Spesies Baru Ular Berbisa Ditemukan di China, Makin Agresif Saat Terancam

Internasional

Spesies Baru Ular Berbisa Ditemukan di China, Makin Agresif Saat Terancam

Fino Yurio Kristo - detikJogja
Jumat, 14 Jun 2024 13:38 WIB
Jika Python ular tidak berbisa terpanjang, maka raja kobra (Ophiophagus hannah) adalah ular berbisa terpanjang di dunia. Pada tahun 1937, king kobra sepanjang 5,54 meter ditemukan di negara bagian Negeri Sembilan di Malaysia. Raja kobra ditemukan di Asia selatan dan tenggara di berbagai habitat termasuk hutan, rawa bakau dan beberapa lahan pertanian dengan sisa-sisa hutan.
Ilustrasi ular berbisa (Foto: Jefta Images/Getty Images)
Jogja -

Para ilmuwan di China menemukan spesies baru ular berbisa yang ganas dan agresif. Ular bernama Ovophis jenkinsi itu ditemukan di provinsi Yunnan, wilayah terpencil di Kabupaten Yingjiang.

Dilansir detikInet, Jumat (14/6/2024), Ovophis jenkinsi itu merupakan jenis mountain pit viper. Namanya diambil dari ahli herpetologi terkenal Robert Jenkins.

Ciri khas ular ini ada di warnanya yang khas, dari abu-abu kecokelatan tua hingga cokelat oranye tua. Ada bercak trapesium di sepanjang punggung ular berbisa ini. Ciri fisik inilah yang membedakannya dengan ular pit viper lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Mula Penemuan Ular

Ular berbisa ini awalnya ditemukan dengan kerja lapangan dan teknologi canggih. Para ilmuwan menggunakan foto udara beresolusi tinggi dan model AI untuk memetakan habitat dan kesehatan pepohonan di seluruh wilayah.

Hal ini secara tak langsung mengarah ke identifikasi spesies ular baru. Metode ini pun mencakup wilayah luas dengan tingkat akurasi tinggi.

ADVERTISEMENT

Ciri khas lain dari ular Ovophis jenkinsi ini ada pada perilakunya. Saat terancam, ular ini justru bertindak agresif, berbeda dengan ular lainnya yang justru suka melarikan diri.

"Biasanya bergerak lambat namun mereka menunjukkan agresi besar ketika diganggu. Saat terancam, ular ini menggembungkan tubuhnya agar terlihat lebih besar dan menyerang dengan cepat," tulis para peneliti yang dikutip detikINET dari Newsweek.

Sifat agresif, dan gigitannya yang berbisa, menunjukkan adaptasi evolusioner ular berbisa bertahan di kawasan pegunungan Yunnan. Penemuan Ovophis jenkinsi juga menyoroti pentingnya upaya konservasi di sana. Sebab, Yunnan terkenal dengan keanekaragaman hayatinya, tapi menghadapi tantangan ekologi akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim.

"Kami akan mengumpulkan lebih banyak informasi tentang O. jenkinsi di masa depan, termasuk penampilan, distribusi, dan kebiasaannya, untuk meningkatkan pemahaman kami tentang spesies ini," tulis para peneliti.

Dalam kesimpulannya, para ilmuwan mengatakan penemuan Ovophis jenkinsi merupakan bukti kekayaan keanekaragaman hayati di Yunnan. Mereka juga menekankan perlunya penelitian berkelanjutan dan upaya konservasi untuk melindungi spesies unik di kawasan tersebut.




(ams/apl)

Hide Ads