Menurut dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito, Dr. dr. Rr. Ratni Indrawanti, Sp.A, Subsp. IPT, gondongan atau parotitis bisa menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal. Berikut ini gejala dan tips pencegahannya.
"Sebanyak 157 anak usia SD terpapar gondongan atau parotitis. Jumlah ini dinilai meningkat dari rentang Agustus hingga September 2024. Hal itu berdasar catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja," kata Ratni dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja, Selasa (22/10/2024).
Ratni menjelaskan, gondongan adalah infeksi yang terjadi pada kelenjar ludah, letaknya di bawah daun telinga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratni menuturkan infeksi ini disebabkan oleh virus bernama aparamyxovirus. Penderita akan merasakan gejala 16-18 hari lamanya. Pada 2-3 hari pertama, gejala yang mungkin timbul adalah demam, pusing, badan tidak nyaman, dan terkadang disertai batuk atau muntah. Gejala selanjutnya adalah pembesaran pada kelenjar ludah yang terasa sakit.
"Pembesaran ini berlangsung 5-7 hari dan bisa terjadi di dua sisi leher. Setelahnya gondongan akan mengecil dengan sendirinya," ujar Ratni.
Bisa Berakibat Fatal
Walaupun mayoritas kasus gondongan dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi gondongan juga dapat menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal.
"Jika menjalar sampai otak bisa menyebabkan radang otak," ungkap Ratni.
Gejala yang muncul antara lain demam, kejang, dan penurunan kesadaran. Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah pneumonia dan pankreatitis atau peradangan pada pankreas. Penularan pada usia remaja atau dewasa dapat menyebabkan orchitis atau peradangan testis pada laki-laki dan ovaritis atau peradangan ovarium pada wanita.
"Ibu hamil juga turut terancam komplikasi berat hingga berakibat pada keguguran, terutama jika terjangkit saat usia kehamilan kurang dari 12 minggu," katanya.
Penularan
Penularan gondongan tergolong mudah. Sebagian besar melalui droplet atau cipratan liur yang keluar saat bersin, berteriak, atau batuk. Virus dalam droplet dapat tetap hidup selama beberapa jam sehingga memungkinkan terjadinya penularan tidak langsung.
Penularan ini terjadi jika seseorang menyentuh droplet yang ada di permukaan benda lalu menyentuh hidung atau mulut. Oleh sebab itu, dia menyarankan untuk mengisolasi penderita selama lima hari terhitung sejak mulai demam.
Cara Pencegahan
Usaha preventif dapat dilakukan untuk mencegah penularan ini. Pertama, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu untuk ditegakkan agar virus segera mati dan tidak menyebar. Kedua, dapat pula dilakukan pemberian vaksin MMR.
"Ini adalah vaksin kombinasi, bisa untuk mencegah tiga penyakit, jika pernah terjangkit gondongan dengan dibuktikan oleh tes antibodi, maka vaksinasi MMR boleh tidak diberikan," pungkas dia.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa