Iran Bersumpah Bikin Israel Menyesal Usai Tewasnya Pemimpin Hamas

Internasional

Iran Bersumpah Bikin Israel Menyesal Usai Tewasnya Pemimpin Hamas

Tim detikJogja - detikJogja
Rabu, 31 Jul 2024 23:09 WIB
Iran’s Supreme Leader Ali Khamenei meets with Palestinian group Hamas’ top leader, Ismail Haniyeh, in Tehran, Iran, June 21, 2023. (West Asia News Agency via Reuters)
Pertemuan Khamenei dan Haniyeh pada Juni lalu. Foto: West Asia News Agency via Reuter.
Jogja -

Pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan rudal yang menghantam kediaman yang ditinggalinya selama berada di Teheran, ibu kota Iran. Iran mengutuk keras aksi pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh.

Dilansir detikNews, Rabu (31/7/2024) Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, bersumpah akan membuat Israel "menyesali" pembunuhan tersebut. Serangan terjadi usai sehari sebelumnya Haniyeh menghadiri pelantikan Pezeshkian sebagai Presiden baru Iran.

"Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya, serta membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka," kata Pezeshkian dalam sebuah postingan di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berduka atas kepergian Haniyeh yang disebutnya sebagai "pemimpin yang pemberani". Media Iran melaporkan bahwa Haniyeh tewas akibat serangan rudal pada Rabu (31/7).

"Haniyeh, yang datang ke Iran untuk menghadiri seremoni pelantikan presiden, sedang tinggal di salah satu kediaman khusus veteran perang di Teheran bagian utara, ketika dia menjadi martir oleh sebuah rudal yang diluncurkan dari udara," kata Kantor berita Iran, Fars News Agency, dalam laporannya.

ADVERTISEMENT

Kecaman Pemimpin Tertinggi Iran

Selain Presiden Iran, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, juga bersumpah akan memberikan "hukuman keras" bagi Israel setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran.

"Dengan tindakan ini, rezim Zionis kriminal dan teroris menyiapkan dasar untuk hukuman keras bagi dirinya sendiri, dan kami menganggapnya sebagai tugas kami untuk membalas dendam atas darahnya karena ia telah menjadi martir di wilayah Republik Islam Iran," kata Ayatollah dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA, dilansir AFP, Rabu (31/7/2024).

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran juga mengatakan pembunuhan itu "akan ditanggapi dengan respons yang keras dan menyakitkan."

"Iran dan front perlawanan akan menanggapi kejahatan ini," katanya dalam sebuah pernyataan, menggunakan istilah yang digunakan Teheran untuk merujuk pada kelompok-kelompok militan sekutu di seluruh Timur Tengah.

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran juga menggelar rapat untuk membahas pembunuhan Haniyeh. Rapat tersebut dihadiri pula oleh para komandan senior Garda Revolusi Iran.




(apl/apl)

Hide Ads