Kucing merupakan salah satu hewan yang kerap dijadikan peliharaan, baik kucing domestik maupun ras. Fisiknya yang menggemaskan dan tingkah lucunya membuat banyak orang menyukai hewan berbulu tersebut. Namun, ada sejumlah bahaya memelihara kucing di rumah yang mungkin tidak kita sadari.
Bahkan di Indonesia juga terdapat mitos yang berkembang mengenai bahaya kucing, yaitu bulunya dapat menyebabkan kemandulan. Oleh karena itu, banyak wanita yang enggan memelihara kucing karena takut tidak memiliki keturunan. Namun, apakah hal tersebut benar atau hanya mitos?
Mari kita simak fakta serta penjelasan selengkapnya tentang bahaya memelihara kucing di bawah ini, detikers!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahaya Memelihara Kucing di Rumah
Memelihara kucing di rumah sebenarnya tidak berbahaya jika kucing tersebut divaksinasi, dirawat dengan baik, dan tidak dibiarkan berkeliaran di luar. Namun, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan. Mari simak penjelasan yang dihimpun dari laman National Feline Research Council dan Catfinder berikut ini!
1. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Meskipun jarang menimbulkan gejala pada orang sehat, infeksi ini dapat berbahaya bagi wanita hamil dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Kucing dapat menjadi inang sementara parasit ini, yang ditularkan melalui kotoran mereka. Untuk mengurangi risiko, penting untuk membersihkan kotak pasir kucing secara rutin dan mencuci tangan setelahnya.
2. Kematian Mendadak pada Bayi
Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kucing menyebabkan kematian mendadak pada bayi atau sudden infant death syndrome (SIDS), mitos ini pernah populer.
SIDS lebih mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi pernapasan, berat badan lahir rendah, atau posisi tidur bayi. Meski begitu, demi keamanan, disarankan untuk tidak meninggalkan kucing bersama bayi tanpa pengawasan.
3. Alergi
Bulu kucing, air liur, dan serpihan kulit mati mereka dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang, termasuk bersin, mata berair, dan sesak napas. Reaksi ini dapat menjadi masalah serius bagi mereka yang memiliki alergi parah atau asma.
Mengelola kebersihan lingkungan dan membatasi kontak langsung dengan kucing dapat membantu mengurangi gejala alergi.
4. Gigitan dan Cakaran
Kucing yang merasa terancam atau terganggu dapat menggigit atau mencakar. Luka gigitan atau cakaran kucing bisa berpotensi menyebabkan infeksi bakteri, seperti Cat Scratch Disease yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae.
Oleh karena itu, penting untuk mendidik anak-anak dan anggota keluarga lainnya tentang cara berinteraksi dengan kucing dengan aman.
5. Risiko Penularan Penyakit Lain
Kucing yang dibiarkan berkeliaran di luar rumah berisiko membawa pulang penyakit seperti rabies, kutu, atau cacing. Penyakit-penyakit ini bisa menular ke manusia dan memerlukan penanganan medis.
Menjaga kucing tetap di dalam rumah dan rutin melakukan vaksinasi serta perawatan kesehatan dapat membantu mencegah penularan penyakit.
Benarkah Bulu Kucing Bisa Bikin Mandul?
Dikutip dari laman The Jordan Times, bulu kucing tidak menyebabkan kemandulan pada pria maupun wanita. Penyebab sebenarnya yang sering dikaitkan dengan kemandulan adalah infeksi parasit Toxoplasma gondii. Parasit tersebut bisa menular melalui kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, toksoplasma adalah parasit bersel tunggal yang dapat menyebabkan infeksi yang disebut toksoplasmosis. Parasit ini biasanya menyebar melalui kotoran kucing atau makanan yang terkontaminasi. Toksoplasmosis dapat berbahaya bagi wanita hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir pada janin, termasuk kerusakan otak dan mata.
Kita dapat melakukan pencegahan penularan toxoplasma dengan beberapa cara berikut ini:
- Menghindari kontak langsung dengan kotoran kucing, terutama bagi wanita hamil.
- Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan kotoran kucing.
- Memasak daging hingga matang.
- Mencuci buah dan sayuran dengan baik.
- Menggunakan sarung tangan saat berkebun.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa memelihara kucing di rumah memang berisiko. Namun, bulunya sama sekali tidak menyebabkan kemandulan seperti mitos yang beredar. Semoga penjelasan di atas bermanfaat!
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja