Kisah Brigjen Sukendro: Lolos Penculikan G30S-Namanya Ada dalam Dokumen CIA

Kisah Brigjen Sukendro: Lolos Penculikan G30S-Namanya Ada dalam Dokumen CIA

Nur Umar Akashi - detikJogja
Minggu, 29 Sep 2024 16:47 WIB
Peristiwa G30S/PKI pada 1965 adalah babak sejarah paling abu-abu di Indonesia. Bahkan dulu peristiwa G30S/PKI dipantau betul oleh CIA, badan intelijen Amerika Serikat.
Dokumen CIA soal PKI. (Foto: Muhammad Ridho)
Jogja -

Dari daftar jenderal yang diincar Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa G30S (Gerakan 30 September), Abdul Haris Nasution dan Sukendro adalah dua orang yang berhasil lolos. Kisah Jenderal Nasution sudah begitu terkenal. Namun, seperti apa kisah Brigjen Sukendro?

Dikutip dari buku Kamus Gestok oleh Hersri Setiawan, jelang G30S PKI, beredar isu mengenai adanya Dewan Jenderal. Dalam isu tersebut dijelaskan bahwa Dewan Jenderal terdiri dari para perwira tinggi yang tidak loyal kepada Sukarno dan akan merebut kekuasaan jelang peringatan hari ulang tahun ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) pada 5 Oktober 1965.

Dewan Jenderal juga disebut telah memiliki susunan kabinet tersendiri. Di dalam kabinet tersebut, di antara nama yang tercantum ada Brigadir Jenderal Sukendro sebagai Menteri Perhubungan dan Perdagangan. Selain itu, tertera pula nama lain seperti Mayor Jenderal S Parman dan Letnan Jenderal Ahmad Yani.

Untuk menangani apa yang konon disebut sebagai 'Dewan Jenderal', PKI melakukan serentetan penculikan dan pembunuhan kepada sejumlah jenderal Angkatan Darat. Sebut saja Jenderal Abdul Haris Nasution, Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Suprapto, Jenderal Sukendro, Jenderal S Parman, Jenderal Haryono, Jenderal Sutoyo, dan Jenderal Panjaitan.

Dari kedelapan nama tersebut, Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil menyelamatkan diri. Sementara itu sisanya, kecuali Jenderal Sukendro, terkena cengkeraman PKI.

Lantas, bagaimana kisah Brigadir Jenderal Sukendro bisa lolos dari penculikan tersebut? Berikut informasi ringkasnya.

Lolosnya Brigjen Sukendro dari Penculikan PKI

Sebelumnya, sebagaimana informasi dalam buku Dalih Pembunuhan Massal Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto karangan John Roosa, Brigadir Jenderal Sukendro terkenal sebagai seorang antikomunis yang keras. Sosoknya tercatat pernah memimpin penindasan terhadap PKI pada Juli-September 1960.

Akibat penindasan tersebut, sang jenderal dibuang ke pengasingan selama tiga tahun. Selama tahun-tahun pengasingannya, Jenderal Sukendro belajar di University of Pittsburgh. Selain belajar, ia juga menjalin hubungan erat dengan para pejabat Amerika Serikat dan CIA (Central Intelligence Agency).

Pada 1963, Jenderal Sukendro dipanggil kembali oleh Jenderal Ahmad Yani untuk bertugas di Angkatan Darat. Dalam perkembangan selanjutnya, yakni saat PKI melancarkan serangkaian aksinya pada 30 September-1 Oktober 1965, Jenderal Sukendro berhasil lolos.

Pasalnya, kala itu sang jenderal diketahui tengah menjalankan tugas negara sebagai delegasi dalam perayaan Hari Kelahiran Republik China di Peking, sebagaimana informasi dari buku Biografi dari pada Soeharto oleh A Yogaswara.

Dikutip dari laman China Education Consultant, Hari Nasional China untuk merayakan berdirinya Republik Rakyat China, memang diperingati setiap 1 Oktober. Biasanya hari besar ini dirayakan dengan upacara kemenangan di Lapangan Tian'anmen, tempat Mao Zedong pertama kali mengibarkan bendera nasional China. Salah satu rangkaiannya adalah mengadakan parade militer secara besar-besaran.

Nama Jenderal Sukendro dalam Dokumen CIA

Nama jenderal yang lahir pada 16 November 1923 ini juga diketahui tercantum dalam dokumen-dokumen CIA. Tak mengherankan, selama tahun-tahun pengasingannya, sang jenderal diketahui menjadi penghubung penting Angkatan Darat di bawah Soeharto dan Nasution dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Tentang nama Jenderal Sukendro dalam dokumen CIA, misalnya, dapat detikers jumpai dalam dokumen bertajuk The President's Daily Brief tertanggal 15 Oktober 1965 yang bisa diakses publik mulai 24 Agustus 2015. Dalam dokumen tersebut, dijelaskan bahwa Jenderal Sukendro adalah satu-satunya anggota 'brain trust' yang selamat dari pembantaian PKI.

Apa itu 'brain trust'? Kembali dirujuk dari buku karangan John Roosa, brain trust adalah sekelompok pemikir Angkatan Darat yang terbentuk pada Januari 1965. Kabarnya, kelompok ini bertujuan untuk merundingkan situasi politik yang memburuk dan tindakan selanjutnya dari AD.

Sebagaimana diketahui, kesehatan Presiden Sukarno semakin memburuk jelang berontaknya PKI. Salah satu indikatornya adalah operasi akibat gangguan ginjal yang perlu dilakoninya pada Desember 1964. Di samping itu, kemungkinan terbentuknya angkatan kelima sesuai permintaan PKI membuat masalah baru.

Adapun anggota brain trust, sebagaimana dijelaskan dalam buku tersebut, adalah Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Suprapto, Jenderal Haryono, Jenderal Parman, dan Jenderal Sukendro. Apakah hanya dalam dokumen tersebut saja?

Faktanya, nama Jenderal Sukendro disebut dalam beberapa dokumen CIA lainnya, berikut ini daftar ringkasnya:

1. The President's Daily Brief 20 Oktober 1965

Jenderal Sukendro diminta untuk mengasingkan diri oleh Presiden Sukarno. Dalam dokumen tersebut tertulis:

"Former air force chief Omar Dani, who was deeply involved in the 30 September affair, left Indonesia yesterday for an extended tour abroad at the army's insistence. Seeking a quid pro quo for this, Sukarno has ordered General Sukendro into exile. If he goes, the army will lose one of its best political brains."

2. The President's Daily Brief 26 Oktober 1965

Jenderal Sukendro menolak arahan Presiden Sukarno untuk mengasingkan diri. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

"General Sukendro has refused to accede to Sukarno's orders that he go into exile. Several anti-communist newspapers have continued to publish despite instructions to cease. Moreover, anti-communist labor readers, mute for many months, are being heard again."

3. The President's Daily Brief 29 Oktober 1965

Jenderal Sukendro berhasil dipaksa keluar negeri selama beberapa minggu. Hal ini tertera dalam narasi di bawah:

"On the political side meanwhile, the maneuvering by the contending forces continues. Sukarno today finally succeeded in forcing General Sukendro out of the country for several weeks. The army has published a notice reaffirming its intention to control the press."

Nah, demikian informasi ringkas mengenai jenderal kedelapan target PKI yang berhasil lolos, yakni Brigadir Jenderal Sukendro. Semoga menambah wawasan detikers, ya!




(sto/dil)

Hide Ads