Blak-blakan Wakil Ketua PDM Jogja Tak Setuju Muhammadiyah Kelola Tambang

Blak-blakan Wakil Ketua PDM Jogja Tak Setuju Muhammadiyah Kelola Tambang

Adji G Rinepta - detikJogja
Senin, 29 Jul 2024 17:15 WIB
Aksi Forum Cik Di Tiro mendesak Muhammadiyah menolak konsesi tambang di UNISA Yogyakarta, Sabtu (27/7/2024).
Aksi Forum Cik Di Tiro mendesak Muhammadiyah menolak konsesi tambang di UNISA Yogyakarta, Sabtu (27/7/2024). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja
Jogja -

PP Muhammadiyah memutuskan menerima tawaran dari pemerintah untuk mengelola tambang. Wakil Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota Jogja, Akhid Widi Rahmanto, mengatakan banyak kader yang tidak setuju dengan sikap tersebut.

Bahkan dia sendiri mengaku menjadi salah satu yang tidak setuju Muhammadiyah ikut mengelola tambang.

"Saya ya jan-jane (sebenarnya) ya tidak setuju. Kok tiba-tiba seperti itu (menerima konsesi tambang)," ungkap Akhid saat dihubungi wartawan, Senin (29/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, banyak kader yang keberatan dengan sikap Muhammadiyah dan membicarakan melalui grup-grup di aplikasi perpesanan. Bahkan, ada pula yang hingga menggelar aksi demo di lokasi rapat konsolidasi Muhammadiyah di Jogja yang digelar akhir pekan kemarin.

"Kalau di bawah kebanyakan yang saya tahu ya tidak setuju, terutama di grup-grup, saya kira seperti itu," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Adapun penolakan dari para kader rata-rata didasari oleh persoalan lingkungan yang diakibatkan oleh tambang. Selain itu, mereka juga khawatir Muhammadiyah kehilangan sikap kritisnya akibat memperoleh tawaran itu.

"Yang biasanya sudah dikasih itu biasanya rada kuthuk (agak tunduk). Kalau kita melihat berita memang pengelolaan tambang rusak-rusakan, hutan Kalimantan rusak, hampir semuanya negatif," kata dia.

Meski demikian, lanjutnya, belum ada kader yang mengungkapkan kekecewaannya dengan keluar dari organisasi maupun mengembalikan Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah (KTAM).

"Setahu saya belum. (Hanya) Ada ambulans yang melu (ikut) demo saja. Nggak apa-apa. Kalau sampai terlalu ekstrim itu nggak perlu. Jadi monggo lah yang punya pendapat beda," ujar Akhid.

Dia berharap para pimpinan juga mau mendengar aspirasi dari kader. Menurutnya pihaknya sebenarnya sudah akan menyampaikan aspirasi, namun hingga kini belum diterima oleh para pimpinan Muhammadiyah.

"Mudah-mudahan yang di atas juga mendengarkan aspirasi dari bawah. Kok kemudian tiba-tiba (menerima) seperti itu ya," tutur Akhid.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads