Jejak Teh Ungkap Siasat Keji Larso Pensiunan Polisi Bunuh Bu Guru Eti

Regional

Jejak Teh Ungkap Siasat Keji Larso Pensiunan Polisi Bunuh Bu Guru Eti

Uje Hartono - detikJogja
Rabu, 18 Sep 2024 15:16 WIB
Rumah lokasi ditemukannya guru yang tewas telungkup dengan kondisi leher terikat tali di Klampok, Banjarnegara, Minggu (15/9/2024).
Pembunuhan di Banjarnegara (Foto: Uje Hartono/detikJateng)
Jogja -

Pensiunan polisi bernama Sularso (63) tega membunuh dan merekayasa kematian bu guru SMP di Banjarnegara, Eti Murih Utami (59). Namun, kedok ini terbongkar saat polisi menemukan jejak teh di rumah korban.

Dikutip dari detikJateng, Rabu (18/9/2024), jasad Eti ditemukan di rumahnya di Desa Kalilandak, Kecamatan Purwareja Klampok, Banjarnegara, pada 12 September lalu.

"Awalnya kita mendapatkan laporan adanya gantung diri di rumah korban. Tetapi kami terus melakukan penyelidikan, penyidikan, dan pemeriksaan saksi-saksi, juga hasil autopsi baru terkuat jika korban dibunuh," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Erick Budi Santoso saat konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Selasa (17/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus pembunuhan ini terbongkar saat polisi melakukan penyelidikan di rumah korban. Ada jejak teh yang disuguhkan oleh korban.

"Awalnya kami sempat menyampaikan itu bunuh diri. Tetapi berdasarkan hasil penyelidikan dan pemeriksaan kami menemukan kejanggalan. Misalnya minuman teh di rumah korban. Padahal korban tidak suka teh," ungkap Erick.

ADVERTISEMENT
Pensiunan polisi, Sularso (63) yang membunuh bu guru SMP di Desa Kalilandak, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (17/9/2024).Tampang pensiunan polisi, Sularso (63) yang membunuh bu guru SMP di Desa Kalilandak, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Selasa (17/9/2024). Foto: Uje Hartono/detikJateng



Kasus ini berawal saat tersangka yang juga orang kepercayaan ini menjual mobil Toyota Avanza korban. Padahal kala itu korban meminta tersangka membayar pajak mobilnya.

"Modusnya, tersangka menjual mobil milik korban tanpa sepengetahuan korban," ujar Erick.

Oleh tersangka mobil itu dijual seharga Rp 79 juta. Mengetahui itu, korban pun marah-marah tak terima. Pelaku pun naik pitam dan menjerat leher korban.

"Korban sempat berteriak. Setelah dipastikan mati, kemudian tersangka meninggalkan korban. Kebetulan korban tinggal sendiri dan seorang janda," ucap Erick.

Tak berhenti di situ, pelaku lalu merekayasa seolah-olah korban bunuh diri. Tubuh korban lalu digantung sebelum ditinggalkan.

"Tersangka ini merupakan purnawirawan polisi. Dan sempat mencoba menutupi jejaknya usai menjalankan aksinya. Usai (korban) dipastikan mati, pelaku mengikat tali yang di leher korban ke ventilasi jendela. Ini untuk menutupi perbuatannya, jadi seakan-akan korban bunuh diri," ungkap Erick.

Selain petunjuk dari teh, polisi juga melihat kejanggalan saat memeriksa Larso sebagai saksi. Terlihat ada bekas jeratan tali di pergelangan tangan Larso.

"Awalnya tersangka ini tidak mengakui jika bekas jeratan tersebut saat membunuh korban. Katanya luka kena las. Tetapi berdasarkan pemeriksaan diketahui jika bekas jeratan tersebut terjadi saat tersangka membunuh korban," pungkas Erick.




(ams/cln)

Hide Ads