Dinsos Gunungkidul soal Bansos bagi Mbah Sarno Eks Militer Sukarela

Dinsos Gunungkidul soal Bansos bagi Mbah Sarno Eks Militer Sukarela

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Selasa, 06 Agu 2024 15:13 WIB
Mbah Sarno eks Militer Sukarela.
Mbah Sarno eks Militer Sukarela di Gunungkidul. Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Seorang kakek eks anggota Militer Sukarela, Sarno (84) atau Mbah Sarno belum menyandang status veteran dan kini hidup sendiri di rumahnya di Gunungkidul. Selama ini Sarno tidak mampu menafkahi dirinya sendiri. Disebutkan Sarno tidak bisa mendapatkan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) jika menerima bantuan lain.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Gunungkidul, Asti Wijayanti menyebutkan Kementerian Sosial (Kemensos) tidak bisa memberikan dua bantuan di waktu yang sama seperti PKH dan bantuan makan siap saji. Sebab itu, Sarno harus memilih salah satu dari bantuan tersebut.

"Jadi kalau Kemensos itu kalau sudah memberikan jenis bantuan tidak bisa double karena berasal dari APBD. Jadi harus milih mau PKH atau bantuan makanan," kata Asti saat ditemui di kantor Dinsos PPPA Gunungkidul di Wonosari, Selasa (6/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asti menyebutkan Sarno telah menerima bantuan makan dari Kemensos. Asti menyebutkan Sarno mendapat jatah makan dua kali dalam sehari. Sarno juga tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial karena mendapat bantuan makanan siap saji.

"Di mana setiap harinya beliau menerima makanan siap saji sebanyak dua kali," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Asti menilai bantuan berupa makanan siap saji itu layak diterima Sarno karena tinggal sendiri di rumahnya. Adapun menunya menyesuaikan yang setidaknya per sajinya terdapat nasi dan lauk yang memenuhi protein hewani dan nabati, buah, juga air mineral.

"Karena memang beliau itu lansia tunggal tanpa siapa pun di rumahnya sehingga bantuan permakanan ini sangat tepat untuk diberikan. Sehingga dia tidak perlu mencari makan ke mana-mana setiap harinya," katanya.

Bantuan itu disalurkan ke Sarno melalui yayasan. Sebab, Asti mengatakan Kapanewon Ponjong tidak memiliki kelompok masyarakat (pokmas).

Asti menyebutkan Sarno sudah menjadi penerima BPJS Kesehatan. Apa pun bentuk perawatan di rumah sakit yang dijalani Sarno bisa tercover BPJS Kesehatan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Sarno hidup sendiri selama kurang lebih 20 tahun di rumahnya yang merupakan bekas kandang ayam, di Kalurahan Genjahan, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul. Adapun lahan dan rumah yang ditinggali Sarno adalah milik keponakannya.

Sarno mengungkapkan dirinya pernah terlibat dalam operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) di Irian Jaya Barat hingga pemberantasan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

"Tugas (sebagai anggota Militer Sukarela) mulai dari tahun 1960. DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di Jawa Barat. Kedua di Sumatera pemberantasan PRRI," ucap Sarno saat ditemui di rumahnya, Jumat (2/8).

"Ketiga kali di Sulawesi itu memberantas Kahar Muzakkar. Keempat kali itu ke Irian, merebut Irian Barat (Trikora)," lanjutnya.

Sarno pun mengajukan status veteran selama dua kali sejak 2014. Namun begitu hingga kini dirinya belum menyandang status tersebut.

"Saya menangis. Nelongso, hampir setiap hari. Saya daftar dua kali lewat veteran," ungkapnya.

"Saya mengurus tunjangan atau pensiun, saya tidak berhasil. Padahal saya mengingat perjuangan saya. Teman-teman saya banyak yang mati," imbuhnya.

Saat ini Sarno tidak bekerja sebab usianya yang sudah tua dan kondisi kesehatannya. "Saya sekarang menganggur. Sekarang saya sebatang kara," tuturnya.




(rih/apu)

Hide Ads