Polisi telah menangkap lima pelaku pembunuhan anak perempuan yang dilakban di Lebak, Banten. Berikut masing-masing peran pelaku.
Diketahui, kelima pelaku yakni Saenah (38), Ridho alias Rahmi (38), Emi (23), Ujang Hildan (22), dan Yayan Herianto (23). Pelaku utama adalah 2 tersangka perempuan dan 1 perempuan lainnya yang berperan sebagai eksekutor pembunuhan.
Saenah dan Rahmi kesal karena terlilit utang pinjol ke ibu korban. Sedangkan Emi kesal karena anaknya sering dimarahi ibu korban. Sedangkan 2 tersangka laki-laki membantu membuang korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Motif sementara yang kami dalami itu untuk pelaku SH (Saenah) dan EM (Emi) itu sakit hati karena perlakuan dari ibu korban, jadi kita ambil keterangan bahwa Saudari A, ibu korban, sering memarahi anak dari SH, kemudian berkaitan dengan utang pinjol, jadi SH dan RH (Ridho) ini memiliki utang pinjol dengan meminjam identitas dari ibu korban," kata Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, dilansir detikNews, Senin (23/9/2024).
Emi mengaku mengeksekusi korban setelah diperintah Saenah dan Ridho dengan dijanjikan uang Rp 50 juta. Emi ikut mengeksekusi korban hingga meninggal dunia.
Kronologi Pembunuhan
Pembunuhan diawali dengan kedua pelaku, Saenah dan Emi yang bersembunyi di bekas kamar kontrakan yang tak jauh dari kamar korban. Ketika ibu korban pergi, para pelaku langsung membawa korban ke gudang.
"Jadi untuk pelaku SH dan EM itu sudah bersembunyi di situ untuk mengintai, ketika ibu korban keluar langsung disampaikan, itu sudah keluar kemudian anaknya itu diambil dibawa ke gudang itu," jelas Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Hardi Meidikson, Senin (23/9/2024).
Kemudian, korban dibunuh dengan wajah dililit lakban, dipukul menggunakan shock breaker, hingga diduduki oleh Saenah dan Emi. Kedua eksekutor ini membunuh korban dalam sekejap.
"Pada saat sampai di gudang itu, mulut korban ditutup pakai tangan, dibekap karena si korban ini melawan, digigit, akhirnya ditutup menggunakan lakban di mulut. Di situ sudah dieksekusi dipukul menggunakan shock breaker di belakang, setelah dipukul korban juga ditutup mukanya pakai bantal boneka kemudian didudukin," lanjutnya.
Setelah tak lagi bernapas, korban dimasukkan ke boks plastik. Jasad korban lalu dimasukkan ke tas ransel untuk dibuang.
"Sampai akhirnya korban sudah tidak sadarkan diri, sempat dimasukkan ke kontainer, dimasukin dulu sementara kemudian setelah dimasukin ke kontainer dimasukin ke tas ransel," katanya.
Pelaku Saenah kemudian menghubungi Rahmi bahwa eksekusi telah selesai. Rahmi mendatangi rumah kontrakan korban dan menghampiri ibu korban dan menyarankan agar melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Cilegon.
Ketika Rahmi mengantarkan ibu korban, kedua eksekutor keluar dengan membawa tas ransel berisi mayat anak perempuan tersebut. Keduanya berpisah, Saenah membawa korban dan Emi pulang ke Pandeglang.
Kedua pelaku sempat bersembunyi di bilangan Kramatwatu, Serang sambil mencari lokasi untuk membuang korban hingga 18 September 2024. Ketiga pelaku kemudian bertemu kembali di Pandeglang di kontrakan pelaku lainnya, yakni Yayan dan Ujang. Di kontrakan itu, mereka bersepakat membuang jasad korban ke Cihara, Lebak.
"Akhirnya mereka bersama-sama menggunakan dua kendaraan bermotor ke arah Lebak untuk dibuang, sampainya di TKP untuk UH dan YH mengeluarkan korban dari dalam ransel dan dibuang di jembatan dekat pantai," ucap Hardi.
Diberitakan sebelumnya, polisi mengungkap sejumlah fakta di balik pembunuhan sadis bocah yang mayatnya ditemukan terlilit lakban di Lebak, Banten. Salah satunya soal hubungan asrama sejenis antara dua pelaku utama yakni Saenah (38) dan Ridho alias Rahmi (38).
"Jadi SH dan RH ini memiliki utang pinjol dengan meminjam identitas dari ibu korban, juga menaruh kecemburuan terhadap ibu korban karena sering deket dengan Saudari RH, pelaku," kata Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, dilansir detikNews, Senin (23/9/2024).
Saenah, otak pembunuhan tersebut, mengaku dendam kepada ibu korban. Dia mengaku tidak suka dengan sikap ibu korban yang dekat dengan pelaku Rahmi.
(cln/apu)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu