Mahasiswa Diduga Bunuh Diri di Kos Sleman Ternyata Kuliah UGM

Mahasiswa Diduga Bunuh Diri di Kos Sleman Ternyata Kuliah UGM

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Selasa, 13 Agu 2024 15:48 WIB
Police line tape. Crime scene investigation. Forensic science.
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Getty Images/D-Keine
Sleman -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, sepertipsikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi nasional (PTN) di Sleman ditemukan meninggal dunia diduga bunuh diri di kamar kos, daerah Pogung, Kapanewon Mlati, Sleman kemarin. Belakangan diketahui bahwa korban merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) asal luar Jawa.

Saat dikonfirmasi, pihak kampus membenarkan hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang meninggal mahasiswa angkatan 2021. Yang bersangkutan belum skripsi," kata Sekretaris UGM Andi Sandi saat dihubungi wartawan, Selasa (13/8/2024).

Sandi menjelaskan, pihak kampus belum mengetahui latar belakang korban memilih untuk mengakhiri hidupnya.

ADVERTISEMENT

"Sampai saat ini belum ada kesimpulan mengenai latar belakang mengapa yang bersangkutan melakukan tindakan mengakhiri hidupnya. Oleh karenanya, penyebab belum diketahui," ucapnya.

Lebih lanjut, sebagai langkah mitigasi, UGM terus melakukan skrining kesehatan mental mahasiswa.

"Upaya yang sudah dan sedang dilakukan adalah dengan melakukan screening kesehatan mental bagi seluruh mahasiswa ketika mereka mengisi KRS," ujarnya.

"Apalagi di UGM ada Unit Layanan Kesehatan Mental. Punya quick response line, yaitu: Mental Health Emergency Response Line. Apabila ditemui adanya gangguan terhadap kesehatan mental mahasiswa, maka Unit Layanan Kesehatan Mental akan melakukan intervensi guna menghindari hal ini," jelasnya.

Sepengetahuan kampus, korban selama ini tidak pernah mengakses layanan tersebut.

"Namun, memang almarhum tidak terdeteksi ada gangguan ataupun dimintakan bantuan ke Unit Layanan Kesehatan Mental," ucapnya.

Oleh karena itu, Sandi mengatakan, penting bagi mahasiswa agar mau dan berani share kondisi mentalnya.

"Tujuannya, agar universitas, fakultas, sekolah atau unit kerja dapat segera melakukan bantuan atau intervensi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," pungkasnya.

Sebelumnya, seorang mahasiswa di salah satu PTN di Kabupaten Sleman ditemukan meninggal dunia di kamar kos. Diduga korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

"Betul ada mahasiswa yang diduga gantung diri di kos wilayah Sinduadi, Mlati," kata Kapolsek Mlati Kompol Irwiantoro saat dihubungi wartawan, Senin (12/8).

Irwiantoro bilang, peristiwa ini dilaporkan ke polisi sekitar pukul 11.04 WIB oleh pemilik kos.

Dijelaskan Irwiantoro, semula pemilik kos di hubungi orang tua korban pukul 10.26 WIB untuk membangunkan korban. Tak berselang lama, pemilik kos mendatangi kamar korban dan mengetuk pintu kos namun tidak ada respons dari korban.

Pemilik kos kemudian berusaha membuka pintu dengan kunci cadangan. Namun saat hendak membuka pintu, terasa berat seperti ada yang mengganjal.

"Pemilik kos berusaha membuka pintu ternyata pintu terasa berat dan terganjal badan korban yang bersandar di pintu," jelasnya.

Setelah pintu berhasil dibuka sedikit, lewat sela-sela pintu, pemilik kos tidak mengetahui korban sudah meninggal dan berusaha membangunkannya.

"Pemilik kos memanggil dua saksi lainnya dan melihat kondisi korban tersandar di pintu dan melihat kuku korban sudah biru," katanya.




(apl/rih)

Hide Ads