44 Warga Diduga Mabuk Kecubung di Banjarmasin, 2 Orang Tewas

Regional

44 Warga Diduga Mabuk Kecubung di Banjarmasin, 2 Orang Tewas

Muhammad Budi Kurniawan - detikJogja
Jumat, 12 Jul 2024 14:58 WIB
Ilustrasi dirawat di rumah sakit
Ilustrasi perawatan rumah sakit. Foto: Getty Images/Pornpak Khunatorn
Jogja -

Sebanyak 44 warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, diduga mabuk kecubung. Dua orang di antaranya meninggal dunia.

Dilansir detikSulsel, Jumat (12/7/2024), puluhan warga yang diduga mabuk kecubung itu dirawat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Banjarmasin.

"Update per hari ini (Kamis) itu sekitar 44 pasien, kemudian terdata sementara wanita ada 3 orang dan sampai detik ini ada dua yang meninggal, mudah-mudahan tidak terdampak lagi," kata Kasi Humas dan Informasi RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto kepada detikcom, Kamis (11/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pasien tersebut mulai masuk ke rumah sakit pada Jumat (5/7). Sembilan pasien menjalani rawat jalan dan lainnya rawat inap.

"44 pasien itu kisaran umur dari 20 sampai 55 tahun," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Para pasien yang dirawat semuanya mengalami halusinasi hebat. Dokter yang menangani kemudian memberikan obat penenang.

"Makanya karena tingkat dosis masing-masing berbeda jadi ada yang tidak sadarkan diri, ada yang meninggal, ada yang masih sadar tapi meracau (berbicara sendiri), jadi dari dokter memberikan obat penenang," jelasnya.

Budi mengaku pihaknya masih fokus menangani para pasien tersebut. Sejauh ini para pasien belum bisa dimintai keterangan karena kondisinya belum stabil.

"Kalau autopsi itu ranah polisi ya, tapi sebagian masih belum bisa ditanya-tanya karena masih belum sadar, karena butuh tiga hari untuk pemulihan fisik, sementara kejiwaan butuh dua minggu. Jadi itu dari polisi ya, supaya kita sama-sama tau dari mana mereka mendapatkan kecubung itu," jelasnya.

Sementara saat disinggung terkait adanya dugaan pencampuran kecubung dengan zat lain, pihak rumah sakit menduga beberapa pasien mencampur kecubung dengan obat-obatan hingga minuman keras.

"Informasi dari dokter, memang ada unsur kimia, tapi untuk lebih lanjut pihak berwenang," imbuhnya.




(rih/dil)

Hide Ads