Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyebut program Presiden terpilih Prabowo Subianto yakni makan bergizi gratis dapat menggerakkan ekonomi rakyat. Dia bilang, dengan anggaran yang besar, petani maupun peternak bisa dilibatkan.
"Tapi program, ini program makan bergizi oleh Presiden terpilih itu luar biasa, itu tidak berdiri tunggal. Semua komponen makan bergizi itu ada ikan, beras, sayur, ada daging, ada ayam, telur," kata Amran saat kunjungan kerja di Kapanewon Turi, Sleman, Sabtu (29/6/2024).
Menurutnya, segala yang dibutuhkan dalam program makan bergizi dihasilkan oleh masyarakat. Apalagi dalam program ini dimungkinkan memakan anggaran cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini nanti ekonomi rakyat bergerak karena itu dihasilkan di desa itu. Katakanlah anggarannya sekian triliun itu bergerak di Indonesia nantinya," ujarnya.
Oleh karena itu, dalam program tersebut pemerintah akan melibatkan masyarakat untuk produksi bahan baku makan bergizi gratis.
"Kenapa? Semua ini kan produk ini kan di hilir, nah yang di hulunya diproduksi oleh petani-petani di sekitar kita, sehingga dana itu bergerak di desa dan menggerakkan ekonomi rakyat," pungkasnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat kunjungan kerja di Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, Sabtu (29/6/2024) (Jauh Hari Wawan S/detikJogja)
Untuk diketahui, Presiden terpilih Prabowo Subianto mengoreksi nama program Makan Siang Gratis menjadi Makan Bergizi Gratis. Ia pun mengungkapkan alasannya.
"Saya ingin sedikit koreksi ya. Setelah kita pelajari, ternyata istilah tepat itu adalah makan bergizi gratis untuk anak-anak. Itu lengkapnya ya," jelas Prabowo dikutip detikcom dari YouTube tvOneNews, Kamis (23/5).
"Karena kalau anak sekolah dasar umpamanya masuk pagi, dia kalau nunggu makan siang kan terlalu lama. Jadi harus makan pagi. Ya kan?" lanjutnya.
Sementara itu, menurut Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman, tim internal Prabowo Subianto mengkaji pengubahan penamaan program Makan Siang Gratis. Sebab menurut Habiburokhman, nama program tersebut diubah agar waktunya bisa lebih fleksibel.
"Memang terus dikaji soal penamaan program. Saya termasuk yang mengusulkan perubahan istilah tersebut," ucap Habiburokhman, saat dihubungi detikcom, Jumat (24/5).
Lebih lanjut dijelaskan Habiburokhman, di berbagai wilayah, siswa sekolah TK dan SD bisa saja pulang sekolah sebelum waktu jam makan siang. Oleh karenanya jika siswa TK dan SD yang masuk pagi harus menunggu hingga waktu jam makan siang dan itu terlalu lama.
"Dengan demikian waktunya bisa lebih flexibel, tidak harus jam makan siang, yaitu 12-13, bisa lebih pagi juga," ucap Habiburokhman.
"Di berbagai wilayah untuk anak TK dan SD kelas 1-2 sudah pulang sebelum jam 11.30. Begitu juga kalau masuk Ramadhan, mungkin makanannya bisa dibawa pulang untuk berbuka puasa," jelasnya.
Alasan tersebut membuat penyebutan nama program akhirnya diubah menjadi 'Makan Bergizi Gratis'.
"Yang nggak bisa diubah adalah keharusan makanan tersebut 'bergizi'. Makanya sangat pas kalau istilah yang dipakai adalah 'makan bergizi'," pungkas Habiburokhman.
(rih/rih)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong