Renungan Harian Katolik Selasa 6 Agustus 2024 dan Bacaannya: Kebahagiaan

Renungan Harian Katolik Selasa 6 Agustus 2024 dan Bacaannya: Kebahagiaan

Santo - detikJogja
Selasa, 06 Agu 2024 04:02 WIB
Woman feeling full of positive energy.
Ilustrasi renungan Katolik hari ini tentang kebahagiaan Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix
Jogja -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam hubungannya dengan Allah. Renungan harian Katolik tersebut biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2024 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, hari ini Selasa 6 Agustus 2024 merupakan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya; dengan orang kudus Santo Herman(us), Pengaku Iman; dan warna liturgi putih.

Mengangkat tema tentang kebahagiaan, mari simak renungan harian Katolik Selasa 6 Agustus 2024 berikut ini yang dihimpun dari buku Inspirasi Pagi oleh Ia Indra Pamungkas Pr, Pastor Vikaris paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Magister Novis OFM. Renungan ini juga dilengkapi dengan bacaan dan doa penutup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Harian Katolik Hari Ini 6 Agustus 2024

Bacaan Hari Ini

2Ptr. 1:16-19;

  • 2Ptr 1:16 Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
  • 2Ptr 1:17 Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
  • 2Ptr 1:18 Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
  • 2Ptr 1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Mzm. 97:1-2,5-6,9;

  • Mzm 97:1 Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita!
  • Mzm 97:2 Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
  • Mzm 97:5 Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan seluruh bumi.
  • Mzm 97:6 Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
  • Mzm 97:9 Sebab Engkaulah, ya Tuhan, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah.

Mrk. 9:2-10.

  • Mrk 9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
  • Mrk 9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
  • Mrk 9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.
  • Mrk 9:5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
  • Mrk 9:6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
  • Mrk 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
  • Mrk 9:8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
  • Mrk 9:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
  • Mrk 9:10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."

BcO 2Kor. 3:7-4:6

  • 2Kor 3:7 Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
  • 2Kor 3:8 betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
  • 2Kor 3:9 Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
  • 2Kor 3:10 Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti.
  • 2Kor 3:11 Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan.
  • 2Kor 3:12 Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian,
  • 2Kor 3:13 tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu.
  • 2Kor 3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
  • 2Kor 3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
  • 2Kor 3:16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
  • 2Kor 3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
  • 2Kor 3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
  • 2Kor 4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
  • 2Kor 4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
  • 2Kor 4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
  • 2Kor 4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
  • 2Kor 4:5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
  • 2Kor 4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Renungan Hari Ini

Petrus, Yakobus, dan Yohanes sangat bahagia melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya di atas gunung. Kebahagiaan itu membuat Petrus tidak mau beranjak pergi.

Kiranya itu ekspresi wajar ketika seseorang mengalami peristiwa spektakuler dalam hidupnya. Ketika mengalami kebahagiaan di suatu tempat, hampir bisa dipastikan kita ingin berada di sana lebih lama lagi.

ADVERTISEMENT

Banyak dari kita berpandangan bahwa tujuan hidup kita adalah untuk mengalami kebahagiaan. Setiap pekerjaan dan usaha yang kita perjuangkan bertujuan meraih hal itu.

Kekayaan, prestasi, harmoni dalam keluarga, juga tepuk tangan apresiatif merupakan contoh-contoh gambaran kebahagiaan yang membuat kita selalu ingin mengulanginya lagi.

Namun, Yesus justru mengajak ketiga rasul itu untuk turun gunung. Yesus hendak mengajarkan bahwa kebahagiaan seperti itu bukanlah sesuatu yang dituju.

Kebahagiaan tersebut tidak lain adalah "waktu rehat" atau saat untuk menimba semangat. Hidup yang sesungguhnya adalah ketika mereka mau turun gunung dan menjalani kenyataan.

Persoalan yang sering muncul adalah ukuran kebahagiaan yang kita pakai berorientasi pada pencapaian. Kita bahagia bila telah meraih sesuatu sampai-sampai merayakannya secara emosional.

Namun, bahagia sesungguhnya bukan soal pencapaian, melainkan soal suasana damai di hati. Orang yang hatinya damai akan selalu menyadari kehadiran Tuhan. Kedamaian itu tidak hanya sesaat, tetapi bertahan lama.

Bacaan Injil hari ini mengajak kita mengalami kedamaian hati sebagai tanda kebahagiaan. Jika hati sudah damai, segala pikiran, perasaan, dan tindakan kita akan selalu penuh dengan berkat Tuhan.

Kita tidak pernah mengeluh, menuntut, ataupun menyalahkan orang lain, tetapi selalu mengalami kesatuan hati dengan Tuhan secara nyata. Kesatuan dengan Tuhan inilah yang seharusnya menjadi tujuan hidup kita.

Mari kita senantiasa memperbarui hati agar selalu merasa damai berbekal keyakinan atas kesatuan kita dengan Tuhan sendiri. Apa pun yang kita perjuangkan dalam hidup ini semoga menjadi cara bagi kita untuk bisa bersatu dengan Tuhan.

Kita diutus untuk turun gunung dan mengalami kesatuan dengan Tuhan yang membuahkan kebahagiaan sejati.

Doa Penutup

Allah yang mahaluhur, ketika Yesus menampakkan kemuliaanNya di atas gunung, Engkau mengukuhkan rahasia-rahasia iman dengan kesaksian para nabi.

Kaunyatakan pula pengangkatan umat manusia menjadi puteraMu. Semoga kami mendengarkan suara PuteraMu yang tercinta, supaya layak menjadi sewaris denganNya.

Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

Demikian renungan harian Katolik Selasa 6 Agustus 2024 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita. Amin.




(sto/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads