperosok ke dalam gorong-gorong.

"Jadi informasi awal bahwasanya ada satu orang terperosok ke gorong-gorong yang berada di Jalan Raya Wates Jogja di Sedayu ini. Karena ada banjir, genangan yang menutup lubang membuat korban terperosok karena tidak melihat kalau itu gorong-gorong," kata Asnawi di lokasi kejadian, Senin (16/12/2024) dini hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Debit Air Tinggi

Warga yang sempat melihat korban terperosok dan hanyut tidak bisa langsung melakukan evakuasi. Ini karena kondisi gorong-gorong tertutup sepenuhnya dengan beton. Selain itu, lokasi hanyut memiliki kedalaman air hingga sekitar dua meter. Proses evakuasi oleh petugas juga terkendala.

"Terkendala karena debit air cukup tinggi dan tertutup dari sisi gorong-gorongnya. Tidak ada celah observasi, ditambah cuaca malam hari sehingga tidak maksimal untuk melihat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Akibat kondisi ini, tim SAR gabungan bakal melanjutkan evakuasi pagi ini saat kondisi mulai terang. Selain itu, tim evakuasi juga tengah menunggu alat berat untuk mengangkat beton gorong-gorong.

"Dari kemarin malam hingga saat ini baru bisa pemantauan di titik mencurigakan. Akan dilanjutkan pagi nanti saat kondisinya sudah cerah dan airnya surut. Selain itu kita juga akan pakai alat berat untuk mengangkat betonnya," katanya.

Bukan Warga Sekitar

Terkait identitas korban, Asnawi mengatakan pihaknya mendapatkan informasi dari sejumlah saksi bahwa pejalan kaki ini bukanlah warga sekitar lokasi hanyut.

"Korban sendiri belum teridentifikasi karena bukan warga sini dan belum ada identitas yang jelas. Cuma penjual makanan yang ada di sini sempat melihat korban dan sebut bukan orang sekitar sini," imbuhnya.

Terjunkan Alat Berat

Akibat kondisi yang tidak memungkinkan, tim SAR gabungan memutuskan untuk menunda pencarian. Upaya evakuasi akan dilanjutkan pagi ini saat kondisi mulai terang.

Selain itu, tim evakuasi juga tengah menunggu alat berat untuk mengangkat beton gorong-gorong.

"Dari kemarin malam hingga saat ini baru bisa pemantauan di titik mencurigakan. Akan dilanjutkan pagi nanti saat kondisinya sudah cerah dan airnya surut. Selain itu kita juga akan pakai alat berat untuk mengangkat betonnya," ujarnya dini hari tadi.

Pada pencarian awal, tim SAR gabungan melakukan observasi secara manual. Caranya dengan memasukkan tongkat ke lubang gorong-gorong.

"Sama sekali tidak bisa melihat ke dalam itu. Hanya bisa dengan tongkat dan meraba saja. Debit airnya itu tinggi, sehingga visualnya tidak terlihat sama sekali," ujarnya.

Ditemukan Meninggal

Kapolsek Sedayu, AKP Jarwanto, menyampaikan, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Saat ditemukan, posisi korban menyangkut di saluran drainase.

"Korban Mr X berhasil dievakuasi pukul 09.15 WIB pagi ini dalam kondisi tak bernyawa. Posisinya menyangkut di saluran drainase di seberang PLN Sedayu atau depan minimarket," jelas Jarwanto saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/12/2024).

Proses evakuasi awalnya sempat terhenti pada Senin dini hari karena masih menggunakan alat manual. Hingga akhirnya diputuskan evakuasi berlanjut pada pagi harinya menggunakan alat berat. Selain itu juga menunggu debit air pada saluran drainase turun.

"Evakuasi pagi ini dibantu dengan alat berat untuk membuka penutup beton. Semalam hingga dini hari tadi evakuasi tidak mudah karena penutup beton berat ditambah debit air belum turun," jelasnya.

Korban Warga Lampung

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, menyebut identitas korban didapat dari hasil identifikasi tim Inafis. Saat ini pihaknya tengah berusaha menghubungi pihak keluarga untuk memastikan hasil identifikasi tersebut.

"Setelah dilakukan identifikasi oleh tim Inafis Polres Bantul, dari hasil sidik jari muncul identitas korban adalah Parjono, usia 53 tahun. Alamatnya Mulya Kencana RT 02/RW 02 Mulya Kencana, Tulang Bawang Tengah, Lampung," jelas Jeffry saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (16/12/2024).




(apl/apl)

Hide Ads