Dunia seni lukis Jogja tengah berduka, salah satu senimannya, Godod Sutedjo telah berpulang. Pria berusia 71 tahun ini menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit infeksi paru-paru.
Godod Sutedjo meninggal di ruang ICU RS Bethesda pukul 12.00 WIB. Anak ketiga Godod Sutedjo, Sanga Nawasongo, menuturkan sang ayah jatuh sakit sejak dua pekan lalu.
"Sembilan hari dirawat di Rumah Sakit Wirosaban (RSUD Kota Jogja) dan kondisinya membaik dan pulang Senin. Sehari setelahnya, bapak mengeluh kesakitan terus dibawa ke Bethesda," jelas Sanga saat ditemui di rumah duka kediaman Godod Sutedjo, Jalan Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Jogja, Rabu (28/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari diagnosa dokter, Godod Sutedjo disebut mengalami infeksi paru-paru. Selama mendapatkan perawatan di rumah sakit, pelukis senior itu harus dibantu dengan alat bantu pernapasan.
"Mondok dan hari ini, Rabu tanggal 29 Agustus jam 12.00 WIB, bapak meninggal. Dimakamkan Kamis (29/8) besok di Makam Seniman Imogiri. Bapak nggak pernah sakit, baru ini," katanya.
Sanga Nawasongo menuturkan Godod sama sekali tak pernah mengeluh sakit. Bahkan belum lama ini membuka pameran tunggalnya di Kiniko Art Room, SaRang Building, Tirtonirmolo, Banguntapan, Bantul.
Pameran tunggal bertajuk Manjing ini dibuka tanggal 14 Agustus dan berlangsung hingga 31 Agustus 2024. Menyajikan koleksi karya Godod Sutedjo. Bercerita tentang makna tradisi adat Jawa dalam kehidupan.
"Iya, Bapak masih ada pameran di galeri Kiniko sampai 31 Agustus di daerah Kersan. Kemarin dibuka oleh bapak sendiri sebelum akhirnya sakit," ujarnya.
Sosok Almarhum Godod Sutedjo
Godod muda mengawali dunia seni lukis dari Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogja. Setelahnya melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Dia memilih Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja sebagai pelabuhan pendidikannya.
Godod Sutedjo lahir pada 12 Januari 1953, di Dusun Tameng, Kelurahan Girikikis, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Dalam berkarya, Godod dikenal sebagai pelukis imajiner. Adapula yang menyebut aliran dunia dalam mimpi.
"Bisa dikatakan alirannya bapak sendiri, ada yang bilang aliran dunia dalam mimpi, jadi lukisan bapak itu ketenangan gitu," ujarnya.
Sahabat yang juga seniman, Totok Baroto menilai sosok Godod yang sangat kreatif. Di satu sisi juga bisa mengayomi teman-temannya sesama seniman. Tak hanya pelukis tapi juga lintas disiplin ilmu.
Karya-karya Godo dinilai ikonik. Berupa objek manusia yang dilukis dengan sangat kecil. Sementara kanvasnya ibarat bentangan alam yang luas.
"Karya punya pak Godod itu objeknya kecil-kecil. Seperti manusia main layangan yang sedang berada di lapangan. Manusianya dilukis ukuran kecil dengan latar belakang yang luas," katanya.
(ams/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM