Momen Terakhir Mbah Marto Perintis Kuliner Mangut Lele Bantul Sebelum Berpulang

Momen Terakhir Mbah Marto Perintis Kuliner Mangut Lele Bantul Sebelum Berpulang

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 06 Nov 2024 14:05 WIB
Suasana rumah duka pendiri mangut lele mbah Marto, Marto Ijoyo di Panggungharjo, Sewon, Bantul, Rabu (6/11/2024).
Suasana rumah duka pendiri mangut lele mbah Marto, Marto Ijoyo di Panggungharjo, Sewon, Bantul, Rabu (6/11/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Pemilik rumah makan mangut lele Mbah Marto, Marto Ijoyo (96) meninggal dunia pagi tadi. Wanita yang kerap disapa Mbah Marto ini meninggal karena sakit tua.

"Simbok itu sebenarnya gerah sepuh (sakit tua) dan meninggal dunia tadi pukul 04.30 WIB," kata anak kelima Marto Ijoyo, Poniman (54) kepada wartawan di rumah duka, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Rabu (6/11/2024).

Sebelum meninggal dunia, Poniman menyebut jika Mbah Marto sempat tidak mau makan. Namun, Mbah Marto selalu menanyakan terkait kegiatan sehari-hari di rumah makannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau beliau tidak mau makan sudah tiga hari, tapi kalau masalah aktivitas dia tanya terus. Tiga hari ngedrop lalu meninggal pagi tadi," ucapnya.

Anak kelima Marto Ijoyo, Poniman (54) di rumah duka di Panggungharjo, Sewon, Bantul, Rabu (6/11/2024).Anak kelima Marto Ijoyo, Poniman (54) di rumah duka di Panggungharjo, Sewon, Bantul, Rabu (6/11/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja

Terkait riwayat penyakit, Poniman mengungkapkan bahwa ibunya sama sekali tidak pernah mengalami sakit berat.

ADVERTISEMENT

"Simbok itu dari dulu tidak ada penyakit yang istilahnya berat. Kalau makan tidak ada pantangan," ujarnya anak kelima dari enam bersaudara ini.

Poniman juga menceritakan, bahwa telah menganggap ibunya sebagai sosok orang tua, guru dan penyemangat hidup. Menurutnya, Mbah Marto adalah sosok yang disiplin karena sering menanyakan perihal pekerjaan di dapur.

"Tapi kalau masak, Simbok sudah sekitar lima tahun tidak masak, sudah anak-anaknya. Simbok hanya support saja karena memorinya itu kerjaan terus," katanya.

Seperti halnya, kata Poniman, dini hari tadi Mbah Marto masih sempat menanyakan apa pekerjaannya saat mulai memasak. Mengingat mangut lele Mbah Marto mulai memasak sejak pukul 07.00 WIB.

"Sampai tadi malam dia tanya masalah pekerjaan karena biasanya mengupas cabai, bawang merah, bawang putih. Dia itu selalu tanya itu terus, keinginannya kerja dan kerja," ujarnya.

"Nah, jam satu pagi saya cek di kamarnya dan bilang 'pon kok aku yahene ora dikei gawean endi lombok e' (pon kok jam segini saya tidak diberi pekerjaan di dapur). Saya bilang mbok ini sudah jam 1 pagi, istirahat dulu dan terus tidur," lanjut Poniman.

Selain itu, Poniman mengaku sempat mendengar ibunya mengeluh sakit. Namun setelah dicek di kamar sudah meninggal dunia.

"Lalu setengah lima itu aduh-aduh, dan meninggal dunia. Jadi beliau dipanggil dengan tenang, dengan mudah," ucapnya.

Poniman menambahkan, bahwa ibunya dimakamkan siang ini di tempat pemakaman umum yang berjarak hanya dua meter dari dapur utama. Poniman juga meminta maaf jika selama ini ibunya pernah berbuat salah baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

"Saya mewakili mangut lele Mbah Marto bila ada kesalahan-kesalahan Simbok yang disengaja maupun tidak disengaja saya selaku wakilnya saya minta maaf. Semoga Simbok diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT, meninggal dunia husnul khatimah," katanya.




(rih/afn)

Hide Ads