Insiden itu terjadi pada Selasa (10/9) pukul 11.30-12.00 WIB. Saat ini masih ada beberapa siswa yang menjalani perawatan.
Berikut sejumlah fakta yang terkumpul seperti dihimpun detikJogja:
1. Tunggu Uji Laboratorium 2 Minggu
Kasi Humas Polres Bantul, I Nengah Jeffry menerangkan Puskesmas Bantul 2, Dinas Kesehatan dan Polsek Bantul melakukan analisis dan mengambil sampel makanan yang telah dikonsumsi para murid. Sampel makanan itu saat ini tengah menjalani uji laboratorium di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Untuk hasil uji laboratorium sampel makanan keluar sekitar dua minggu lagi," katanya, Rabu (11/9).
Terkait penyebabnya, Jeffry belum bisa memastikannya. Namun, berdasarkan keterangan murid yang mengalami keracunan menyebut jika salah satu lauk yang dimakan rasanya tidak seperti biasa.
"Sempat ada siswa yang cerita ke salah satu guru kalau nugget ayam yang dimakan rasanya tidak seperti biasanya, akan tetapi untuk memastikannya perlu menunggu hasil laboratorium dari sampel makanan. Kalau dugaan awal ya karena lauk nugget ayam itu," ucapnya.
2. Masih Ada 4 Siswa yang Opname
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul menuturkan masih ada empat siswa yang dirawat di rumah sakit pascainsiden keracunan saat makan siang bareng. Sementara satu murid lainnya kondisinya disebut membaik.
Kepala Bidang (Kabid) SD Disdikpora Bantul, Edy Sutrisno, mengatakan lima anak memang menjalani perawatan di tiga rumah sakit berbeda. Disdikpora juga sudah menjenguk kelima korban.
"Terkait kejadian dugaan keracunan makanan di SD swasta Bantul ada 5 anak opname dan kemarin sempat kami besuk. Dari 5 itu, satu anak kondisi sudah membaik dan rawat jalan," kata Edy saat dihubungi wartawan, Kamis (12/9/2024).
Selain itu, Edy menyebut jika pihak sekolah mulai melakukan pengondisian terhadap murid-murid. Sebab besok, Jumat (13/9) SD tersebut mulai menggelar PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
"Informasi dari kepala sekolah hari ini (Kamis) akan melanjutkan pengkondisian anak dan kemungkinan Jumat akan melakukan PJJ terlebih dahulu," ujarnya.
3. Sekolah Buka Suara
SDU Aisyiyah saat dimintai konfirmasi menanggapi 64 muridnya yang mengalami keracunan makanan. Pihak sekolah berjanji melakukan evaluasi pasokan bahan makanan.
Kepala SDU Aisyiyah Bantul, Suwardi berkata makanan yang dimakan pada Selasa siang tersebut bukan dari katering, melainkan dimasak sekolah. Dia menjelaskan kegiatan itu telah mereka lakoni selama bertahun-tahun.
"Kami itu ada tim masak, untuk bahannya dari luar. Jadi kami itu memasak bahan kemudian kami sajikan kepada anak-anak dan itu sudah kami lakukan selama bertahun-tahun dan baru kejadian seperti itu pertama kali ini," ungkap Suwardi saat dihubungi wartawan, Kamis (12/9).
Suwardi berujar belum bisa memastikan penyebab 64 siswa yang keracunan itu berasal dari masakan yang disediakan sekolah. Pasalnya, tidak semua siswa menderita keracunan, padahal mereka memakan makanan yang sama.
"Karena memang ini random sekali, ada anak yang terdampak dan tidak. Padahal mereka mengkonsumsi makanan yang sama. Kalau yang mengalami gejala mual itu ada 64 orang," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya memilih untuk menunggu hasil pemeriksaan laboratorium sebelum membuat kesimpulan lebih jauh.
"Iya kami tentu pertama akan menunggu kepastian hasil uji laboratorium. Dinkes bilang dua pekan hasil baru akan keluar," jelas Suwardi.
Meski demikian, dia berjanji akan melakukan evaluasi agar peristiwa itu tidak terulang. Salah satunya adalah memastikan semua bahan makanan yang masuk sehat dan aman.
"Nah, PJJ besok itu kami akan memperbaiki SOP terkait dengan bahan-bahan makanan yang masuk ke sekolah, jadi nanti di-review (ditinjau ulang) dulu," kata Suwardi.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka