Tembus Skor 73,33, Indeks Pembangunan Pemuda DIY Tertinggi Nasional

Tembus Skor 73,33, Indeks Pembangunan Pemuda DIY Tertinggi Nasional

Jalu Rahman Dewantara - detikJogja
Selasa, 06 Agu 2024 13:32 WIB
Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Raden Isnanta saat membuka Rapat Koordinasi Pengembangan Pemuda 2024 di Kulon Progo, Selasa (6/8/2024).
Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Raden Isnanta saat membuka Rapat Koordinasi Pengembangan Pemuda 2024 di Kulon Progo, Selasa (6/8/2024). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJogja.
Kulon Progo -

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI mencatat adanya kenaikan indeks pembangunan pemuda (IPP) di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri menjadi provinsi dengan capaian IPP tertinggi se-nasional.

Deputi 2 Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora, Raden Isnanta, mengatakan IPP menjadi instrumen penting untuk mengetahui perkembangan kepemudaan di Indonesia. Semakin tinggi skor IPP, maka semakin baik pula pengembangan kepemudaannya.

Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya agar skor IPP di Indonesia bisa meningkat. Berbagai cara pun dilakukan salah satunya dengan memperluas kolaborasi lintas sektor dalam bidang pengembangan kepemudaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sinergitas semua pemangku kepentingan seperti pemerintah, swasta, dunia pendidikan, media dan masyarakat harus terus ditingkatkan pola koordinasi dan komunikasinya serta dimaksimalkan perannya sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing," ujar Isnanta saat membuka Rapat koordinasi Pengembangan Pemuda 2024 di Kulon Progo, Selasa (6/8/2024).

Setidaknya ada lima poin yang menjadi penentu IPP. Di antaranya pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.

ADVERTISEMENT

Adapun dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Pemuda 2024 di Kulon Progo, diketahui skor IPP terbaru untuk tingkat nasional mencapai 56,33 poin pada 2023. Angka ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya atau 2022, yaitu sebesar 55,33 poin.

Di tingkat provinsi, DIY menjadi daerah dengan skor IPP tertinggi se-Indonesia. Angkanya tembus 73,33, mengungguli Bali (62,67), Aceh (60,00), Sulawesi Tengah (60,00) dan Kalimantan Timur (59,17).

DIY juga mendominasi perolehan skor IPP di empat dari lima domain. Empat domain itu meliputi pendidikan (90,00), lapangan dan kesempatan kerja (80,00), partisipasi dan kepemimpinan (60,00) serta gender dan diskriminasi (76,67).

Isnanta juga menargetkan skor IPP di Indonesia bisa terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini penting untuk mewujudkan Indonesia emas 2045.

"Kita membutuhkan kenaikan yang tajam dari IPP ini untuk menghasilkan pemuda yang memiliki daya saing tinggi menuju Indonesia emas 2045, artinya skor IPP itu potret dari posisi pemuda Indonesia dan rakor ini untuk menggerakkan semua komponen, terukur dan bareng-bareng menjalankan skenario program yang telah disepakati bersama bertujuan mewujudkan skor IPP tinggi," ucapnya.

Penghitungan IPP

Merujuk situs resmi Kemenpora RI, proses penghitungan skor IPP melibatkan sejumlah pihak di antaranya Badan Statistik Nasional (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Adapun sember data menggunakan hasil survei BPS, yaitu Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Susenas Modul Sosial, Budaya, dan Pendidikan (MSBP).

Ada sejumlah indikator yang menjadi landasan dalam proses penghitungan IPP. Pada domain pendidikan misalnya, terdapat tiga indikator, meliputi rata-rata lama sekolah, angka partisipasi sekolah menengah dan angka partisipasi perguruan tinggi.

Selanjutnya indikator untuk domain kesehatan dan kesejahteraan meliputi angka kesakitan pemuda, persentasi korban kejahatan, persentasi pemuda yang merokok dan persentasi remaja perempuan yang sedang hamil.

Domain lapangan dan kesempatan kerja punya dua indikator yaitu persentasi pemuda wirausaha kerah putih dan tingkat pengangguran terbuka.

Untuk domain partisipasi dan kepemimpinan, meliputi persentase pemuda yang mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan, Persentase pemuda yang aktif dalam organisasi dan
Persentase pemuda yang memberikan saran atau pendapat dalam rapat.

Sedangkan domain Gender dan Diskriminasi, dihitung berdasarkan angka perkawinan usia anak, persentase pemuda perempuan berusia 16-24 tahun yang sedang menempuh pendidikan tingkat SMA ke atas, dan persentase pemuda perempuan yang bekerja di sektor formal.

Hasil akhir berupa skor IPP ini menjadi penentu kelaikan kondisi perkembangan pemuda di Indonesia. Semakin tinggi skor yang diperoleh baik tingkat daerah maupun nasional, maka semakin baik pula kondisi kepemudaannya.




(apl/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads