Jalur Trabas Liar Motor Trail di Lereng Merapi Ditutup

Jalur Trabas Liar Motor Trail di Lereng Merapi Ditutup

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Rabu, 26 Jun 2024 13:00 WIB
Jalur trabas liar motor trail di Lereng Gunung Merapi akhirnya ditutup, Selasa (25/6/2024).
Jalur trabas liar motor trail di Lereng Gunung Merapi, Sleman, akhirnya ditutup, Selasa (25/6/2024). Foto: dok. Pemda DIY
Sleman -

Jalur trabas liar motor trail di kawasan lereng Gunung Merapi sebelah barat Bunker Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, akhirnya ditutup. Langkah itu sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Jalur tersebut oleh Pemda DIY, Pemkab Sleman, Kalurahan Kepuharjo dan Umbulharjo kemudian dipasangi portal dan papan peringatan. Lurah Kepuharjo, Heri Suprapto menyatakan ada satu jalur yang ditutup pada Selasa (26/6). Lokasinya berada di perbatasan dengan Kalurahan Umbulharjo dan merupakan Tanah Kas Desa (TKD).

"Satu jalur. Kami khawatir sana kan kan banyak trabasan, maka kami punya inisiatif untuk menutup itu, sisi barat Bunker Kaliadem, perbatasan sama Umbulharjo," kata Heri saat dihubungi wartawan, Rabu (26/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heri menjelaskan area yang digunakan untuk trek liar trabasan merupakan lahan pertanian dari Kalurahan. Lahan itu biasanya dipakai warga untuk mencari pakan ternak.

"Lahannya itu untuk warga cari rumput, untuk mendukung peternakan di Kepuharjo, di sana dimanfaatkan ditanami rumput oleh masyarakat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Selama ini, lanjut Heri, papan imbauan dan larangan sudah dipasang. Akan tetapi, masih banyak motor trail yang nekat melintas di jalur tersebut.

"Sebenarnya kalau trail itu dampaknya merusak tanah kalau buat lewat. Trek liar karena di sana ketika weekend banyak dari mana-mana, itu sudah sejak lama dipakai untuk lewat trabasan," bebernya.

Hal senada disampaikan Staf Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman, Sigit. Sigit mengatakan pemasangan portal dan papan nama Kalurahan tersebut dilakukan sebagai antisipasi terkait kerusakan lingkungan.

"Portal ini untuk mengurangi dampak dari potensi kerusakan lingkungan karena ini adalah lahan pertanian yang dipakai untuk masyarakat," kata Sigit.

Hal ini, lanjut Sigit, juga untuk menjaga kawasan lindung bagi fauna endemik Gunung Merapi yang ada.

"Terkait kerusakan lingkungan itu, selain ini akan tambah terbuka ada hewan endemik di sini ada kera sering turun juga akan terganggu," ucapnya.




(ams/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads