Keputusan PP Muhammadiyah menerima tawaran konsesi tambang dari pemerintah menuai kritik dari kadernya sendiri. Perwakilan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pun mempersilakan kadernya untuk mengirim kritik secara terbuka.
Sekretaris PWM DIY, Arif Jamali Muis, mengatakan hingga kini belum ada kritik atau penolakan dari anggota-anggotanya di tingkat PWM DIY. Pernyataan mundur sebagai kader pun belum ada yang ia terima.
"Kalau menyampaikan resmi nggak ada. Dari cabang, apa dari organisasi, yang ada ya hanya reaksi-reaksi di medsos-medsos itu saja," jelas Arif saat dihubungi wartawan, Selasa (30/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun terkait kekhawatiran para kader soal independensi Muhammadiyah usai menerima tawaran dari pemerintah ini, menurut Arif hal ini juga sudah dibahas dalam rapat konsolidasi beberapa waktu lalu.
"Semua sudah ada di keputusan di konsolidasi, indepedensi juga ada. Muhammadiyah tetap akan menyampaikan masukan yang konstruksi terhadap pemerintah. Muhammadiyah tidak akan berubah," ujarnya.
Terkait kritik yang terus muncul akan keputusan PP ini, Arif mempersilakan para kader untuk menyampaikan kritiknya secara terbuka. Hal ini juga sudah disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir.
Dirinya membuka bagi kader-kader Muhammadiyah yang berada di PWM DIY untuk menyampaikan kritiknya secara langsung.
"Ya kritik dipersilakanlah, kritik boleh dong masa kritik nggak boleh. Tapi koridornya konstruktif, tidak mencela, tidak menyerang pribadi yang tidak pas itu saja. Kritik saja soal tambangnya, cara pengelolaannya, gitu," papar Arif.
"Berkirim surat saja ke PP, kalau ada pimpinan cabang (mengkritik). Kirim email saja insyaallah kan dibaca kalau yang berkaitan dengan tambang-tambang itu," sambungnya.
Arif memastikan kritik dari para kader juga menjadi perhatian para pimpinan. Menurutnya, dengan banyaknya kritik dari kader Muhammadiyah juga dapat memperluas pandangan.
"Pak Haedar juga sudah menyampaikan itu, bahwa kritik setajam apa pun menjadi bagian energi. Tentu dalam penyampaiannya tidak mencela kan beda kritik sama mencela, dan itu jadi perhatian Muhammadiyah kok kritik-kritik itu," pungkasnya.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan