35 Orang Tewas dalam Bentrok Antarsuku di Pakistan gegara Sengketa Lahan

Internasional

35 Orang Tewas dalam Bentrok Antarsuku di Pakistan gegara Sengketa Lahan

Lisye Sri Rahayu - detikJogja
Senin, 29 Jul 2024 09:25 WIB
Ilustrasi tindakan kriminal
Foto ilustrasi: Getty Images/South_agency
Jogja -

Pejabat setempat di Pakistan menyebut ada 35 orang tewas dalam perseteruan tanah antara suku-suku di Pakistan barat laut yang meluas menjadi bentrok sektarian selama berhari-hari. Bentrokan itu menggunakan senapan mesin dan mortir.

Dilansir detikNews yang mengutip dari AFP, Senin (29/7/2024), pejabat polisi setempat Murtaza Hussain mengatakan sejak Rabu lalu suku Sunni Muslim Madagi dan Syiah Mali Khel saling bertempur.

Pertempuran itu terjadi setelah seorang pria bersenjata melepas tembakan ke sebuah dewan yang sedang merundingkan sengketa lahan pertanian selama puluhan tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak ada yang terluka dalam serangan itu. Tapi, Hussain berujar, hal itu memicu kembali ketegangan agama yang sudah berlangsung lama antara klan yang hidup berdampingan di distrik Kurram di perbatasan dengan Afghanistan.

"Awalnya sengketa tanah, masalah ini kini meningkat menjadi kekerasan sektarian," kata Hussain kepada AFP, dikutip dari detikNews. Dia mengonfirmasi sejauh ini ada 35 korban jiwa akibat konflik tersebut.

ADVERTISEMENT

"Pemerintah dan para pemimpin setempat berupaya menghentikan pertempuran melalui jirga (dewan suku), tetapi belum berhasil," ujar Hussain.

Untuk diketahui, perselisihan antarkeluarga umum terjadi di Pakistan. Perseteruan itu dapat berlangsung lama dan penuh kekerasan di wilayah pegunungan barat laut Khyber Pakhtunkhwa, tempat masyarakat mematuhi tata tertib adat suku.

Salah seorang pejabat senior pemerintah dari distrik Kurram juga menyebut jumlah korban tewas sebanyak 35 orang dan 151 orang lainnya terluka.

"Konflik tersebut, yang kini memasuki hari kelima, telah meningkat menjadi pertikaian Syiah-Sunni. Semua upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut telah gagal," kata pejabat yang meminta tak disebutkan namanya itu.

Pakistan adalah negara dengan mayoritas Sunni, tempat kaum Syiah sering menghadapi diskriminasi dan kekerasan. Menurut pejabat pemerintah, suku Syiah paling menderita dalam konflik tersebut. Sebanyak 30 orang dari mereka yang tewas berasal dari suku minoritas itu.

Narasumber dari kepolisian mengungkapkan, dalam pertempuran yang difokuskan di sekitar kota Parachinar, yang telah diblokade oleh penegak hukum, kedua pihak menggunakan senjata otomatis dan mortar.

"Daerah tersebut masih menyaksikan bentrokan yang melibatkan penggunaan senjata kecil dan besar," kata pejabat senior distrik Kurram yang meminta tidak disebutkan namanya.

Kurram merupakan bagian dari bekas Daerah Suku yang Diatur Secara Federal, daerah semi-otonom yang digabungkan dengan provinsi Khyber Pakhtunkhwa pada 2018. Langkah tersebut membawa wilayah itu ke arus utama hukum dan administratif, meski aparat sering kesulitan menegakkan hukum di sana.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads