Fakta-fakta Maling Tukar PCX dengan Scoopy Lawas di Kulon Progo

Round-Up

Fakta-fakta Maling Tukar PCX dengan Scoopy Lawas di Kulon Progo

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 19 Jul 2024 07:30 WIB
Kondisi motor Honda Scoopy yang ditinggalakan pelaku pencurian berkedok aparat di Pengasih, Kulon Progo, Rabu (17/7).
Kondisi motor Honda Scoopy yang ditinggalkan pelaku pencurian di Pengasih, Kulon Progo, Rabu (17/7). Foto: Dok. Polres Kulon Progo
Jogja -

Pelajar di Kulon Progo inisial M (15) menjadi korban penipuan oleh seorang pria misterius. Dalam aksinya, pria itu mengaku sebagai aparat lalu menukar motor Honda PCX korban dengan motor Honda Scoopy lawas milik pelaku.

Berikut sejumlah fakta peristiwa tersebut.

Korban Didatangi Pelaku Mengaku Petugas

Peristiwa ini terjadi di sekitar Jalan Taman Binangun, Pengasih, Kulon Progo, pada Selasa (16/7). Kasi Humas Polres Kulon Progo, AKP Triatmi Noviartuti mengatakan peristiwa bermula saat M bersama temannya sedang nongkrong di sekitar Taman Binangun sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka ke lokasi dengan mengendarai sepeda motor Honda PCX warna biru doff tahun 2022 milik M.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama, mereka didatangi seorang pria yang mengendarai motor Honda Scoopy warna merah bernomor polisi E 3775 KSK. Pria itu kemudian mengaku sebagai aparat yang sedang menindaklanjuti laporan masyarakat terkait aksi pelajar yang bermain petasan di sekitar lokasi tersebut.

"Sesuai keterangan korban saat diminta keterangan, (pelaku) bilangnya petugas. Tapi petugas apa nggak jelas," ucap Novi saat dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (17/7/2024).

ADVERTISEMENT

"Pelaku ini mendatangi korban dan menanyakan sudah berapa lama di situ, karena katanya ada aduan dari warga yang bahwa di situ (Taman Binangun) ada pelajar yang sedang bermain petasan atau membunyikan petasan," imbuhnya.

Pelaku Ajak Korban Berkeliling

Dengan dalih tersebut, pelaku lantas mengajak M pergi meninggalkan lokasi. Rupanya M diajak berkeliling dan diturunkan di sekitar Taman Budaya Kulon Progo.

"Pas di situ pelaku bilang ke korban, kamu di sini dulu, saya mau klarifikasi dulu dengan warga yang laporan," terang Novi.

Pelaku Bawa Kabur Motor Korban

Pelaku kemudian kembali ke Taman Binangun untuk menemui teman M. Sampai di situ, pelaku meminta telepon genggam dan kunci motor Honda PCX yang dibawa teman M.

"Oleh pelaku barang-barang itu ditukar kunci beserta sepeda motor Honda yang dibawa pelaku. Selanjutnya pelaku pergi meninggalkan lokasi dengan membawa motor PCX milik korban," ujar Novi.

"Selang beberapa saat korban (M) datang ke lokasi diantar seseorang, lalu menanyakan soal sepeda motor dan HP kepada temannya. Mereka akhirnya baru sadar sudah jadi korban penipuan melaporkan hal ini ke Polsek Pengasih," imbuhnya.

Korban Lapor Polisi

Atas peristiwa tersebut, M sudah melapor ke polisi dan kini masih dalam penyelidikan.

"Masih proses lidik. Untuk sepeda motor pelaku sudah diamankan sebagai barang bukti dan akan diidentifikasi lebih lanjut," ucap Novi.

Polisi Turun Tangan

Polisi masih mendalami kasus ini. Hasil penyelidikan, pelat nomor polisi (nopol) kendaraan pelaku diduga palsu.

Novi mengatakan kepolisian sudah coba melacak pelaku lewat pelat nomor kendaraan dari sepeda motor Honda Scoopy warna merah bernomor polisi E 3775 KSK. Adapun hasil pengecekan nopol Honda Scoopy itu menemui jalan buntu. Sampai saat ini, polisi belum berhasil memperoleh data mengenai nopol tersebut dan muncul dugaan bahwa nopol itu palsu.

"Sudah (melacak) nomor polisi Scoopy plat E itu, tapi tidak muncul di data atau tidak teridentifikasi. Sehingga ada dugaan itu merupakan nopol palsu," ujar Novi saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (18/7).

Novi mengatakan kendala yang ditemui dalam upaya mengungkap kasus ini adalah terbatasnya informasi terkait ciri-ciri pelaku. Korban dan saksi saat dimintai keterangan kepada polisi mengaku tidak bisa mendeskripsikan secara detail fisik pelaku.

"Korban saat dimintai keterangan tidak bisa menggambarkan ciri fisik pelaku," ucapnya.

Kendati begitu, proses pengusutan masih terus berlanjut. Novi pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

"Kepada masyarakat harus lebih waspada," jelasnya.




(rih/rih)

Hide Ads