Buka ICH Festival, Fadli Zon: Indonesia Harus Jadi Ibu Kota Kebudayaan Dunia

Buka ICH Festival, Fadli Zon: Indonesia Harus Jadi Ibu Kota Kebudayaan Dunia

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Sabtu, 23 Nov 2024 21:27 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (memegang keris) saat membuka Pekan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 di Beteng Vredeburg, Jogja, Sabtu (23/11/2024)
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon membuka Pekan Warisan Budaya Takbenda di Jogja, Sabtu (23/11/2024). Foto: Jauh Hari Wawan/detikJogja
Jogja -

Kementerian Budaya (Kemenbud) RI menggelar Pekan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024. ICH Festival diselenggarakan selama sepekan mulai 23-28 November 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan Pekan Warisan Budaya Takbenda (WBTb Indonesia) bagian dari upaya untuk memajukan kebudayaan Indonesia. Terutama untuk edukasi, literasi, dan juga diseminasi pengetahuan tentang 13 warisan budaya tak benda Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO.

"Budaya tak benda seperti tarian, musik, upacara adat, kuliner, hingga kerajinan tradisional adalah kekayaan yang tidak ternilai, yang merepresentasikan jiwa bangsa Indonesia," kata Fadli Zon dalam sambutannya, Sabtu (23/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun 13 Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah diinskripsi UNESCO adalah kesenian wayang (2008), keris (2008), batik (2009), pendidikan dan pelatihan batik (2009), angklung (2010), tari Saman (2011), tas Noken (2012), 3 genre tari Bali (2015), kapal Pinisi (2017), tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), Gamelan (2021), dan Budaya Sehat Jamu (2023).

Di samping itu, Indonesia juga mengajukan tiga karya budaya lainnya ke UNESCO. Tiga karya itu yakni reog, kebaya, dan kolintang.

ADVERTISEMENT

"Sebagai tambahan informasi, Indonesia juga telah mengajukan karya budaya lainnya, yaitu reog Ponorogo, Kebaya yang merupakan usulan bersama dengan Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand," ujarnya.

"Serta kolintang yang merupakan pengajuan dengan skema extension bersama dengan Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading yang sebelumnya telah menginskripsikan karya budaya serupa bernama Balafon," ujarnya.

Lebih lanjut, Fadli berujar Presiden Prabowo Subianto menjadikan kebudayaan sebagai salah satu paradigma haluan pembangunan Indonesia mengingat hal itu diatur dalam konstitusi. Tepatnya pada Pasal 32 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa 'Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya'.

"Kami juga terus berkomitmen untuk mendorong pencatatan warisan budaya UNESCO. Hal ini bukan hanya untuk mendapatkan pengakuan internasional, tetapi juga memperkuat identitas nasional, telestarikan keberagaman budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui warisan budaya yang dikelola dengan baik," ujarnya.

Oleh karena itu, dia melihat ke depan Indonesia harus menjadi ibu kota kebudayaan dunia. Hal ini sesuai dengan tema ICH Festival 'Indonesia Menuju Ibukota Budaya Dunia'.

Dia yakin hal itu bisa terwujud dengan kolaborasi berbagai pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat.

"Kita melihat bahwa Indonesia ke depan harus menjadi ibu kota kebudayaan dunia dan saya yakin dengan dukungan dari seluruh stakeholder, pemangku kepentingan, dari pemerintah, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, kemudian juga terutama adalah para pegiat pejuang kebudayaan, para pelaku kebudayaan," pungkas dia.

Pertunjukan dan pameran di ICH Festival 2024 dibuka untuk umum. Untuk seminar dan workshop, Kementerian Budaya akan melibatkan pegiat budaya, akademisi, pelajar, hingga komunitas internasional. Salah satu kegiatannya adalah workshop Batik di atas topeng.

Selama sepekan, ICH Festival juga akan menghadirkan berbagai suguhan pertunjukam seni budaya. Mulai dari penampilan tari kreasi anak, band Musik Tradisi Modern seperti Sri Rejeki dan Slamet Man feat Sinden legendaris Anik Sunyahni, sampai Dagelan Yogyakarta oleh Kirun, Marwoto, dan Yati Pesek.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads