Sebelum mengerjakan sholat Idul Adha, umat Islam diajarkan untuk menunda makan terlebih dahulu. Lantas, apakah ketentuan ini bersifat wajib? Berikut ini penjelasan lengkap seputar hukum puasa sebelum sholat Idul Adha.
Dikutip dari laman Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, anjuran untuk tidak makan sebelum sholat Idul Adha tertera dalam hadits dari ayah Abdullah bin Buraidah:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berangkat sholat Ied pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari sholat Ied baru beliau menyantap hasil kurbannya." (HR Ahmad no 352. Oleh Syaikh Syu'aib al-Arnauth, hadits ini dihukumi hasan)
Lebih lanjut, dikutip dari situs Kementerian Agama, sidang isbat yang digelar pada 7 Juni 2024 lalu telah menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada 8 Juni 2024. Berdasarkan ketetapan tersebut, diketahui bahwasanya sholat Idul Adha akan digelar pada Senin, 17 Juni 2024 yang bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1445 Hijriah.
Lalu, apa hukum puasa sebelum sholat Idul Adha? Mari simak uraian komplitnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini.
Hukum Tidak Makan Sebelum Sholat Idul Adha
Mengenai hukumnya, Ibnu Qudamah berkata,
قال أحمد: والأضحى لا يأكل فيه حتى يرجع إذا كان له ذبح، لأن النبي صلى الله عليه وسلم أكل من ذبيحته، وإذا لم يكن له ذبح لم يبال أن يأكل. اهـ.
Artinya: "Imam Ahmad berkata: "Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan kurban. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam makan dari hasil sembelihan kurbannya. Jika seseorang tidak memiliki kurban (tidak berkurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum sholat Ied."
Selain Ibnu Qudamah, Ibnu Hazm berkata,
وإن أكل يوم الأضحى قبل غدوه إلى المصلى فلا بأس، وإن لم يأكل حتى يأكل من أضحيته فحسن، ولا يحل صيامهما أصلا
Artinya: "Jika seseorang makan pada hari Idul Adha sebelum berangkat sholat Ied di tanah lapang (mushalla), maka tidak mengapa. Jika ia tidak makan sampai ia makan dari hasil sembelihan kurbannya, maka itu lebih baik. Tidak boleh berpuasa pada hari Ied (Idul Fitri dan Idul Adha) sama sekali."
Dirangkum dari laman Kementerian Agama Bali, ulama Mazhab Syafi'iyah berbeda pendapat dengan Mazhab Hanafiyah dan Hanabilah. Menurut ulama Syafi'iyah, seseorang dianjurkan untuk tidak makan sebelum sholat Idul Adha, baik ia mau berkurban atau tidak.
Sementara itu, ulama-ulama Hanafiyah dan Hanabilah menyatakan anjuran ini berkaitan dengan kurban, bukan sholat Idul Adha. Alhasil, menurut mereka, seseorang yang tidak niat berkurban, tidak terkena anjuran ini.
Dari perbedaan pendapat ini, dapat disimpulkan bahwasanya anjuran tidak makan sebelum sholat Idul Adha hukumnya sunnah saja. Kendati demikian, seorang muslim tetap disarankan melakukan yang demikian sebagaimana Rasulullah SAW dahulu kerjakan. Wallahu a'lam.
Hikmah Tidak Makan Sebelum Sholat Idul Adha
Ditilik dari situs resmi Pesantren Tebuireng, Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu' Syarah al-Muhadzdzab mengutip pendapat al-Mawardi dan Abu al-Khair Yahya Ibnu Salim mengenai hikmah tidak makan sebelum sholat Idul Adha. Berikut ini kutipannya:
قال صاحب الحاوي والبيان وإنما فرق بينهما لأن السنة أن يتصدق في عيد الفطر قبل الصلاة فاستحب له الاكل ليشارك المساكين في ذلك والصدقة في عيد النحر إنما هي بعد الصلاة من الأضحية فاستحب موافقتهم قال ولأن ما قبل يوم الفطر يحرم الاكل فندب الاكل فيه قبل الصلاة ليتميز عن ما قبله وفي الاضحى لا يحرم الاكل قبله فأخر ليميزا
Artinya: "Penulis kitab al-Hawi (al-Mawardi) dan al-Bayan (Abu al-Khair) berkata, perbedaan antara keduanya (Idul Fitri dan Idul Adha) ialah karena kesunnahan bersedekah pada hari Idul Fitri sebelum sholat, sebab itu, disunnahkan makan sebelum sholat supaya bersamaan dengan orang-orang miskin. Sementara sedekah pada hari raya kurban, disunnahkan setelah sholat, yaitu penyembelihan kurban, karenanya disunnahkan (makan setelahnya) bersamaan dengan mereka (orang miskin)."
Hikmah lainnya dijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni,
وَلِأَنَّ يَوْمَ الْفِطْرِ يَوْمٌ حَرُمَ فِيهِ الصِّيَامُ عَقِيبَ وُجُوبِهِ ، فَاسْتُحِبَّ تَعْجِيلُ الْفِطْرِ لِإِظْهَارِ الْمُبَادَرَةِ إلَى طَاعَةِ اللَّهِ تَعَالَى ، وَامْتِثَالِ أَمْرِهِ فِي الْفِطْرِ عَلَى خِلَافِ الْعَادَةِ ، وَالْأَضْحَى بِخِلَافِهِ .وَلِأَنَّ فِي الْأَضْحَى شُرِعَ الْأُضْحِيَّةُ وَالْأَكْلُ مِنْهَا ، فَاسْتُحِبَّ أَنْ يَكُونَ فِطْرُهُ عَلَى شَيْءٍ مِنْهَا
Artinya: "Idul Fitri adalah hari diharamkannya berpuasa setelah sebulan penuh diwajibkan. Sehingga dianjurkan untuk bersegera berbuka agar semangat melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan perintah makan pada Idul Fitri (sebelum shalat Ied) adalah untuk membedakan kebiasaannya berpuasa. Sedangkan untuk hari raya Idul Adha berbeda. Karena pada hari Idul Adha disyariatkan memakan dari hasil kurban. Jadinya, kita dianjurkan tidak makan sebelum shalat Ied dan nantinya menyantap hasil sembelihan tersebut."
Berdasar paparan dalam buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik oleh Muhammad Abduh Tuasikal, hikmah disunnahkan makan sebelum sholat Idul Fitri adalah agar hari tersebut tidak disangka sebagai hari berpuasa.
Di sisi lain, anjuran untuk tidak makan sebelum sholat Idul Adha adalah agar daging kurban dapat segera disembelih dan dinikmati selepas sholat Ied. Wallahu a'lam,
Larangan Puasa pada Hari Raya Idul Adha
Umat Islam dilarang untuk puasa pada dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Idul Adha. Umar bin Khaththab pernah berkata,
هَذَانِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ عَنْ صِيَامِهِمَا يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ ، وَالْيَوْمُ الْآخَرُ تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ
Artinya: "Dua hari ini adalah hari yang Rasulullah SAW larang untuk berpuasa di dalamnya, yaitu Idul Fitri, hari di mana kalian berbuka dari puasa kalian. Begitu pula beliau melarang berpuasa pada hari lainnya, yaitu Idul Adha di mana kalian memakan hasil sesembelihan kalian." (HR Bukhari no 1990 dan Muslim no 1137).
Dari Abu Sa'id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ
Artinya: "Rasulullah SAW melarang berpuasa pada dua hari, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Muslim no 1138)
Adanya larangan ini mempertegas bahwasanya anjuran tidak makan sebelum sholat Idul Adha bukan berarti umat Islam disuruh berpuasa dengan didahului sahur atau niat berpuasa. Cukup menahan makan sementara waktu sampai selesai sholat Idul Adha. Wallahu a'lam bish-shawab.
Demikian penjelasan lengkap seputar hukum tidak makan sebelum sholat Idul Adha. Semoga mencerahkan, ya!
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka